Dibangun dengan gaya industrial, halaman yang luas dilengkapi dengan ragam hiburan kesenian menjadikan Taman Ismail Marzuki salah satu destinasi petualangan hemat di Jakarta.
Gaya industrial di Taman Ismail Marzuki dibangun dengan rapi, tanpa tambahan warna yang mencolok namun tetap nyaman untuk dilihat. Gaya industrial sekilas seperti bangunan setengah jadi tetapi masih elok untuk dipandangi.
Berlokasi di Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Taman Ismail Marzuki dapat ditemui dengan mudah, dari adanya patung Ismail Marzuki yang berdiri tegak dengan biola miliknya, di depan gedung Ali Sadikin.
Taman Ismail Marzuki dapat menjadi tempat petualang hemat di Jakarta, sekaligus lokasi untuk mempelajari sejarah seni di kota ini. Diresmikan pada 10 November 1968, Taman Ismail Marzuki mewadahi para seniman-seniman di Jakarta pada masa itu.
Taman Ismail Marzuki yang sering disebut TIM ini mempunyai beberapa bangunan yang menjadi fasilitas, yaitu gedung Ali Sadikin, Galeri Oesman Effendi yang terletak di belakang gedung Ali Sadikin, Masjid Amir Hamzah, Teater Tuti Indra Malaon, Graha Bakti Budaya, Teater Jakarta, Planetarium & Observatorium Jakarta serta Gedung Trisno Soemardjo.
Gedung Ali Sadikin terdiri dari Ground Floor (lantai dasar) diisi oleh kantin area lesehan dan ruang galeri seni, lantai dua diisi oleh galeri seni, tenan makanan dan area lesehan. Kemudian lantai tiga sampai lantai tujuh diisi oleh Perpustakaan Jakarta. Lantai delapan hingga lantai 15 diisi oleh Wisma Kesenian Jakarta, kantor PT. Jakarta Propertindo serta ruang mesin Taman Ismail Marzuki.
Di lantai dasar terdapat kantin serta area lesehan yang cukup luas dengan menyajikan berbagai kuliner yang bisa Anda nikmati dengan harga yang terjangkau mulai dari Rp25.000 saja.
Selain kantin, di lantai dasar juga terdapat galeri seni bernama Galeri Emiria Soenassa. Galeri tersebut sering digunakan untuk penyelenggaraan pameran ataupun kegiatan-kegiatan tertentu. Seperti saat dikunjungi pada Jumat (3/5), di galeri tersebut sedang diadakan pameran perayaan 50 tahun yayasan ChildFund International. Melalui akses Galeri Emiria Soenassa tersebut, pengunjung juga bisa langsung menaiki lantai dua, menuju Galeri S. Soedjojono.
Kemudian di lantai dua terdapat pintu masuk utama untuk ke Perpustakaan Jakarta dan beberapa penyewaan ruangan kerja. Di lantai tersebut juga terdapat beberapa kursi serta area lesehan yang bisa dipakai untuk bersantai.
Jika pengunjung ingin menikmati literasi, pengunjung bisa menuju ke lantai tiga dan memasuki Perpustakaan Jakarta. Perpustakaan Jakarta sendiri terdiri dari beberapa lantai, yaitu lantai tiga sebagai pintu utama masuk Perpustakaan Jakarta dan lantai empat berisikan koleksi buku-buku anak dan umum. Di lantai ini, pengunjung dengan anak-anak bisa menikmati literasi secara lesehan di ruangan tertutup ataupun ruang terbuka di perpustakaan.
Suasana di lantai empat dapat dikatakan cukup ramai karena didominasi pengunjung anak-anak. Namun, pengunjung tetap bisa menikmati berbagai buku di lantai ini.
Selanjutnya, pengunjung yang ingin membaca koleksi umum lainnya bisa menaiki lantai lima, enam dan tujuh. Secara khusus, pengunjung yang memiliki minat tinggi terhadap sastra, bisa membaca buku sastra di lantai lima di Pusat Dokumentasi Sastra H. B. Jassin.
Di area H. B. Jassin, pengunjung bisa lebih menikmati ketenangan membaca. Suasananya tenang, cenderung hening karena banyak pengunjung yang fokus membaca.
Jika pengunjung ingin belajar bersama tanpa terpisah satu sama lain, bisa meminjam ruangan baca tertutup melalui aplikasi Jaklitera dan dapat diunduh di gawai masing-masing.
Untuk memasuki area Perpustakaan Jakarta, pengunjung cukup datang langsung ke Perpustakaan Jakarta, pengunjung akan langsung diarahkan oleh staf Perpustakaan Jakarta untuk pendaftaran dan pindai kode QR (quick response).
Tak hanya diisi dengan buku-buku, Perpustakaan Jakarta bisa dijadikan tempat pengunjung untuk bekerja secara daring atau work from anywhere (WFA). Pengunjung bisa menggunakan meja dan kursi serta stopkontak yang tersebar di seluruh lantai Perpustakaan Jakarta, di dalam ruangan maupun luar ruangan.
Berbeda yang ada di area kantin lantai dasar, Perpustakaan Jakarta sudah dilengkapi dengan pendingin ruangan, jadi tidak perlu khawatir akan cuaca panas yang mengganggu. Pengunjung bisa membaca dan bekerja secara nyaman.
Selain gedung Ali Sadikin, pengunjung juga bisa menikmati fasilitas lain dari Taman Ismail Marzuki seperti Planetarium & Observatorium Jakarta, yang menampilkan ilmu astronomi dalam bentuk visual dan audio sebagai sarana rekreasi dan edukasi.
Sayangnya hingga saat ini Planetarium di Taman Ismail Marzuki, masih ditutup sampai waktu yang belum ditentukan terkait proses revitalisasi.
Meskipun ditutup secara operasional, area lesehan di Planetarium & Observatorium Jakarta masih dapat dinikmati oleh pengunjung untuk bersantai dan berbincang bersama teman atau keluarga.
Tak perlu khawatir akan panas terik, pengunjung bisa berbincang dengan santai karena area tersebut ditutupi oleh atap sehingga aktivitas bisa dilakukan dengan lebih nyaman.
Masih di area Planetarium & Observatorium Jakarta, bergeser sedikit pengunjung akan menemukan kantin seperti di area lantai dasar gedung Ali Sadikin dengan harga yang dibanderol cukup terjangkau mulai dari Rp25.000 saja.
Bersebelahan dengan Planetarium & Observatorium Jakarta, terdapat gedung Trisno Soemardjo. Di dalamnya terdapat beberapa ruangan yaitu Ruang Latihan Tari, Ruang Latihan Seni Rupa, Studio Musik, Galeri Cipta 1, Teater Wahyu Sihombing dan ruang Kineforum.
Jika pengunjung bergerak ke arah belakang dari gedung Ali Sadikin, pengunjung akan menemukan Galeri Oesman Effendi. Memiliki langit-langit setinggi 9 meter, galeri ini biasa digunakan untuk pameran seni rupa berukuran besar dan tinggi.
Menyusuri jalan dan bergerak lurus dari Galeri Oesman Effendi, pengunjung akan menemukan Masjid Amir Hamzah dan bisa digunakan untuk umat Muslim melaksanakan ibadah.
Dari Masjid Amir Hamzah, jika pengunjung berjalan sedikit ke arah samping maka akan menemukan Teater Tuti Indra Malaon. Tempat ini biasa digunakan untuk pertunjukan seni dengan format yang terbuka.
Di depan Teater Tuti Malaon, pengunjung akan menemukan dua gedung besar lain, yang satu bernama Graha Bhakti Budaya, sebuah gedung teater berstandar internasional untuk pertunjukan seni teater dengan skala besar.
Berdekatan dengan Graha Bhakti Budaya, pengunjung akan melihat Teater Jakarta, yang terdiri dari teater besar untuk pertunjukan profesional dengan kapasitas 1200 penonton dan teater kecil untuk pertunjukan eksperimental dengan kapasitas penonton 242 penonton.
Salah satu pengunjung, Nabila, mahasiswa, mengatakan bahwa kunjungannya ke Taman Ismail Marzuki khusus untuk berkunjung ke bagian perpustakaan.
Alasan Nabila datang ke Perpustakaan Jakarta adalah karena dekatnya jarak Perpustakaan Jakarta ke rumah dan mudah diakses menggunakan bus Transjakarta. Selain itu, banyak fasilitas gratis dan kenyamanan yang dirasakan lebih dibandingkan perpustakaan lainnya.
“Aku datang ke sini karena deket dari rumah, terus gampang juga aksesnya tinggal naik Transjakarta. Ada banyak fasilitas gratis juga sih, terus nyaman aja dibanding perpus lain,” katanya kepada ANTARA pada Selasa (23/4) lalu.
Nabila merekomendasikan Taman Ismail Marzuki sebagai salah satu destinasi untuk berpetualang hemat di Jakarta, karena Perpustakaan Jakarta yang lengkap dengan pilihan ragam bukunya dan bisa dikunjungi bersama dengan keluarga hingga teman-teman.
“Pasti aku sangat merekomendasi, karena pilihan bukunya juga banyak, lengkap, enak, nyaman dan ini bisa buat keluarga juga, teman-teman ngumpul. Tadi beberapa juga ada anak-anak SMA yang kerja kelompok,” ucapnya.
Selain Nabila, Tara dan Aura menceritakan pengalaman mereka dalam berkunjung ke Taman Ismail Marzuki secara rutin untuk kegiatan latihan tari.
“Sejauh ini biasanya kita datang ke Taman Ismail Marzuki untuk rutinitas latihan nari aja gitu, karena terbiasa dari awal sebelum covid,” kata Tara kepada ANTARA pada Selasa (23/4) lalu.
Tara sendiri memilih Taman Ismail Marzuki sebagai destinasi berkunjung karena kegemaran tari yang dia miliki. Setelah melihat berbagai aktivitas tari yang dilakukan komunitas di Taman Ismail Marzuki, akhirnya ia bergabung ke dalam salah satu grup tari di Taman Ismail Marzuki.
“Kalau aku personally dari dulu suka nari, terus disini ada banyak grup tari dan asik-asik, dan kalau misalnya diliat-liat kayaknya Taman Ismail Marzuki tuh emang komunitas seni-seni disini kan banyak ya, jadi emang aku tertariknya kesini aja,” ucap Tara.
Menurut Tara, TIM bukan hanya bisa digunakan untuk main bersama teman, tapi juga belajar terlebih ada Perpustakaan Jakarta yang bisa membantu pelajar dan mahasiswa untuk menimba ilmu.
Selain dari komunitas tari, Taman Ismail Marzuki juga punya komunitas lain yang bisa dijadikan tujuan petualangan hemat di Jakarta.
Berdiri sejak tahun 2006, Kineforum hadir di bawah naungan komite film Dewan Kesenian Jakarta sebagai salah satu bioskop alternatif atau bioskop independen di Jakarta.
“Kalau bioskop independen dia punya kebebasan untuk memilih film yang diputarkan dia jadi lebih berdiri sendiri, lebih punya kemerdekaan untuk menentukan film dengan tema-tema tertentu yang ditentukan,” ucap Asisten Koordinator Program Kineforum, Harry Hariawan kepada ANTARA pada Rabu (1/5) lalu.
Terkait film-film apa saja yang akan tayang, Harry mengatakan bahwa lingkup film yang akan ditayangkan di Kineforum tidak terbatas. Bisa film Indonesia klasik, film Indonesia komersil, film Eropa dan lainnya.
“Kalau di bioskop alternatif rata-rata sama sih, bahwa kita punya lingkup film yang boleh dibilang tidak terbatas. Film Indonesia, film Indonesia komersil, film Indonesia klasik, film Eropa, film mancanegara non Hollywood,” kata Harry.
Jika ingin menonton di Kineforum, pengunjung diharapkan dapat mengunjungi akun media sosial dari Kineforum secara berkala ketika nantinya mendekati empat bulan terakhir dari tahun 2024. Informasi mengenai waktu tayang, tempat tayang sampai film apa yang akan ditayangkan akan diinformasikan melalui akun media sosial dari Kineforum, dengan nama akun yang sama yaitu Kineforum dan tersedia di Instagram serta Facebook.
Pengunjung akan diberikan informasi melalui media sosial Kineforum dan diharuskan untuk melakukan registrasi di tempat satu jam sebelum penayangan film dilakukan.
“Kalau sekarang kita sistemnya on the spot (di tempat) aja sih. Tapi kami buka untuk registrasi penonton itu sejak satu jam sebelum pemutaran,” ucap Harry.
Film-film dari Kineforum akan ditayangkan di gedung Trisno Soemardjo, di lantai empat Taman Ismail Marzuki.
“Setelah revitalisasi kita diberi tempat di gedung Trisno Soemardjo, di lantai empat,” kata Harry.
Berbagai fasilitas hingga pertunjukan seni bahkan bisa juga belajar ditawarkan secara gratis di taman ini. Bagi Anda yang tertarik ke TIM, Anda bisa menggunakan transportasi umum seperti KRL atau Transjakarta. Jika Anda menggunakan KRL, Anda bisa turun di Stasiun Cikini, dari stasiun tersebut Anda cukup berjalan sekitar satu kilometer untuk sampai ke TIM.
Taman Ismail Marzuki dibuka setiap hari, termasuk Sabtu dan Minggu, dimulai dari pukul 09.00 Waktu Indonesia Barat (WIB) sampai 20.00 WIB.
Jika sewaktu-waktu terdapat perubahan jadwal buka ataupun tutup, pengunjung bisa terus melihat akun Instagram @tim.cikini untuk melihat hari dan waktu berkunjung secara berkala.
Di tengah bisingnya Jakarta, terdapat oase literasi yang menawarkan petualangan seru dan hemat, yakni Taman Martha Christina Tiahahu atau yang lebih dikenal dengan Taman Literasi.
Ketika mulai masuk, Anda akan disuguhkan pemandangan dengan dua lantai yang melingkar seperti cincin dan terdapat kolam di tengahnya, menjadikan taman ini mempunya ciri khas yang menarik. Di sekeliling taman, berbagai pilihan tenan makanan juga siap memanjakan lidah Anda.
Tepat di sebelah kiri pintu utama taman ini, Anda akan menemukan daya tarik lain dari taman ini, yakni perpustakaan yang bebas dikunjungi siapa saja secara gratis. Anda bisa menyelami ilmu pengetahuan dengan berbagai jenis buku yang disediakan. Di antaranya, buku anak-anak, novel remaja, buku fiksi, dan masih banyak lagi. Ruangannya pun nyaman dengan pendingin ruangan, wifi, karpet, bean bag, dan stop kontak, seakan membuat betah para pengunjung untuk membaca berlama-lama.
Anda juga bisa naik ke lantai dua taman ini, untuk melihat keindahan area taman secara luas. Beberapa pengunjung mengatakan bahwa taman ini memiliki bangunan yang estetik sehingga menarik untuk dijadikan ruang-ruang berfoto.
Makanan dan minuman yang unik juga melengkapi taman ini sebagai destinasi pilihan masyarakat.
Taman yang diresmikan setelah direvitalisasi pada tahun 2022 ini cocok jadi destinasi wisata Instagramable. Pohon pakis Brazil menjulang tinggi yang menembus hingga lantai dua jadi favorit bisa jadi spot foto favorit.
Terlihat di belakang taman, fasilitas lain yang tersedia di taman ini adalah taman bermain anak. Anda dapat mengajak anak-anak berkunjung ke Taman Literasi ini tanpa khawatir.
Dengan luas 9.170 meter persegi, taman ini mudah diakses menggunakan transportasi umum karena berlokasi tepat di samping stasiun MRT dan terminal Blok M.
Berbagai fasilitas ditawarkan secara gratis sekaligus bisa meningkatkan literasi, menjadikan taman ini cocok untuk menghabiskan waktu dengan hemat bersama teman dan keluarga. Tertarik untuk berakhir pekan di Taman Literasi?
Dikenal sebagai salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta Pusat, Pasar Senen menjual berbagai pakaian, aksesoris sampai menyajikan beragam jenis kuliner. Salah satunya yang cukup unik adalah kuliner kue subuh. Harganya yang murah, menarik masyarakat untuk berkunjung ke sini.
Pengunjung bisa menemukan kuliner kue subuh di gedung Pasar Senen Jaya 1&2, yang terletak di seberang Stasiun Pasar Senen. Di bawah bagian lobi Pasar Senen Jaya 1&2, terdapat puluhan pedagang kue subuh yang menjajakan kulinernya.
Seringkali pengunjung menyebutnya juga dengan Kue Pasar Subuh Senen. Pengunjung juga dapat menemukan lokasi Kue Pasar Subuh Senen di Google Maps sebagai panduan.
Harga kue yang dijajakan dibanderol mulai dari Rp1.500 sampai Rp6.000. Salah satu kue dengan harga Rp1.500 adalah kue talam. Sedangkan kue lain yang dibanderol dengan harga Rp6.000 adalah kue bolu dengan bentuk pesawat atau hewan berwarna-warni.
Ada berbagai varian kue subuh di Pasar Kue Subuh Senen ini. Ada kue dengan rasa manis, seperti kue talam ubi ungu dan pandan, kue kura-kura, bolu kukus ataupun roti srikaya. Bagi Anda yang ingin merasakan kue subuh dengan rasa asin gurih, bisa mencoba lontong bakar, lemper atau risol mayo.
Pengunjung bisa mengitari lokasi Pasar Kue Subuh Senen dan memilih varian kue yang diinginkan. Selain kue subuh, Pasar Kue Subuh Senen juga menjual kuliner lainnya, seperti kue ulang tahun, berbagai bentuk bolu lapis, beragam roti isi bahkan ada juga yang menjajakan camilan makanan kering.
Jika terlalu penuh di Pasar Kue Subuh Senen gedung Pasar Senen Jaya 1&2, pengunjung bisa berjalan sekitar 100 meter ke arah Masjid Al-Arif dan menemukan pedagang kue subuh lainnya yang juga menjajakan kuliner kue subuh. Namun, di lokasi tersebut varian kue subuh dan camilan lain tidak sebanyak di gedung Pasar Senen Jaya 1&2.
Pengunjung yang ingin mencicipi kue subuh di Pasar Kue Subuh Senen bisa datang mulai 18.00 sore. Pasar Kue Subuh Senen dibuka sampai jam 06.00 pagi esoknya.
Rafli, salah satu pedagang Pasar Kue Subuh Senen mengatakan bahwa Pasar Kue Subuh Senen biasa ramai jam 20.00.
“Ini biasa sih orang rame jam delapan ya. Soalnya pada mau cari makan kan,” katanya kepada ANTARA pada Senin (13/5) lalu.
Banyaknya pengunjung memang bukan hanya mencari kue subuh, karena jika menelusuri Pasar Kue Subuh Senen, selain diisi oleh pedagang kue subuh, Pasar Kue Subuh Senen juga ramai oleh pedagang makanan berat seperti mie ayam atau olahan ayam madura. Jadi, masih banyak juga pengunjung yang datang untuk mengisi perut yang sedang keroncongan.
Keunikan dari Pasar Kue Subuh Senen dan mungkin beberapa tempat berdagang kue subuh lainnya adalah jam bukanya yang dibuka sampai pagi atau waktu subuh.
“Disini dua belas jam sih ya. Jadi dari jam enam sampe jam enam besok,” kata Rafli.
Yahya, mahasiswa, mengatakan bahwa ia gemar membeli kue subuh di Pasar Kue Subuh Senen karena ragamnya kue subuh yang bisa didapatkan.
“Suka beli kue-kue di sekitar sini karena lebih beragam dan murah juga,” kata dia kepada ANTARA pada Senin (13/5) lalu.
Yahya merekomendasikan Pasar Kue Subuh Senen selain bisa berbelanja kue subuh, Pasar Kue Subuh Senen juga dilengkapi toko pakaian, jajanan sampai hiburan lainnya.
“Rekomendasi, karena menurut saya disini cukup lengkap ya untuk memenuhi semua kebutuhan kita, mulai dari pakaian, jajanan juga banyak, hiburan, dan lainnya,” katanya.
Pasar Kue Subuh Senen dapat diakses melalui pilihan kendaraan. Jika Anda ingin menggunakan kendaraan pribadi seperti motor atau mobil, bisa parkir di dalam gedung Pasar Senen Jaya 1&2 atau di pinggir Jalan Pasar Senen.
Jika ingin ke menggunakan bus Transjakarta, Anda bisa turun di halte Senen Sentral yang kemudian berjalan sekitar 450 meter untuk menuju Pasar Kue Subuh.
Gulai tikungan, atau yang kerap disingkat gultik jadi salah satu destinasi kuliner khas di wilayah Blok M, Jakarta Selatan. Kuliner gultik bisa ditemui di depan Blok M Plaza.
Sepanjang Jalan Bulungan sampai putaran yang mengarah ke perempatan antara Jalan Bulungan dan Jalan Mahakam, berjejeran kuliner malam yang bisa dikunjungi dan disantap.
Kawasan ini biasanya ramai mulai pukul enam sore, ketika banyak karyawan kantor yang sudah pulang bekerja. Namun, banyak juga pasangan muda lainnya yang mampir dan mengisi perut mereka disini.
Harga gultik di daerah Blok M rata-rata adalah Rp10.000, untuk satu porsi gultik dan nasi dicampur beserta kerupuk. Ada juga yang disajikan terpisah dan dikenai harga Rp20.000.
Harga yang terjangkau tersebut ditambah suasana lalu lalang pedagang maupun pengunjung membuat kuliner gultik di Blok M serasa hidup. Ditambah dengan rasa kental dari gulai dengan kombinasi nasi membuat perut yang tadinya keroncongan menjadi tenang.
Kawasan perkantoran yang dekat dengan gultik, menjadikan gultik didominasi oleh pekerja kantoran. Banyak dari mereka yang berkumpul berbincang sembari mengisi perut sepulang kerja. Hal ini bisa dilihat dari waktu buka gultik yang dibuka sampai pukul satu pagi.
Di hari-hari biasa, biasanya kawasan ini sudah sepi pada pukul satu pagi. Tetapi jika akhir pekan, terlebih lagi pada malam Minggu, kawasan ini bisa buka sampai pukul dua pagi karena banyak pengunjung yang ramai berdatangan.
Terkait keunikan kuliner gultik, Wawan sebagai salah satu pemilik usaha gultik Gultik77 Mas Wawan pernah mencoba juga untuk membawa kuliner gultik ke daerah lain, seperti Rawamangun di Jakarta Timur. Namun, banyak yang tidak tertarik dengan kuliner gultik.
“Jadi saya pernah untuk coba gultik juga di tempat lain. Tapi gak laku, emang disini gultik tempatnya,” katanya kepada ANTARA pada Selasa (7/5) lalu.
Jadi kuliner ini pernah dicoba pedagang gultik Blok M untuk dibawa ke daerah lainnya. Hasilnya tidak begitu memuaskan seperti yang ada disini.
Dekat dengan perkantoran dan rasa yang nikmat menjadikan gultik Blok M khas di wilayahnya sendiri.
Jika pengunjung ingin menyantap kuliner lain, pengunjung bisa menyusuri terus Jalan Bulungan sampai putaran perempatan Jalan Mahakam, akan banyak deretan usaha kuliner seperti sate taichan, ayam bakar Madura dan lain seterusnya
Lukas, seorang pekerja swasta, yang sedang berkunjung ke gultik Blok M mengatakan bahwa alasannya datang adalah karena makanannya yang enak dan cukup ramai.
“Kenapa ke gultik karena abis pulang kerja aja dan emang rame juga keliatannya jadi kayaknya enak juga makanannya,” kata Lukas kepada ANTARA pada Selasa (7/5) lalu.
Tak hanya gultik, Lukas juga sering memesan menu lain seperti sate taichan dan menggabungkannya dengan gultik yang ia pesan.
“Biasanya sih dicombine (dikombinasikan) dengan sate taichan, karena banyak juga kan di sini pasang-pasangan dengan sate taichan gitu,” ucapnya.
Sebagai pekerja swasta, Lukas mengatakan sebenarnya tidak begitu sering ke gultik. Tetapi ketika ingin merasakan kuliner gulai, ia akan mampir ke gultik di Blok M.
“Sebenernya nggak begitu sering ya, karena kan di daerah blok M ini banyak juga pilihan lain, tapi kadang abis pulang kerja dan emang pengen ke gultik, biasanya mampir ke gultik,” ucap Lukas.
Pengunjung yang ingin datang ke gultik Blok M, bisa menggunakan beberapa opsi moda transportasi. Yang pertama yaitu bus Transjakarta, pengunjung bisa turun di halte Blok M Plaza dengan rute bus 1E atau 8E. Kemudian pengunjung bisa berjalan kaki sekitar 100 m.
Kemudian pengunjung yang menggunakan MRT (Mass Rapid Transit) bisa turun di halte Blok M BCA dan berjalan sekitar 100 m menuju kawasan gultik Blok M.
Jika pengunjung menggunakan kendaraan pribadi, pengunjung bisa parkir di dekat KFC Blok M Plaza, yang terletak di depan Blok M Plaza. Biasanya parkiran tersedia untuk motor, tetapi jika terlalu padat, pengunjung yang membawa mobil bisa parkir di dalam pusat perbelanjaan Blok M Plaza.
Apabila ingin jalan-jalan mengisi waktu libur sekaligus lebih mengenal keberagaman budaya Indonesia, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) adalah destinasi wisata yang tepat untuk dikunjungi. Taman wisata yang berlokasi di Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur ini menampilkan semua aspek kebudayaan dari provinsi-provinsi di Indonesia dari Sumatera sampai Papua.
Pendirian TMII merupakan buah gagasan dari ibu negara Tien Soeharto yakni membuat tempat rekreasi yang memperkenalkan keberagaman budaya Indonesia kepada masyarakat. Dibuka dan diresmikan pada bulan April 1975, TMII menempati lahan seluas 150 hektar.
Akses menuju kawasan wisata ini sangat mudah, termasuk dengan transportasi umum. Beberapa opsi transportasi umum untuk menuju ke TMII bisa menggunakan LRT Jabodebek dan Transjakarta.
Apabila menggunakan LRT Jabodebek, Anda dapat menaikki LRT Cibubur Line dan turun di Stasiun TMII dengan tarif bervariasi tergantung jarak dari stasiun keberangkatan. Namun tidak perlu khawatir karena tarif LRT Jabodebek masih relatif terjangkau, misalnya jika berangkat dari Stasiun Dukuh Atas dikenakan tarif hanya Rp10.000.
Dari Stasiun TMII, Anda bisa menggunakan angkutan shuttle gratis dari pengelola TMII yang akan mengantarkan pengujung sampai pintu masuk di Pintu 1.
Sedangkan apabila Anda pengguna Transjakarta, dapat menaiki rute 7D TMII - Pancoran dan turun di pemberhentian terakhir TMII dengan tarif terjangkau yakni Rp3.500.
Sebelum memasuki area wisata TMII, pastikan Anda telah membeli tiket terlebih dahulu secara daring di laman https://tiket.tamanmini.com. Tiket masuk TMII untuk satu orang dijual seharga Rp35.000.
Begitu masuk ke dalam kawasan wisata TMII, pengunjung disuguhkan oleh berbagai wahana dan atraksi yang tersedia mulai seperti anjungan daerah, aneka museum, hingga kereta gantung.
Kini pengunjung tidak bisa membawa kendaraan pribadi masuk ke TMII untuk berkeliling karena setelah direvitalisasi pada 2023 lalu kawasan wisata ini menerapkan kawasan rendah emisi. Sebagai gantinya, Anda dapat menggunakan angkutan keliling berupa kendaraan mikrobus bertenaga listrik tanpa dipungut biaya.
Armada kendaraan mikrobus bertenaga listrik ini menjangkau seluruh kawasan TMII dengan empat koridor yang berbeda. Pengunjung yang ingin menaiki layanan angkutan keliling harus menunggunya di halte bus yang tersedia di beberapa titik kawasan.
Selain menggunakan angkutan kelilng, Anda juga bisa menyewa skuter listrik, sepeda, atau mobil golf dengan tarif yang bervariasi sesuai durasi dan varian kendaraan yang disewa. Untuk menyewa sepeda, Anda harus merogoh kocek sebesar Rp30.000 per jam. Untuk mobil golf berkisar mulai Rp350.000 sampai Rp600.000 per dua jam. Sedangkan skuter listrik seharga Rp25.000 selama 15 menit Rp40.000 selama 30 menit.
Pilihan angkutan lain yang tak kalah menarik untuk melihat seisi TMII adalah kereta gantung. Pengunjung dapat menaiki salah satu wahana ikonik TMII ini di 3 stasiun yang disediakan yakni Stasiun A yang berada di dekat area parkir selatan, Stasiun B di dekat Anjungan Papua, dan Stasiun C di dekat area parkir utara.
Dengan menaiki kereta gantung Anda dapat menikmati pemandangan kawasan TMII dari ketinggian, termasuk melihat lebih jelas keseluruhan Danau Archipelago atau pulau buatan berbentuk wilayah kepulauan Indonesia yang berada di tengah danau.
Untuk menikmati pemandangan TMII dengan kereta gantung, Anda dapat memesan tiket seharga Rp50.000 pada hari kerja atau Rp60.000 pada akhir pekan dan libur nasional di loket yang ada di stasiun kereta gantung. Wahana kereta gantung beroperasi dari pukul 09.00 sampai 16.30 pada hari kerja dan pukul 09.00 sampai 17.30 pada akhir pekan dan libur nasional.
Berwisata di TMII tak lengkap rasanya apabila tidak mengunjungi anjungan daerah. Anjungan daerah merupakan koleksi bangunan rumah adat dari 33 provinsi di Indonesia. Tidak hanya menampilkan rumah adat, anjungan daerah juga menampilkan pakaian adat, kerajinan khas, hingga peralatan tradisional yang digunakan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
Dengan berkunjung ke anjungan daerah Anda dapat mengenal lebih dalam seluk beluk budaya dari berbagai provinsi di Indonesia. Tak jarang, anjungan daerah ini juga menjadi tempat pentas kesenian tradisional yang diselenggarakan pemerintah provinsi maupun komunitas penggiat budaya tradisional.
Tak hanya kebudayaan tradisional, kini TMII memiliki Contemporary Art Gallery (CAG) yang merupakan galeri tempat para seniman-seniman seni kontemporer Indonesia memamerkan karyanya. CAG menghadirkan tema pameran yang berbeda-beda setiap bulannya.
Di sana pengunjung juga berkesempatan untuk mencoba berbagai kegiatan kreatif mulai dari melukis, membuat tote bag, hingga membuat karya pop up 3D. Tiket masuk CAG dibanderol seharga Rp25.000 dan beroperasi setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 17.00.
Wahana edukasi lain yang tak kalah menarik di TMII adalah berbagai macam museum. TMII memiliki 15 gedung museum dengan tema koleksi yang bervariasi mulai dari kebudayaan, kekayaan alam, hingga teknologi.
Pilihan museum di TMII yang menarik dikunjungi yakni Museum Indonesia, Museum Penerangan, Museum Transportasi, Science Center, dan masih banyak lagi. Anda dapat mempelajari perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia di berbagai melalui museum-museum ini.
Di samping edukasi budaya, Anda dapat mengenal lebih jauh kekayaan fauna Indonesia dengan berkunjung ke Dunia Air Tawar dan Taman Burung.
Dunia Air Tawar menghadirkan berbagai jenis ikan dari perairan Indonesia dari arwana, belida, hingga aligator. Pengunjung Dunia Air Tawar dikenakan tiket masuk seharga Rp45.000 pada hari kerja dan Rp55.000 pada akhir pekan dan libur nasional.
Sedangkan Taman Burung menampilkan koleksi beragam jenis burung khas Indonesia serta menghadirkan lingkungan sesuai dengan habitat asli mereka. Harga tiket masuk Taman Burung yaitu Rp60.000 pada hari kerja dan Rp70.000 pada akhir pekan dan libur nasional.
TMII juga memiliki wahana atraksi hiburan menarik antara lain gedung teater ikonik Keong Mas yang memutarkan beragam pilihan judul film dengan format IMAX.
Kemudian ada atraksi air mancur menari Tirta Menari dan pertunjukan Tirta Cerita yang menampilkan kumpulan cerita rakyat Indonesia, dikemas dengan perpaduan atraksi air terjun menari, layar proyeksi air, dan ratusan drone LED.
Atraksi Tirta Menari berlangsung pada pukul 13.00 pada hari Senin hingga Kamis; pukul 14.00 pada hari Jumat; dan pukul 10.00, 13.00, dan 16.00 pada hari Sabtu dan Minggu.
Sedangkan pertunjukan Tirta Cerita digelar setiap pukul 18.45 setiap hari Senin sampai Minggu. Kedua pertunjukan air mancur menari ini dapat disaksikan di Plaza Promenade di depan Anjungan Daerah Istimewa Yogyakarta.
TMII menyediakan berbagai fasilitas penunjang yang dapat dimanfaatkan pengunjung seperti kantin, rumah ibadah, dan toilet yang tersebar di seluruh kawasan. TMII menyediakan area kantin UMKM maupun beberapa restoran sebagai tempat untuk mengisi perut dan beristirahat setelah puas berkeliling.
Di setiap anjungan daerah juga terdapat kios-kios yang menjajakan aneka kuliner khas dari provinsi yang menjadi tema masing-masing anjungan.
Untuk tempat ibadah, TMII menyediakan 7 rumah ibadah yang diperuntukan bagi umat Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghuchu. Ketujuh rumah ibadah tersebut berlokasi di dekat area parkir selatan. Bagi umat Islam, TMII juga menyediakan fasilitas mushola di setiap anjungan daerah.
TMII menjadi salah satu kawasan wisata yang paling diminati masyarakat baik dari Jabodetabek maupun orang luar daerah tersebut untuk menghabiskan waktu berlibur.
Salah satunya Suryanti, pengunjung asal Bekasi yang sengaja mengajak keluarganya berwisata ke TMII untuk menikmati kawasan wisata tersebut setelah direnovasi. Dia mengaku kereta gantung menjadi wahana favoritnya.
"Kalau naik kereta gantung bisa liat-liat isi Taman Mini dari atas ga perlu capek-capek keliling," kata Suryanti.
Sementara itu, Rama asal Bandung memilih berwisata ke TMII untuk mengenalkan budaya daerah-daerah di Indonesia kepada anak-anaknya.
"Di sini banyak rumah adat jadi anak-anak bisa belajar soal kebudayaan Indonesia," kata Rama.
TMII dibuka untuk pengunjung setiap hari mulai pukul 06.00 sampai 20.00. Dengan berbagai pilihan wahana, TMII menjadi tempat rekreasi yang menghibur sekaligus bisa memberikan edukasi tentang kekayaan budaya bangsa Indonesia.
Car free day atau CFD bisa menjadi salah satu tujuan momen plesir jika dompet tipis di akhir pekan. CFD merupakan momen spesial bagi warga Jakarta untuk menikmati ruang publik tanpa polusi asap kendaraan.
Beragam aktivitas menarik menanti untuk dinikmati. Bagi pecinta kuliner, deretan jajanan kaki lima dengan aromanya yang menggoda siap menjajakan lidah Anda.
Selain makanan dan minuman, berbagai pedagang pun hadir di CFD, dari pakaian olahraga hingga barang pecah-belah. Harganya pun cukup terjangkau, mulai dari Rp15.000 saja untuk sebuah kacamata.
Bagi yang ingin berolahraga, area CFD menyediakan ruang yang luas untuk bersepeda, jogging, atau sekadar berjalan kaki. Hirup udara segar bebas polusi dan rasakan energi yang membangkitkan semangat di tengah hiruk pikuk kota.
Untuk pergi ke CFD, pakailah setelan yang tepat untuk berolahraga agar aktivitas nyaman.
Mengabadikan momen di berbagai spot foto instagramable di CFD juga tak kalah menarik bagi Anda yang ingin membuat konten di media sosial.
Anda dapat pergi ke halte samping Bundaran HI. Terdapat Halte Tosari dan Halte Bundaran HI yang bisa menjadi tempat yang pas dengan latar ikonik Monumen Selamat Datang di tengah Bundaran HI dan gedung-gedung pencakar langit. Untuk menaiki halte tersebut. Anda diwajibkan untuk tap in dengan uang elektronik sebesar Rp3500 saja.
Bagi Anda yang berencana CFD di akhir pekan, ada beberapa tips hemat yang bisa dilakukan. Bawalah air minum sendiri agar tidak mencemari lingkungan dan tentunya hemat pengeluaran. Kedua, pakai sepatu yang nyaman. Terakhir, gunakan transportasi umum. Anda bisa turun di Stasiun KRL Sudirman atau Stasiun MRT Dukuh Atas.
Pergi ke museum kembali populer di kalangan anak muda. Pasalnya, banyak berseliweran konten di platform TikTok tentang rekomendasi hangout (pergi) ke museum. Nah, pergi ke museum Galeri Nasional Indonesia atau Galnas bisa menjadi salah satu destinasi petualangan hemat di Jakarta. Selain aksesnya yang cukup mudah, pergi ke Galnas tidak dipungut biaya sepeser pun, alias gratis.
Galnas hadir sebagai oasis budaya yang menawarkan pengalaman yang unik. Tak heran, masyarakat khususnya para anak muda, tertarik untuk datang ke sana. Di Galnas, pengunjung dapat menjelajahi beragam karya seni rupa dari seniman-seniman ternama.
“Aku tau pameran ini dari TikTok, dan hari ini mumpung libur, aku sempetin buat ke sini sendiri, karena emang pengen liat pameran di Galeri Nasional ini,” kata salah satu pengunjung Galeri Nasional, Maya, kepada ANTARA, Jumat (3/5).
Galnas bukan sekadar museum biasa, tapi juga galeri seni rupa modern dan kontemporer Indonesia. Di sini, Anda bisa menemukan berbagai karya seni rupa yang memanjakan mata, mulai dari lukisan, patung, keramik, hingga instalasi.
Karya seni di Galnas dipamerkan dalam berbagai jenis pameran, seperti pameran tetap, temporer, dan keliling. Pameran tetap selalu terbuka untuk Anda nikmati, sedangkan pameran temporer hanya berlangsung dalam waktu tertentu. Jadwal dan daftar pameran temporer bisa ditemukan di media sosial Galnas. Salah satunya Instagram, dengan nama galerinasional.
Sayangnya, saat ini pameran tetap di Galnas ditutup sementara. Hal ini dikarenakan, gedung untuk pameran tersebut sedang direvitalisasi. Kabarnya, revitalisasi akan rampung di bulan Agustus 2024.
Walaupun ditutup, Anda masih bisa mengunjungi pameran kontemporer dan menikmati karya-karya seni yang tak kalah menarik.
Saat dikunjungi pada Jumat (3/5), Galnas tengah mengadakan dua pameran kontemporer. Pameran pertama adalah Pameran Seni Rupa Butet Kertaredjasa “Melik Nggendong Lali" yang diadakan dari tanggal 26 April sampai dengan 25 Mei 2024 di Gedung A.
Pameran kedua merupakan Pameran Kolektif Empu Gampingan “Tempatan" yang diadakan dari tanggal 30 April hingga 16 Mei 2024 di Gedung D.
Di samping itu, pameran tetap Galnas memiliki koleksi seni yang luar biasa, dengan total sekitar 1785 karya. Di antara koleksi tersebut, Anda bisa menemukan karya seniman legendaris Indonesia seperti Raden Saleh, Affandi, dan Basoeki Abdullah, serta karya-karya seniman luar negeri.
Galnas bukan hanya tentang pameran. Anda juga bisa mengikuti berbagai kegiatan edukasi, kemitraan, dan publikasi seni rupa. Galnas bekerja sama dengan berbagai pihak, baik dari dalam maupun luar negeri, untuk menghadirkan berbagai kegiatan menarik.
Di antaranya adalah melukis di atas kain, menenun, seminar, dan lain sebagainya. Segala informasi mengenai kegiatan ini, bisa Anda dapatkan di media sosial Galnas.
Jika tertarik untuk mengunjungi Galnas, Anda bisa langsung mengunjungi laman resminya, yakni gni.kemdikbud.go.id untuk registrasi. Setelah mendaftar, Anda bisa menikmati pameran secara gratis.
Tidak perlu khawatir, jika Anda merasa kelaparan atau haus di tengah kunjungan pameran. Di belakang ruang registrasi, terdapat kantin untuk Anda yang ingin membeli makanan.
Setelah puas berpetualang di dunia seni rupa Indonesia di Galeri Nasional, jangan lupa mampir ke Galnashop. Galnashop terletak di ruang registrasi, tepat di depan pintu masuk.
Anda bisa menemukan berbagai pernak-pernik khas Galnas yang super unik, seperti kaos, tas, dan topi dengan desain inspiratif dari Galnas, serta pernak-pernik khas dari pameran kontemporer yang sedang berlangsung.
Galnas sendiri buka setiap hari mulai pukul 09.00 WIB sampai dengan 19.00 WIB.
Nah untuk menuju ke Galnas, agar lebih hemat, Anda bisa menggunakan transportasi umum. Anda bisa naik Transjakarta koridor 6H dan turun di halte Gambir 1.
Bagi Anda yang memilih untuk menggunakan kereta rel listrik (KRL), Anda bisa turun di stasiun Gondangdia, dilanjutkan naik Transjakarta koridor 2P, dan turun di halte Gambir 3. Dari halte tersebut, Anda cukup berjalan sekitar empat menit menuju Galnas.
Pernahkah Anda nongkrong di kafe yang dikelilingi barang antik di tengah ramainya pasar loak? Kafe unik bernama Kampoeng Gallery menjadi sorotan akhir-akhir ini di media sosial. Pasalnya, kafe ini tidak pernah sepi pengunjung karena konsepnya yang unik dan harganya yang tergolong murah.
Bagi Anda yang ingin jalan-jalan sekaligus berburu foto dengan bujet minim, petualangan hemat kafe ini tepat untuk Anda.
Selain konsepnya yang unik, kafe ini juga menyediakan berbagai buku untuk dibaca oleh para pengunjung.
Menjelang malam, suasana kafe ini semakin rame. Banyak pemuda-pemudi yang datang untuk nongkrong sekaligus membuat konten di media sosial, baik foto maupun video.
Kehadiran kios mainan dan kaset bekas juga seakan melengkapi nuansa jadul kafe ini. Bahkan jika Anda sedang mencari piringan hitam bekas, di sini juga tersedia.
Atau mungkin Anda sedang mencari barang antik untuk disewa? Tenang, Anda cukup mengeluarkan mulai dari Rp10.000 per hari saja untuk menyewa satu barang yang penuh cerita ini.
Di setiap sudut kafe yang berdiri sejak tahun 2010 ini, terdapat juga poster yang siap memotivasi para pengunjungnya.
Anda juga bisa menyumbangkan barang antik atau karya seni untuk dipajang di kafe ini.
Berbagai makanan dan minuman ditawarkan dengan harga yang terjangkau. Anda bisa langsung ke meja kasir untuk memesan makanan yang diinginkan. Nantinya makanan akan diantar ke meja Anda.
Kafe bernuansa 90-an ini berada tak jauh dari Stasiun Kebayoran Lama. Setelah pintu keluar, Anda hanya perlu berjalan sekitar 200 meter saja untuk sampai ke pintu masuk kafe ini.
Tertarik berkunjung ke kafe ini? Ingat, tidak perlu membawa uang yang banyak untuk menikmati kafe ini.
Pernahkah Anda berkunjung masuk ke dalam gedung putih dengan logo bertuliskan “ANTARA” yang terletak tak jauh dari pintu masuk Pasar Baru? Itulah Galeri Foto Jurnalistik ANTARA (GFJA) dan Museum Graha Bakti ANTARA, sebuah gedung bersejarah yang saat ini telah tegabung menjadi kompleks yang diberi nama ANTARA Heritage Center (AHC).
Biaya masuknya yang gratis dapat menjadikan museum sekaligus galeri bersejarah ini pilihan destinasi hemat di Jakarta.
Menginjakkan kaki di AHC bagaikan melangkah ke dalam lorong waktu. Bangunan ikonik yang baru saja diresmikan oleh Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA ini, terletak sejajar dengan pintu masuk kompleks Pasar Baru, di sisi Sungai Ciliwung dan berhadapan dengan Gedung Kesenian Jakarta.
AHC tak hanya memukau dengan arsitekturnya yang unik, tetapi juga menyimpan sejarah yang tak ternilai. Bangunan ini termasuk dalam cagar budaya kelas A dan merupakan bagian dari Weltevreden, kawasan tempat tinggal utama orang-orang Eropa di pinggiran Batavia, Hindia Belanda. Jaraknya sekitar 10 kilometer dari Batavia lama ke arah selatan.
Setelah direvitalisasi, AHC kini tampil dengan kemegahan yang sama persis seperti saat pertama kali dibangun. Kawasan ini menjadi saksi bisu sejarah bangsa, termasuk momen bersejarah saat proklamasi kemerdekaan dikumandangkan ke seluruh penjuru dunia.
Gedung ini telah melewati masa perjuangan yang panjang dan per tahun 2024, usianya telah mencapai 107 tahun.
AHC memiliki dua gedung, yakni Grya Aneta dan Gedung Annex. Nah, GFJA terletak tepat di lantai dasar Gedung Annex. GFJA secara rutin memamerkan karya-karya pewarta foto Kantor Berita ANTARA, fotografer nasional, dan internasional.
Naik ke lantai dua, Anda akan memasuki museum ANTARA dan merasakan atmosfer sejarah jurnalistik Indonesia. Berbagai koleksi menarik disuguhkan dengan kisah perjalanan panjang LKBN ANTARA, kantor berita nasional tertua di Indonesia.
Langkah kaki Anda akan disambut oleh potret empat pemuda pendiri ANTARA yakni Adam Malik, Soemanang, A.M. Sipahoetar, dan Pandoe Kartawigoena. Di ruangan ini, Anda dapat mempelajari bagaimana semangat dan perjuangan mereka dalam mendirikan ANTARA di tengah masa penjajahan Belanda.
Koleksi mesin tik dan sepeda peninggalan para pendiri ANTARA menjadi bukti nyata dedikasi dan kerja keras mereka dalam menyampaikan informasi kepada rakyat Indonesia.
Di lantai dua ini juga menyediakan beberapa sofa yang dapat digunakan sebagai tempat kerja bersama (co-working space).
Bergeser ke Grya Aneta yang berada tepat di samping Gedung Annex. Gedung tersebut adalah tempat para jurnalis LKBN ANTARA bekerja, dari jurnalis tulis hingga jurnalis video. Yang unik di sini adalah Anda dapat pergi ke Taman Langit. Dikutip dari buku karya kawan-kawan pewarta ANTARA, Taman Langit adalah taman di area lantai dua yang menghubungkan Grya Aneta dengan Gedung Annex.
Taman Langit ini digunakan sebagai tempat dilangsungkan berbagai acara dan kegiatan komunitas. Bisa pertunjukan musik, peragaan busana atau bahkan diskusi dengan beragam topik.
Sebelum beranjak dari Grya Aneta, Anda bisa mampir ke bawah tangga menuju Taman Langit. Di sana, Anda akan menemukan berbagai pernak-pernik ANTARA, yang bisa dibeli dan dibawa pulang untuk kenang-kenangan.
Galeri sekaligus museum ini bukan sekadar tempat memamerkan benda-benda bersejarah. Di sini, Anda diajak untuk menyelami nilai-nilai jurnalistik, seperti keberanian, kejujuran, dan objektivitas.
Agar lebih hemat, Anda bisa mengunjungi AHC dengan menggunakan transportasi umum. Jika menggunakan kereta rel listrik (KRL), Anda dapat turun di stasiun Juanda, dari stasiun tersebut Anda hanya perlu berjalan sekitar tujuh menit untuk sampai ke AHC.
Jika memilih untuk menggunakan Transjakarta, Anda bisa turun di halte Juanda. Dari halte ini, Anda sudah bisa melihat gedung putih megah dengan jam dinding raksasa yang ikonik tersebut.