Dari pinggiran Philadelphia hingga petinju pujaan hati
Belajar dari perjuangan Rocky di filmnya cukuplah menginspirasi. Cerita berawal dari film “Rocky” pada tahun 1976. Rocky Balboa lahir pada 6 Juli 1945 di Philadelphia, Pennysylvania.
Baca selenkapnyaDari pinggiran Philadelphia hingga petinju pujaan hati
Oleh: Farika Nur KhotimahBelajar dari perjuangan Rocky di filmnya cukuplah menginspirasi. Cerita berawal dari film “Rocky” pada tahun 1976. Rocky Balboa lahir pada 6 Juli 1945 di Philadelphia, Pennysylvania. Ia lahir sebagai satu-satunya anak dalam keluarga Katolik Roma-Amerika. Rocky hidup di pemukiman kumuh Pennysylvania. Karirnya sebagai petinju dimulai ketika ia bertanding dengan Spider Rico di ring tinju lokal bernama Cambria Fight Club. Di ronde kedua, Rico memukul Rocky dengan hebat, sehingga meninggalkan luka di dahinya. Tak tinggal diam, Rocky kemudian membalas dengan rentetan pukulan yang cukup keras, menyebabkan Rico jatuh dan kalah.
Dalam filmnya, ia juga diceritakan bekerja sebagai penagih hutang untuk rentiner lokal di Pennysylvania. Rocky adalah orang yang cukup mahir memukul orang dengan bakat tinjunya, namun hal ini tidak ia gunakan untuk memukul orang di luar ring. Ini tampak ketika bos rentinernya, Tony Gazzo menyuruhnya memukul penghutang karena telat membayar, namun Rocky enggan melakukannya. Meskipun mendapatkan uang tak seberapa dari laga tinju amatir, tetapi dia tidak pernah tergoda dengan tawaran sebagai tukang pukul mafia, dia selalu berusaha hidup jujur.
Petinju amatir yang mempunyai nama lengkap Robert Rocky Balboa ini begitu menekuni bakatnya sebagai petinju. Orang-orang di gym tempat latihan Rocky pun juga mengakuinya bahwa ia berpotensi sebagai petinju terkenal. Akhirnya ia mempunyai kesempatan untuk bertanding melawan juara dunia, Apollo Creed. Creed memutuskan untuk bertanding dengan Rocky karena pada saat itu lawannya mengalami patah tangan saat berlatih. Rocky yang berjuluk “The Italian Stallion” ini pun menarik perhatian Creed untuk menjadi lawannya.
Pada 1 Januari 1976, di Philadelphia Spectrum, Rocky bertanding dengan Creed. Di ronde pertama, Rocky menjatuhkan Creed, pertama kali dia dijatuhkan dalam karirnya dan Creed merespon dengan mematahkan hidung Rocky, pertama kali di rondenya, Creed segera menyadari bahwa, meskipun Rocky tidak memiliki keterampilan sehebat dia, ia memiliki kekuatan yang melumpuhkan, seperti palu godam dan bertekad untuk terus berjuang. Pertandingan menjadi pertarungan yang panjang dan melelahkan bagi kedua kompetitor.
Hingga ronde ke-14, pertandingan semakin sengit. Rocky hampir tersingkir tetapi berhasil bangkit kembali dan memberikan beberapa pukulan keras ke tubuh, mematahkan tulang rusuk Creed tepat sebelum bel berbunyi. Ronde ke-15 menjadi sia-sia dan Rocky berhasil memukul Creed sampai bel berbunyi sekali lagi. Ini adalah pertama kalinya lawan bertahan selama 15 ronde penuh melawannya dan sebagai hasilnya, itu berakhir dengan keputusan split. Creed memenangkan pertarungan dan mempertahankan gelarnya walaupun keduanya babak belur.
Meskipun Rocky kalah di pertandingan ini, namun penonton sangat kagum dengan Rocky, karena usahanya yang tidak main-main ketika melawan Apollo Creed. Setelah pertandingan usai, Creed menantang Rocky untuk bertanding ulang, namun Rocky menolaknya karena retinanya terluka dan ingin pensiun dini. Seiring berjalannya waktu, Rocky terkena masalah keuangan yang akhirnya memaksanya untuk menerima tawaran Apollo Creed.
Rocky tambah semangat ketika anak pertamanya lahir dan istrinya sangat mendukungnya. Pertarungan dimulai dan Apollo terlihat mendominasi, hal ini terjadi karena gaya bertarung Rocky yang berbeda dimana Rocky tidak menggunakan gaya southpaw demi melindungi matanya. Pada ronde 15, Apollo yang tidak ingin hasil pertandingan kali ini berakhir sama seperti sebelumnya memilih untuk menjadi agresif meskipun sudah dilarang oleh pelatihnya.
Rocky yang kembali menggunakan gaya southpaw di ronde terakhir ini mampu menang secara TKO sesudah saling bertukar tinju dengan sangat hebat. Di sinilah jawara dunia baru lahir, ia bernama Rocky Balboa.
Dari Ivan Drago hingga Creed, semesta Rocky Balboa
Cerita Rocky terus berlanjut ke sekuel-sekuel berikutnya. Setelah pertandingan dengan Apollo Creed usai, Rocky dan Apollo Creed menjalin hubungan yang baik untuk saling melatih.
Baca selenkapnyaDari Ivan Drago hingga Creed, semesta Rocky Balboa
Oleh: Farika Nur KhotimahCerita Rocky terus berlanjut ke sekuel-sekuel berikutnya. Setelah pertandingan dengan Apollo Creed usai, Rocky dan Apollo Creed menjalin hubungan yang baik untuk saling melatih. Pada sekuel keempat film Rocky, Apollo setuju untuk mengadakan pertandingan eksibisi melawan Juara Amatir Dunia Soviet dan peraih medali emas Olimpiade yang menjadi petarung profesional, Ivan Drago di Las Vegas, dengan Rocky Balboa di sudutnya.
Karena sudah melewati masa kejayaannya, Apollo tidak menganggap serius lawannya. Di ronde pertama ia menerima pukulan yang cukup hebat oleh Drago. Meskipun Rocky memerintahkan untuk menghentikan pertandingan, Drago terus memukuli Apollo dengan brutal. Alhasil Apollo jatuh tak berdaya dan meninggal di atas ring.
Merasa bertanggung jawab dan diliputi rasa bersalah atas kematian Apollo, Rocky memutuskan untuk melawan Drago sendiri. Rocky pergi ke pegunungan Rusia yang dingin dan mejalani latihan yang sangat ketat demi untuk mengalahkan Drago. Walaupun Rocky tidak didukung oleh istrinya dan mengatakan bahwa ia tidak akan bisa menang melawan pria keji seperti Drago, tak sedikit pun menggoyahkan keputusan Rocky.
Pertandingan berlangsung ketika malam natal tiba. Selama pertarungan, Drago unggul di awal laga, tetapi di ronde kedua, Rocky membalas serangan Drago dengan hantaman kuat di matanya. Pertandingan berlangsung dalam pertempuran berdarah bolak-balik, dengan penonton Soviet, yang awalnya mendukung Drago, mulai bersorak untuk mendukung Rocky, sementara pelatih Drago menjadi semakin kesal karena ketidakmampuannya untuk menyelesaikan Rocky. Pada akhirnya, stamina dan tekad kuat Rocky untuk menang bertahan dan mengalahkan Drago yang sangat diunggulkan di ronde kelima belas. Usai pertandingan, Rocky memberikan pidato 'terima kasih' yang penuh semangat kepada penonton sambil menerima tepuk tangan yang meriah baik dari penonton maupun politisi yang hadir.
Pada film Creed di tahun 2015, putra Apollo, Donnie Creed mengunjungi Rocky di restoran milik Rocky. Setelah Creed tumbuh dewasa, ia bekerja di perusahaan sekuritas di Smith Boardley, tetapi akhirnya mengundurkan diri untuk mengikuti jejak ayahnya dan menjadi petinju yang melegenda dengan caranya sendiri. Ia pindah ke Philadelphia dan meminta Rocky untuk melatihnya. Setelah Rocky mempertimbangkan tawaran ini, akhirnya ia menerimanya.
Pertandingan pertama Creed jatuh melawan putra teman Rocky, Leo. Creed menang di pertarungan ini karena usaha latihannya yang begitu hebat dari Rocky. Media pun turut meliput kemenangan ini. Setelah pertandingan Creed, Rocky didiagnosis sebuah penyakit yang mengharuskannya melakukan kemoterapi.
Saat Creed melanjutkan pelatihan, efek pengobatan mulai melemahkan Rocky, dan karena itu, putra Apollo bertindak sebagai pengasuh Rocky sambil membantunya bangun dan pergi ke kamar kecil, dan menggunakan fasilitas medis.
Tiga tahun sejak diagnosisnya, Rocky telah kembali sehat dari kankernya dan melatih Creed ke kejuaraan kelas berat dunia WBC. Di samping itu, Creed ingin membalas dendam kepada Drago atas kematian ayahnya, Apollo Creed. Ia memutuskan untuk melawan putra Drago, yang bernama Victor dan pergi ke Rocky untuk meminta persetujuannya. Namun Rocky menolak untuk melatihnya karena merasa bersalah dan takut kejadian masa lalu terulang seperti pertandingan Apollo.
Creed kalah melawan Victor saat pertandingannya di Los Angeles. Namun, pertandingan ulang dengan Victor diadakan. Creed pun menjalani pelatihan yang ketat dan brutal dengan Rocky, berfokus pada pertempuran dari dalam dan melatih tubuhnya untuk berulang kali mendapat pukulan berat yang dia tahu akan dia terima dari Victor di atas ring. Rocky menemani Creed saat mereka mengadakan pertandingan ulang mereka dengan Victor di Moskow. Creed menahan pukulan Victor dan memenangkan pertandingan setelah Drago menyerah. Rocky merasa sangat puas karena telah melatih Creed dengan baik.
Rocky kemudian melakukan perjalanan ke Vancouver di mana dia bertemu kembali dengan anaknya, Robert dan bertemu cucuny, Logan untuk pertama kalinya. Rocky kini berusia 73 tahun.
Sylvester Stallone, dari “Rocky” sampai "Rambo"
Jalan panjang menuju sukses, sepertinya akan cocok ketika kita membaca kisah Sylvester Stallone. Seperti rata-rata aktor Hollywood lainnya yang sukses meraih ketenaran, jalan terjal dan berliku telah dilalui selama perjananan karirnya.
Baca ArtikelSylvester Stallone, dari “Rocky” sampai "Rambo"
Oleh: Farika Nur KhotimahJalan panjang menuju sukses, sepertinya akan cocok ketika kita membaca kisah Sylvester Stallone. Seperti rata-rata aktor Hollywood lainnya yang sukses meraih ketenaran, jalan terjal dan berliku telah dilalui selama perjananan karirnya.
Ia termasuk salah satu legenda besar yang sukses dalam film aksi laga, peran-perannya antara lain dalam serial “Rocky” dan “Rambo” yang sukses menjadi film-film dan masuk dalam daftar Film Box Office di dunia perfilman internasional serta banyak film lainnya yang ia bintangi.
Aktor bernama lengkap Sylvester Enzio Stallone ini lahir pada 6 Juli 1946 di New York city, Amerika Serikat. Lahir dengan menderita kelainan saraf di bagian mukanya, sisi kanan wajahnya menjadi tidak normal dan juga mengakibatkan ia gagap, hal ini mengharuskan ia belajar di sekolah berkebutuhan khusus.
Mimpinya untuk menjadi aktor pun harus melewati masa-masa sulit, karena kondisinya yang gagap dan memiliki kelainan wajah. Seiring berjalannya waktu, ia juga memiliki masalah keuangan, bahkan ia sempat menjual anjing peliharaannya untuk mendapatkan uang.
Kegagalan demi kegagalan terus ia temui. Bahkan ia pernah membintangi film semi-porno dengan bayaran yang tidak seperapa. Usahanya dalam menjadi aktor tidak berhenti begitu saja, ia terinspirasi oleh Mohammad Ali dan Chuck Webner, seorang petinju yang sedang diperbincangkan oleh orang-orang pada saat itu.
Pada malam itu juga Stallone yang sedang dibelenggu kemiskinan mencoba menulis naskah film dari inspirasinya itu dan berharap naskah itu akan menjadi penolong hidupnya. Namun dalam mengajukan naskah film ke berbagai produser film pun juga banyak menerima penolakan. Sampai akhirnya, sebuah studio membeli naskah yang berjudul “Rocky” ini dengan Sylvester sendiri yang menjadi bintang utamanya.
Dari film Rocky yang dibintanginya ia dinobatkan meraih Academi Award sebagai aktor terbaik. Film itu menjuarai tiga Oscar untuk film terbaik, sutradara terbaik dan skenario film terbaik. Setelah Rocky, kesuksesan terus mengiringinya selama beberapa dekade ke depan.
Berdasarkan laman resmi Sylvester Stallone, ia telah mendapatkan pengakuan dunia sebagai aktor, penulis dan sutradara sejak ia memainkan peran utama dalam skenarionya sendiri tentang Rocky, yang memenangkan Academy Award pada tahun 1976 untuk Film Terbaik. Sejak film itu, ”Rocky” tumbuh menjadi waralaba lima sekuel dan pada tahun 2006 Stallone mengakhiri seri dengan ”Rocky Balboa”, kesuksesan kritis dan penonton yang dengan tegas menegaskan Stallone dan Rocky sebagai simbol budaya ikonik.
Selain itu, untuk memperingati karakter yang telah menjadi nyata seperti orang yang hidup bagi penonton film di seluruh dunia, patung Rocky Balboa ditempatkan di kaki tangga yang sekarang terkenal di Museum Seni Philadelphia pada upacara peresmian oleh Walikota.
Dari keberhasilannya itu, ia melanjutkan penulisannya dan menyutradarai serta membintangi film “Rambo”, yang melanjutkan kisah John Rambo dua puluh lima tahun setelah debut ”First Blood”.
Dalam film “Rambo” juga dibuat menjadi film sekuel seperti film “Rocky”. Sejak saat itu, ia menjadi aktor pencetak box office terbesar di dunia sepanjang tahun 1970 sampai 1990. Serial Rocky (Rocky 1-5) dan Rambo (1-4) meraih hampir US$1 miliar, dan menjadikan Stallone seorang bintang film internasional termahal.
Tentang penolakan yang telah dialami, ia berkata,“Saya anggap penolakan seperti orang meniupkan terompet di telinga untuk membangunkan kita bukan untuk mundur,”.