ANTARA - Dalam konferensi pers virtual BNPB, Sabtu (20/6), Anggota Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, dr. Reisa Broto Asmoro menjelaskan tiga alasan masih perlunya 'rapid test' atau uji cepat dilakukan. Pertama, terbatasnya mesin PCR di laboratorium, sehingga tak semua masyarakat Indonesia bisa menjalani 'swab test' atau tes usap secara PCR. Kedua, untuk mengetahui seberapa banyak masyarakat yang berpotensi tertular virus corona. Ketiga, untuk menekan biaya kesehatan setiap uji spesimen virus corona melalui PCR. (Fadzar Ilham Pangestu/Soni Namura/Gracia Simanjuntak)