Makanan khas Jawa ini sangat terkenal dengan bentuknya yang kerucut dan berwarna kuning, walau tidak jarang juga ditemukan yang berwarna putih ataupun merah. Nah, ternyata banyak sekali hal unik dari tumpeng ini. Yuk klik ikon di bawah untuk segera tahu banyak hal tentang tumpeng!
Asal muasal tumpeng
Istilah kata tumpeng
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tumpeng adalah nasi yang dihidangkan dalam bentuk seperti kerucut untuk selametan dan sebagainya. Lalu istilah tumpeng berasal dari mana ya?
Kata tumpeng bukan hanya sekadar nama belaka, namun ternyata tumpeng memiliki arti yang menarik. Di masyarakat Jawa, ditemukan bahwa tumpeng merupakan akronim dari kalimat, “yen metu kudu mempeng,”. Arti dari kalimat ini yaitu, “jika hendak keluar, maka harus bersungguh-sungguh” atau dengan kata lain, jika kita akan melakukan sesuatu alangkah baiknya dikerjakan dengan bersungguh-sungguh atau sepenuh hati.
Dikutip dari media, dosen Sastra Jawa Universitas Indonesia Dr. Ari Prasetyo mengatakan, bisa jadi maksud dari istilah dalam bahasa Jawa tersebut adalah manusia ketika terlahir harus menjalani kehidupan di jalan Tuhan dengan semangat, yakin, fokus, tidak mudah putus asa. Begitu pula dalam proses itu semua, percayalah bahwa Tuhan ada bersama kita.
Sejarah nasi tumpeng
Nasi tumpeng adalah makanan yang sangat ikonik ketika hari kemerdekaan Indonesia tiba. Pasalnya, makanan berbentuk kerucut ini selalu disajikan menjadi hidangan utama di malam tirakatan. Tak hanya itu, tumpeng juga sering menemani acara-acara besar lainnya seperti selametan, syukuran, acara ulang tahun dan juga tirakatan. Hal ini tentu punya sejarah, tradisi, dan makna yang filosofis bagi masyarakat Indonesia. Nah, bagaimana ya asal mula atau sejarah nasi tumpeng ini yang bisa dibilang simbol perayaan?
Dikutip dari buku Bali Bukan India, tumpeng adalah representasi dari kondisi geografis Indonesia yang dipenuhi gunung berapi. Sudah ada sejak dahulu kala, hidangan ini untuk memuliakan gunung sebagai tempat bersemayam para arwah leluhur.
Pada awalnya, tumpeng digunakan masyarakat Jawa dan sekitarnya, guna membuat persembahan kepada gunung-gunung sebagai bentuk tanda penghormatan bahwa ada leluhur yang mendiami gunung-gunung tersebut. Hal ini terjadi sejak lama, jauh sebelum agama masuk ke Nusantara.
Ketika agama Hindu masuk ke Indonesia, perayaan dan pembuatan tumpeng mengalami sedikit perubahan, yaitu dari segi bentuk nasinya. Nasi tumpeng mulai dibuat kerucut ketika era Hindu. Kerucut merupakan gambaran bentuk gunung Mahameru sebagai tempat bermukimnya para dewa-dewi mereka.
Setelah Islam masuk ke Nusantara, pembuatan tumpeng kembali disesuaikan dengan kaidah Islam, yang semula untuk memuliakan gunung berubah menjadi wujud syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan pada akhirnya nasi tumpeng dikenal hingga sekarang yang biasa digunakan untuk perayaan tertentu seperti syukuran, kenduri, dan sebagainya.
Makna nasi tumpeng
Melihat sejarah dari tumpeng sendiri, pasti banyak makna yang dimiliki. Mengingat bentuknya yang kerucut, lauk-pauk yang bermacam-macam dan hanya ada di perayaan-perayaan. Kira-kira apa aja ya makna dan arti dari hal-hal tersebut?
Selain mempunyai arti, “Jika hendak keluar harus bersungguh-sungguh.” ternyata tumpeng juga mempunyai makna lain. Dilihat dari bentuk dan lauk pauk disekitarnya, ternyata hal itu mendeskripsikan arti kehidupan di bumi dan simbol ekosistem kehidupan. Dosen Sastra Jawa Universitas Indonesia Dr Ari Prasetyo, S.S.,M.Si sebagaimana dikutip media menjelaskan bahwa nasi tumpeng dihidangkan saat perayaan termasuk hari kemerdekaan Indonesia tiba karena ada makna dan arti penting, diantaranya:
1. Konsep Ketuhanan
Konsep ketuhanan ini menggambarkan bahwa nasi tumpeng memiliki makna sebagai gambaran antara hubungan manusia dengan Tuhan. Hal itu berhubungan dengan nasi tumpeng yang berbentuk kerucut yang jadi representasi dari puncak gunung atau konsep Ketuhanan. Ia mengutip dari Kitab Tantupanggelaran (kitab dari zaman Majapahit), tumpeng diceritakan saat Pulau Jawa berguncang.
Dalam kitab tersebut, Batara Guru atau konsep Hindu memerintahkan membawa puncak Mahameru di India dapat menstabilkan Pulau Jawa dan jadilah Gunung Semeru di Jawa Timur. Puncak Mahameru ini yang kemudian diyakini menjadi letak para Dewa bermuara. Kemudian, manusia pun memahami konsep Ketuhanan sebagai sesuatu yang besar dan tinggi, serta berada di puncak, seperti halnya puncak gunung.
2. Rasa syukur terhadap Tuhan yang Maha Esa
Nasi tumpeng umumnya juga dianggap sebagai bentuk rasa syukur seseorang dalam mengenang atau mengingat berbagai momen bersejarah. Ia juga menjelaskan, kenapa nasi tumpeng bisa jadi elemen penting dalam perayaan-perayaan termasuk perayaan hari kemerdekaan RI. Dalam hal ini tentu saja masyarakat Indonesia, bersyukur atas kemerdekaan yang sudah dinikmati sejak 76 tahun silam.
Disamping itu, bentuk yang menjulang ke atas juga menyimbolkan harapan agar tingkat kehidupan manusia semakin ‘tinggi’ yakni sejahtera, aman, sentosa, murah sandang pangan, dan lepas dari bencana.
Makna lauk pauk tumpeng
- Kangkung berarti jinangkung yang berarti melindungi
- Bayam dapat diartikan dengan ayem tentrem
- Taoge atau kecambah berarti tumbuh
- Kacang panjang dapat diartikan sebagai pemikiran yang jauh ke depan
- Bawang merah diartikan mempertimbangan segala sesuatu dengan matang baik buruknya
- Bumbu urap berarti urip dalam bahasa Jawa atau hidup atau mampu menghidupi (menafkahi) keluarga
Jenis-jenis tumpeng
Pada dasarnya, jenis nasi tumpeng pada setiap daerah memiliki kemiripan, namun yang akan membedakan adalah lauk pauk yang ditambahkan pada nasi tumpeng tersebut. Nasi tumpeng ini identik dengan tradisi dan budaya masyarakat jaman dahulu yang sangat kental, walaupun seperti itu, kini nasi tumpeng sudah dimodifikasi bentuk dan hiasannya seiring dengan perkembangan zaman.
Nasi Tumpeng Megana
Nasi ini secara khusus dibuat dalam acara kelahiran anak. Nasi yang digunakan di acara ini biasanya adalah nasi putih yakni sebagai lambang kesucian, kemudian ada berbagai jenis sayur yang menunjukan harapan untuk bayi yang baru lahir tersebut di masa mendatang. Tumpeng ini umumnya dihias dengan cabai merah dan telur.
Nasi Tumpeng Robyong
Tumpeng ini diisi dengan lidi yang disulut bersama kapas. Pada nasi tumpeng robyong ini, lidi kemudian akan diberi minyak di masing-masing titiknya lalu dibakar. Biasanya nasi tumpeng ini digunakan untuk ritual dan harapan masyarakat seperti mengusir penyakit, meminta turun hujan, dan musim panen.
Nasi Tumpeng Punar
Nasi tumpeng punar dibuat sebagai wujud rasa syukur serta kegembiraan. Nasi yang digunakan pada tumpeng punar ini biasanya berupa nasi kuning, kemudian ditambahkan lauk pauk berupa kering tempe, kedelai goreng, abon dan berbagai lauk lainnya.
Nasi Tumpeng Pungkur
Nasi yang digunakan pada nasi tumpeng pungkur ini umumnya adalah nasi putih yang hanya dicetak separuh. Lalu nasi ini dibagi dua secara vertikal, lalu dipasang lagi dengan cara terbalik. Nasi ini khusus dibuat jika ada peristiwa kematian.
Nasi Tumpeng Kapuranto
Nasi tumpeng berwarna biru dengan lauknya tujuh macam, biasanya berupa sambal goreng daging, urap, bakmi, capcay, telur, semur daging, dan perkedel. Tumpeng ini merupakan wujud permintaan maaf. Pewarna biru pada nasi tumpeng umumnya menggunakan daun bunga telang.
Itulah jenis-jenis nasi tumpeng yang umum dibuat di Indonesia. Pada dasarnya, jenis nasi tumpeng pada setiap daerah memiliki kemiripan, namun yang akan membedakan, salah satunya adalah lauk pauk yang ditambahkan pada nasi tumpeng tersebut. Nasi tumpeng ini identik dengan tradisi dan budaya masyarakat jaman dahulu yang sangat kental. Walaupun seperti itu, kini nasi tumpeng sudah dimodifikasi bentuk dan hiasannya seiring dengan perkembangan zaman.
Membuat nasi tumpeng
Cara membuat tumpeng
Cara membuat nasi tumpeng yang berisi nasi kuning ini tak jauh berbeda dengan menanak nasi biasa. Hanya saja sebelum dimasak, beras dicampurkan dengan kunyit, dan bumbu-bumbu lainnya terlebih dahulu sebelum dimasak. Yuk simak cara pembuatan nasi kuning berikut ini!
Bahan:
- 1200 gr beras putih
- 300 gr beras ketan
- 1500 ml air
- 1. 1 1/2 sdm kunyit bubuk
- 3 sdm garam
- 3 batang serai, digeprek
- 5 lembar daun jeruk
- 6 lembar daun salam
- 1 lembar daun pandan
- 200 ml santan instant
- 1 sdm air perasan jeruk nipis
Bumbu
- Pertama, campurkan beras putih dan beras ketan ke dalam satu wadah dan cuci hingga bersih, lalu rendam selama 30 menit agar hasil nasinya lebih pulen.
- Setelah beras direndam, masukkan beras yang sudah ditiriskan ke dalam rice cooker.
- Kemudian masukkan bahan bumbu ke dalam rice cooker, dan aduk hingga merata.
- Tutup rice cooker dan atur ke dalam mode cook, lalu tunggu hingga matang.
- Setelah matang, segera aduk nasi kuning agar nasi lebih pulen sehingga tidak mudah hancur ketika dibentuk nantinya.
- Nah, setelah selesai mengaduk, nasi siap dibentuk dan hias ke dalam nasi tumpeng!
Cara menghias nasi tumpeng
Dalam menghias nasi tumpeng, lauk pauk dapat disesuaikan dengan selera, begitu juga dengan bentuk nasinya. Seiring berjalannya waktu, bentuk nasi tumpeng terus mengalami peningkatan hingga bermacam-macam, tergantung selera pembuatnya. Nah di sini, mari menghias dan membentuk nasi tumpeng secara sederhana!
Bahan hiasan:
- 2 timun
- 2 pokcoy
- 4 cabai merah besar
- 4 lembar daun pisang
- 1-2 ikat kacang panjang
- Orek tempe
- Selada
- Ayam goreng
- Sayur urap
- Telur
- Perkedel
- Serta makanan sesuai selera
- Tampah
- Pisau
- Sterofoam
- Tusuk gigi
- Gunting
- Stepless
- Cetakan tumpeng
Lauk pauk:
Alat:
- Potong kedua ujung timun, kemudian potong bagian tengahnya dengan zigzag agar dapat membentuk seperti mahkota.
- Untuk pokcoy, potong daun pokcoy hingga tersisa pangkalnya saja, bentuk seperti daun mawar dengan pisau atau sesuai selera.
- Lalu, ambil cabai merah besar, potong ujung cabai menggunakan gunting agar lebih mudah hingga pangkalnya, namun jangan sampai terputus agar dapat berbentuk seperti kelopak bunga.
- Setelah itu, rendam timun, cabai, dan pangkal pokcoy ke dalam air es.
- Selanjutnya, siapkan tampah dan taruh sterofoam yang sudah berbentuk bulat di atasnya.
- Kemudian, letakan daun pisang dan sesuaikan dengan bentuk tampah yang bulat agar terlihat rapi.
- Agar daun pisang tidak bergeser-geser, tusukkan tusuk gigi di bagian tengah tampah yang sudah dilapisi sterofoam dan daun pisang.
- Selanjutnya, sisa daun pisang dipotong kurang lebih seukuran telapak tangan orang dewasa, bentuk dan lipat sisi kanan maupun kiri dengan stepless menjadi segitiga, dan buat sebanyak 8-10 buah, sehingga dapat melingkari tampah.
- Lalu, tusukkan juga tusuk gigi di pinggir tampah, ini berguna untuk membuat pagar nasi tumpeng menggunakan kacang panjang dan menguatkan daun pisang yang sudah dibentuk segitiga di pinggir tampah.
- Potong kacang panjang seukuran dengan tusuk gigi, dan masukkan kacang panjang ke tusuk gigi yang sudah menancap di pinggir tampah.
- Lilitkan kacang panjang yang masih utuh ke tiang kacang panjang yang mengelilingi tampah dengan selang-seling atau depan belakang.
- Lakukan hingga 3-5 kali susun agar dapat terlihat rapi seperti pagar.
- Bahan-bahan selanjtunya siap dimasukkan ke atas tampah!
- Masukkan nasi kuning ke dalam cetakan tumpeng yang berbentuk kerucut, tekan hinga padat.
- Letakkan secara perlahan nasi tersebut ke tengah tampah
- Selanjutnya, taruh selada secara melingkar mengelilingi nasi tumpeng.
- Masukkan lauk pauk seperti ayam goreng, telur, orek tempe, urap, dan makanan sesuai selera lainnya ke sekitar nasi tumpeng.
- Kemudian, tambahkan hiasan seperti timun, cabai merah besar, serta pangkal pokcoy yang sudah dipotong tadi ke sekitar lauk pauk dan nasi tumpeng agar terlihat lebih cantik.
- Nasi tumpeng siap dihidangkan!
Nah, itulah cara membuat hingga cara menghias nasi tumpeng sampai dapat dihidangkan ke sebuah acara. Biasanya, hiasan pada tumpeng mengikuti selera ataupun jenis nasi tumpeng itu sendiri. Diantaranya, jika menghadiri acara tirakatan hari kemerdekaan Indonesia, ada tambahan bendera merah putih di sebelah kanan dan kiri nasi tumpeng.
Fakta unik tentang tumpeng
Cara memotong nasi tumpeng tidak boleh sembarangan
Tumpeng, dimana makanan yang mempunyai filosofis tinggi juga harus diteruskan dari tahun ke tahun. Begitu juga dengan cara pemotongan nasi tumpeng, meski sering dihidangkan dalam perayaan-perayaan, ternyata masih banyak orang yang belum tahu bagaimana cara memotong tumpeng yang benar. Cara pemotongan yang salah bisa dianggap menyalahi filosofi tumpeng itu sendiri.
Umumnya nasi tumpeng dipotong pada bagian puncaknya terlebih dahulu baru kemudian potongan tersebut disajikan di piring dengan aneka lauk dan diberikan pada orang tersayang, layaknya seperti kue ulang tahun. Peneliti di pusat studi pangan dan gizi Universitas Gadjah Mada Murdijati Gardjito dalam sebuah kesempatan kepada media, menjelaskan cara memotong nasi tumpeng dengan benar. Tumpeng berbentuk kerucut, lebar di bawah dan runcing di atas adalah gambaran Gunung Mahameru di India. Gunung tersebut dianggap tempat suci, tempat bersemayamnya pada dewa-dewi. Pada bagian atas tumpeng terdiri dari satu butir nasi yang merupakan simbol dari Tuhan yang Maha Esa. Maka semakin ke bawah adalah umat dengan berbagai tingkat perilaku.
Menurut Murdijati, semakin banyak umat yang perbuatannya tidak begitu baik, sedangkan yang sempurna terhitung sedikit. Maka dari itu, tumpeng tidak boleh dipotong puncaknya. Memotong tumpeng di bagian puncaknya akan menyalahi filosofi tumpeng yang merupakan representasi hubungan manusia dengan Tuhan. “Dengan memotong tumpeng di bagian puncak, berarti memotong hubungan umat dengan Tuhan,” , jelas Murdijati. Selain itu, lauk yang berada di sekeliling bawah tumpeng juga tak akan terambil jika dipotong dari bagian puncak.
Nah, cara yang benar adalah harus dengan dimakan bersama-sama, istilahnya seperti dikepung. Dimakan bersama-sama menggunakan tangan mulai dari bawah, diambil nasi bersamaan dengan lauknya. Kemudian bergeser ke puncaknya dan terus turun sampai akhirnya puncak itu menjadi satu dengan bagian dasar tumpeng. Cara tersebut memiliki arti “manunggaling kawulo lan Gusti” atau jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia artinya adalah “Sang Pencipta tempat kembali semua makhluk”. Selain menggunakan tangan, bisa juga memakan tumpeng dengan sendok. Asalkan, makan tumpeng dari bagian bawah, tak lagi memotongnya di puncak. Munculnya kebiasaan memotong tumpeng dari atas, kata Murdjati, berasal dari pengaruh budaya Barat yakni memotong kue.
Nasi tumpeng sudah dikenal di kancah internasional
Pada awal tahun ini, Diplomat Indonesia di Cape Town, Afrika Selatan, melangsungkan acara kebudayaan dengan tema Nasi Tumpeng: a Traditional Indonesian Dish pada tanggal 21 Februari 2021. Dilansir dari situs Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (13/8), kegiatan ini diikuti oleh tiga belas perempuan dari berbagai negara yang tergabung dalam International Women's Club Cape Town (IWC).
Organisasi IWC merupakan sebuah perkumpulan non profit yang didirikan dengan tujuan untuk saling belajar dan menumbuhkan pemahaman terhadap perbedaan budaya yang dilandaskan atas nilai persahabatan, saling mendukung dan fun. Didirikan pada tahun 1997, saat ini anggotanya lebih dari 340 orang yang berasal dari 35 negara yang berada di Cape Town. Nah, perkenalan nasi tumpeng digelar menjadi dua sesi, yang pertama adalah presentasi mengenai filosofi dan cara membuat nasi tumpeng, dilanjutkan dengan perlombaan membuat nasi tumpeng. Bahkan Presiden IWC Amanda Osorio meberikan kesan yang baik dalam acara ini, “It was such a beautiful, lovely and memorable event. I like this nasi tumpeng so much,". Dengan diplomasi ini, vibrasi Indonesia diharapkan menjadi memori kolektif peserta dari seluruh dunia, sehingga tumpeng lebih mendunia lagi.
Beberapa tahun silam, tepatnya di tahun 2017, tumpeng juga tengah mencuri perhatian para peserta delegasi dari beberapa negara pada acara sidang umum World Intellectual Property Organization (WIPO) ke-57 di Jenewa, Swiss. Dikutip dari media, tumpengan ini diadakan dalam rangka merayakan masuknya Indonesia sebagai anggota ke-100 Protokol Madrid. Pelaksana tugas (Plt) Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Aidir Amin Daud mengungkapkan, ada 188 delegasi negara WIPO yang terpukau saat Francis Gurry ikut dalam potong tumpeng yang dilakukan Menteri Yasonna. Aidir mengatakan, delegasi negara anggota WIPO tampak penasaran untuk bisa menikmati kuliner khas Indonesia itu. Alhasil, para delegasi dari negara WIPO harus ikut mengantre panjang menunggu giliran mencicipi nasi tumpeng.
Selain itu, salah satu juru masak Wira Hardiyansyah juga mengenalkan nasi tumpeng beserta filosofinya ke nusantara hingga kancah internasional. Mulai dari filosofi, sejarah, hingga cara memotong nasi tumpeng pun dikenalkan oleh juru masak ini. Belajar dari makna istilah tumpeng, jika kita hendak melakukan sesuatu hal alangkah baiknya kita lakukan dengan sepenuh hati. Balasan yang baik maupun buruk dari hal yang kita lakukan tersebut pasti membuat diri kita juga bisa sepenuh hati menerimanya.
Credit
PENGARAH
Akmad Munir, Gusti Nur Cahya Aryani, Saptono, Teguh Priyanto
PRODUSER EKSEKUTIF
Sapto HP
PRODUSER
Panca Hari P, Farika Khatimah
PENULIS
Farika Khatimah
FOTOGRAFER
Akbar Nugroho Gumay, Erick Ireng, Aloysius Jarot Nugroho, Hari Atmoko,Prasetia Fauzani, Andreas Fitri Atmoko, Budi Canadra Setya
EDITOR FOTO
Puspa Perwitasari
JURNALIS VIDEO
Putri Hanifa, Egan Suryahartaji
EDITOR VIDEO
Satrio Giri Marwanto, Yovita Amalia
PRODUSER VIDEO
Gracia Simanjuntak
DATA DAN RISET
Pusat data dan Informasi ANTARA
WEB DEVELOPER
Y. Rinaldi