Sempat unggul 40-34 di akhir paruh pertama laga, CLS kehilangan konsentrasi di akhir kuarter ketiga hingga pengujung laga dan akhirnya menelan kekalahan dari wakil Thailand tersebut, demikian catatan laman resmi ABL.
Akibat kekalahan tersebut, kedudukan semifinal kini imbang 1-1 dan CLS harus menang ketiga menjamu Mono Vampire dalam gim ketiga di GOR Kertajaya, Surabaya, pada Minggu (28/4), jika ingin melaju ke partai final perdana mereka di ABL.
Namun, CLS tentu saja punya pengalaman memastikan kemenangan di kandang sendiri ketika putaran pertama playoff kontra wakil Vietnam Saigon Heat.
Mike Singletary jadi bintang kemenangan Mono Vampire lewat catatan dwiganda 23 poin dan 13 rebound, diikuti dwiganda 15 poin dan 12 rebound milik Romeo Travis, 18 poin Malcolm White serta sembilan poin dari Tyler Lamb.
Sedangkan bagi CLS, Douglas Herring mencetak 22 poin, Maxie Esho mencapai dwiganda 17 poin dan 10 rebound, Darryl Watkins dwiganda 10 poin dan 11 rebound serta Sandy Kurniawan memperoleh 11 poin.
Baca juga: CLS tanpa Brandon di markas Mono Vampire
Sandi yang dipercaya mengisi kekosongan akibat hukuman larangan tampil Brandon Jawato, segera membayar kepercayaan pelatih Brian Rowsom dengan dua tembakan tripoin dari sisi lapangan yang berbeda untuk membawa CLS unggul 6-2 pada awal laga.
Keunggulan itu berhasil dipertahankan hingga layup Esho menutup kuarter pertama dalam skor 17-14 bagi CLS.
Tuan rumah sempat menyamakan kedudukan 19-19 di awal kuarter kedua lewat dua lemparan bebas White, namun layup Herring kembali membawa CLS menjauh 30-22 pada sisa waktu tiga menit 49 detik.
Sayangnya, CLS tak begitu klinis dari garis lemparan bebas hanya mencetak enam angka dari 11 kesempatan. Situasi itu berhasil dimanfaatkan Mono Vampire yang lebih efisien dari situasi lemparan bebas berupa 14 poin dari 17 kesempatan demi mendekat lagi 34-40 saat menyudahi paruh pertama pertandingan.
CLS mempertahankan marjin keunggulan enam poin hingga sisa waktu tiga menit 34 detik kuarter ketiga saat Arif Hidayat sukses melesakkan layup demi membuat kedudukan menjadi 54-48.
Namun sejak itu CLS seperti kehilangan konsentrasi dan sebagaimana Arif kehilangan bola pada sisa waktu satu menit 54 detik kuarter ketiga dan terpaksa melakukan pelanggaran terhadap Frederick Lish. Lish sukses melesakkan dua kesempatan lemparan bebas demi memangkas jarak menjadi 55-56.
Lamb lantas melakukan tembakan tripoin demi membawa Mono Vampire berbalik unggul 58-56 pada sisa waktu satu menit 42 detik kuarter ketiga.
Lish menyusul dengan tembakan tripoin lain untuk membawa Mono Vampire unggul 61-56, yang segera dibalas tripoin Herring, namun Lish lantas melesakkan layup demi memastikan Mono Vampire unggul 63-59 kala menyudahi kuarter ketiga.
White menganggap ia berhasil melakukan tembakan buzzer beater pada akhir kuarter ketiga, namun bel terlebih dulu berbunyi sebelum bola meninggalkan tangannya.
Pun demikian, Mono Vampire tetap memasuki kuarter pamungkas dengan semangat tinggi dan memegang momentum kebangkitan, sehingga mereka melesat untuk memperlebar jarak menjadi 71-60 saat Travis melesakkan layup di sisa waktu lima menit 30 detik.
Upaya CLS untuk mengejar ketertinggalan kian dipersulit ketika Watkins melakukan pelanggaran kelima dan terkena foul-out pada sisa waktu dua menit 45 detik ketika timnya tengah tertinggal 65-73.
Tanpa Watkins, CLS kesulitan di area bawah ring dan mereka bisa memangkas jarak namun tak mampu untuk membendung kemenangan Mono Vampire dengan skor akhir 79-71.
Gim ketiga harus dilakoni untuk menentukan siapa lawan Singapore Slingers di partai final.
Baca juga: Arif Hidayat: Saya ingin CLS juara!
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2019