ANTARA - Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) resmi menetapkan tradisi pencak silat dari Indonesia sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada 13 Desember 2019, tepatnya dalam Sidang ke-14 "Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage" di Bogota, Kolombia, 9 - 14 Desember 2019.
Dalam sidang tersebut, UNESCO menyatakan tradisi pencak silat telah menjadi identitas sekaligus pemersatu bangsa Indonesia. Tradisi ini juga mengandung nilai-nilai persahabatan dan sikap saling menghormati dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut UNESCO, tradisi pencak silat dapat diadopsi dan berkembang dengan baik di berbagai wilayah Indonesia.
Penulis Donald F. Draeger dalam buku “The Weapons and Fighting Arts of the Indonesians” (1977) mencatat, bukti-bukti keberadaan seni bela diri pencak silat di Indonesia dapat ditemukan pada relief-relief di Candi Borobudur dan Candi Prambanan.
Terdapat total sekitar 2.500 relief di Candi Prambanan dan Candi Borobudur yang terdiri atas 1.000 relief dekoratif dan 1.500 relief naratif berupa adegan bela diri. Sementara itu, ada sekitar 68 relief di Candi Borobudur yang berhubungan dengan bela diri, termasuk alat senjata yang dipakai untuk seni tersebut. Sedangkan di Candi Prambanan, terdapat sekitar 20 relief yang berkaitan dengan bela diri.
Arkeolog Museum dan Cagar Budaya Unit Warisan Dunia Borobudur, Hari Setyawan menjelaskan bahwa gambaran bela diri yang tergambar pada relief Candi Borobudur merupakan visualisasi atau penggambaran lingkungan sosial budaya pada masa Jawa kuno. Sementara itu, Arkeolog Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X, Jusman Mahmud, mengatakan bahwa relief-relief cerita yang ada di Candi Prambanan menggambarkan ragam gerakan pencak silat.
Seiring perkembangan seni bela diri pencak silat pada ajang kejuaraan internasional, Bapak Pencak Silat Dunia, Eddie Nalapraya berharap pencak silat tidak hanya dilihat dari sisi olahraga, namun juga dihargai karena nilai budaya yang tinggi. (Ahmad Faishal Adnan/Rina Anggraini/Keysha Anissa/Syamsul Rizal/Agha Yuninda Maulana/Ahmad Faishal Adnan)
Simak bagian kedua dan ketiga episode kali ini di sini:
Mata Indonesia: Pencak silat: Dulu, kini, dan nanti (Bagian 2)
Mata Indonesia: Pencak silat: Dulu, kini, dan nanti (Bagian 3)
Dalam sidang tersebut, UNESCO menyatakan tradisi pencak silat telah menjadi identitas sekaligus pemersatu bangsa Indonesia. Tradisi ini juga mengandung nilai-nilai persahabatan dan sikap saling menghormati dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut UNESCO, tradisi pencak silat dapat diadopsi dan berkembang dengan baik di berbagai wilayah Indonesia.
Penulis Donald F. Draeger dalam buku “The Weapons and Fighting Arts of the Indonesians” (1977) mencatat, bukti-bukti keberadaan seni bela diri pencak silat di Indonesia dapat ditemukan pada relief-relief di Candi Borobudur dan Candi Prambanan.
Terdapat total sekitar 2.500 relief di Candi Prambanan dan Candi Borobudur yang terdiri atas 1.000 relief dekoratif dan 1.500 relief naratif berupa adegan bela diri. Sementara itu, ada sekitar 68 relief di Candi Borobudur yang berhubungan dengan bela diri, termasuk alat senjata yang dipakai untuk seni tersebut. Sedangkan di Candi Prambanan, terdapat sekitar 20 relief yang berkaitan dengan bela diri.
Arkeolog Museum dan Cagar Budaya Unit Warisan Dunia Borobudur, Hari Setyawan menjelaskan bahwa gambaran bela diri yang tergambar pada relief Candi Borobudur merupakan visualisasi atau penggambaran lingkungan sosial budaya pada masa Jawa kuno. Sementara itu, Arkeolog Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X, Jusman Mahmud, mengatakan bahwa relief-relief cerita yang ada di Candi Prambanan menggambarkan ragam gerakan pencak silat.
Seiring perkembangan seni bela diri pencak silat pada ajang kejuaraan internasional, Bapak Pencak Silat Dunia, Eddie Nalapraya berharap pencak silat tidak hanya dilihat dari sisi olahraga, namun juga dihargai karena nilai budaya yang tinggi. (Ahmad Faishal Adnan/Rina Anggraini/Keysha Anissa/Syamsul Rizal/Agha Yuninda Maulana/Ahmad Faishal Adnan)
Simak bagian kedua dan ketiga episode kali ini di sini:
Mata Indonesia: Pencak silat: Dulu, kini, dan nanti (Bagian 2)
Mata Indonesia: Pencak silat: Dulu, kini, dan nanti (Bagian 3)