Pemerintah merencanakan pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan. Salah satu alasan pemindahan pusat pemerintahan tersebut adalah daya tampung dan daya dukung Jakarta sebagai ibu kota yang makin melemah.
Pemindahan ibu kota ke luar wilayah Jawa dapat mengurangi beban Jakarta sebagai pusat pemerintahan, ekonomi bisnis, hingga jasa dan keuangan. Selain itu, dengan pemindahan ini bisa melahirkan pusat pertumbuhan ekonomi baru di daerah dan menekan tingginya tingkat kesenjangan antara Jawa serta luar Jawa.
Presiden Joko Widodo berkeinginan untuk mewujudkan ibu kota yang lebih ramah dan memiliki fasilitas pendukung yang lebih baik, lebih nyaman, mencerminkan capaian bangsa Indonesia di berbagai bidang dan jati diri bangsa serta modern.
Semakin beratnya daya dukung Jakarta sebagai ibu kota membuat sejak bertahun-tahun yang lalu para pemimpin negara telah memikirkan perlunya memindahkan pusat pemerintah atau bahkan ibu kota secara keseluruhan.
Ibu Kota yang baru akan mengusung konsep smart, green, beautiful and sustainable. Konsep yang diharapkan dapat mendorong semangat memelihara hutan ini dirasakan cocok dengan kondisi geografis di Kalimantan yang alamnya sebagian besar masih asri dan berupa hutan.
Lokasi ibu kota baru akan berada di daerah yang mempunyai risiko bencana paling kecil. Selain itu, lokasinya tidak terlalu jauh dari kota yang sudah berkembang sehingga pengadaan infrastruktur tidak terhambat.
Penyiapan dan pelaksanaan pemindahan ibukota baru ini dapat berkaca dari Brasil yang memindahkan ibukota dari Rio De Janeiro ke Brasilia Perjalanan pesawat dari Rio ke Brasilia juga memakan waktu selama 1,5 jam-2 jam, atau hampir sama dengan perjalanan udara ke Kalimantan.
Selain Brasilia, pemerintah juga berkaca dari pemindahan ibu kota yang dilakukan Kazakhstan dari Almaty ke Astana (sekarang Nursultan) pada 1997.Pemindahan ibukota itu untuk menjawab permasalahan pembangunan di wilayah tengah utara serta karena Almaty berada di wilayah Selatan dan dekat dengan perbatasan negara lain.
Video
Pusat pemerintahan mengapa dipindah?
Jakarta sebagai ibu kota negara adalah pusat administrasi pemerintahan. Jika kota itu tidak kondusif lagi menunjang tugas dan fungsi negara, pemerintah dapat memindahkan kegiatan administrasinya ke kota lain seperti yang sudah dilakukan oleh sejumlah negara di dunia.
Jenis lbu Kota Negara
Pusat pemerintahan ada di satu kota.
Contoh: Indonesia, Thailand dan Filipina.
Pusat pemerintahan tersebar di sejumlah kota.
Contoh: Afrika Selatan (Pretoria, Bloemfontein dan Cape Town) Israel (Jerusalem and Tel Aviv) Malaysia (Kuala Lumpur dan Putrajaya) Sri Lanka (Kolombo dan SriJayawardena pura-Kotte)
Alasan Pemindahan
Pertimbangan Politik
Untuk meningkatkan semangat persatuan, membangun simbol kebangkitan atau merepresentasikan keragaman suku bangsa yang ada di negara tersebut.
Pertimbangan Sosiai-Ekonomi
Untuk mengurangi beban ibu kota lama yang selama ini menjadi pusat kegiatan pemerintahan dan bisnis.
Pertimbangan Fisik
Kondisi fisik ibu kota lama yang dianggap sudah tidak mampu lagi menyediakan ke butuhan ruang untuk pengembangan kota.
Negara yang Memindahkan Pusat Pemerintahannya
Malaysia
Kuala Lumpur - Putrajaya
Pertimbangan:
Kepadatan penduduk
Kemacetan
Kazakhstan
Almaty - Astana (Nur-Sultan)
Pertimbangan:
Sempit dan rawan gempa
Terlalu dekat perbatasan negara lain
Korea Selatan
Seoul - Sejong
Pertimbangan:
Terlalu dekat perbatasan dengan Korea Utara
Tingkat keamanan Sejong lebih baik dibandingkan Seoul
Brazil
Rio de Janeiro - Brasilia
Pertimbangan:
Untuk membangun ibu kota yang lebih modern
Untuk mengurangi ketimpangan sosial ekonomi
Lokasi yang diperkirakan menjadi ibu kota baru adalah Kabupaten Gunung Mas dan Bukit Nyuling, Kalimantan Tengah, yang letaknya secara geografis berada di tengah pulau.
Masyarakat setempat mendukung pemindahan ibukota dengan harapan pembangunan di wilayah tersebut bisa meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan.
Seluruh pengembangan dan persiapan harus memperhatikan segi tata kota, sosial maupun lingkungan agar permasalahan yang ada di ibu kota saat ini tidak "menular" ke ibukota baru.
Dalam rancangan yang dikembangkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Ibu Kota Negara dirancang sebagai sebuah kota yang merepresentasikan capain bangsa Indonesia, kota yang modern namun tidak melupakan kualitas lingkungan hidup
Ibu Kota Negara haruslah kota yang humanis, ramah lingkungan dan berkonsep compact and smart city.
Para pemimpin bangsa telah memikirkan bagaimana sosok ibu kota atau pusat pemerintahan yang bisa mencerminkan kekuatan bangsa, dengan mempertimbangkan hasil yang terbaik untuk rakyat.
Presiden Joko Widodo telah menetapkan rencana pemindahan Ibu Kota Negara ke Kalimantan dalam beberapa tahapan. Perpindahan ini selain untuk membuat Ibu Kota Negara yang lebih layak namun juga mendorong pemerataan pembangunan dan ekonomi di luar Jawa seraya tetap memperhatikan dan mempertahankan kualitas lingkungan hidup. Dengan demikian kepindahan itu tidaklah sia-sia.