Pasar bandeng Gresik, menjaga tradisi di tengah pandemi
Pagelaran Pasar Bandeng di Kabupaten Gresik, Jatim baru saja rampung, tepatnya Jumat (7/5) malam. Kegiatan tradisi tahunan jelang Lebaran itu ditutup dengan kontes dan lelang ikan bandeng yang menghadirkan bupati serta wali kota se-Jawa Timur.
SelengkapnyaPasar bandeng Gresik, menjaga tradisi di tengah pandemi
Oleh MalikPagelaran Pasar Bandeng di Kabupaten Gresik, Jatim baru saja rampung, tepatnya Jumat (7/5) malam. Kegiatan tradisi tahunan jelang Lebaran itu ditutup dengan kontes dan lelang ikan bandeng yang menghadirkan bupati serta wali kota se-Jawa Timur.
Acara puncaknya dipusatkan di Kantor Bupati Gresik, Jalan Wahidin Sudiro Husodo, dengan menggunakan panggung berlatar belakang LED Screen atau layar multimedia seukuran panjang bus mini. Dan layar inilah yang menjadi kunci untuk menghadirkan sejumlah pimpinan daerah tersebut.
Kegiatan tradisi tahunan ini sengaja digelar secara berbeda untuk kali ini, yakni dengan pelibatan bupati dan wali kota se-Jawa Timur secara virtual melalui lelang bandeng. Maklum, pandemi COVID-19 masih menghantui masyarakat dan belum selesai.
Untuk acara tatap mukanya digelar dengan undangan terbatas dan memenuhi protokol kesehatan, salah satunya menempatkan kursi dan meja secara berjarak, serta dilakukan di luar ruangan dengan batasan undangan tidak melebihi 100 orang yang hadir.
Puluhan pasang mata yang hadir secara luring mulai tertuju pada layar LED Screen tersebut usai acara hiburan selesai, sekitar pukul 21.00 WIB. Dan lelang bandeng dimulai dengan penawaran pertama seharga Rp10 juta.
Tawar menawar terjadi, dari kepala daerah satu ke kepala daerah lainnya. Hingga akhirnya, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi terpilih sebagai pembeli tertinggi dengan harga Rp25,5 juta untuk bandeng kawak, atau bandeng terbaik dalam kontes tersebut.
Bandeng yang dibeli Eri merupakan juara pertama Kontes Bandeng Kabupaten Gresik 2021, dengan berat 6,5 kilogram, panjang 86 sentimeter dan berusia delapan tahun, milik salah seorang petambak Zainul Abidin dari Watu Agung, Kecamatan Bungah.
Pemenang lelang kedua Sekda Provinsi Jawa Timur, dengan membeli bandeng milik Zainul, seberat 5,1 kilogram, panjang 73 sentimeter dan umur enam tahun itu senilai Rp15,4 juta.
Kemudian pembeli tertinggi ketiga Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko, yang membeli bandeng dari petambak Ujungpangkah, Syaifullah Mahdi seberat 5,05 kilogram panjang 83 sentimeter dan berumur tujuh tahun, dengan harga lelang Rp10 juta.
Rencananya, hasil dana lelang bandeng dari bupati dan wali kota tersebut disumbangkan ke yayasan sosial di Kabupaten Gresik.
Budayawan sekaligus pengamat sosial Kabupaten Gresik, Krisaji AW mengapresiasi langkah pemkab menggelar lelang bandeng secara virtual pada tahun ini. Sebab, tahun kemarin acara ini sempat "puasa" akibat tingginya angka terkonfirmasi positif COVID-19 di wilayah itu.
"Bagaimanapun, sebuah tradisi harus tetap menyesuaikan zamannya. Saat ini, zaman virtual dan milenal, maka upaya-upaya inovasi terkait masa kini harus perlu dilakukan untuk mempertahankannya," kata Krisaji.
Ia mengatakan, mempertahankan tradisi dan budaya itu tidak gampang, sebab perlu adanya pengembangan-pengembangan agar tetap berjalan, termasuk lelang dan kontes bandeng yang digelar secara virtual kali ini.
Pelaksanaan secara virtual ini, kata dia, merupakan terobosan, karena sebelumnya selalu digelar dengan pertemuan langsung yang disaksikan masyarakat Gresik di jantung kota, atau Alun-alun.
"Saya yakin, pelaksanaan lelang bandeng virtual yang pertama kali dalam sejarah Kabupaten Gresik ini tidak akan mengurangi rasa dari tradisi itu sendiri yang sudah melekat di setiap individu warga Kabupaten Gresik," katanya.
Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani mengatakan, digelarnya kembali tradisi pasar dan lelang bandeng tahun ini karena dibalik itu terdapat perputaran ekonomi yang luar biasa.
Ia mencatat, tradisi pasar dan lelang bandeng mendorong produksi ikan bandeng mencapai 80 ribu ton per tahun, dengan nilai ekonomi menembus Rp1 trilun.
"Kontes dan lelang bandeng ini berangkat dari potensi ikan bandeng yang melimpah di Kabupaten Gresik. Satu tahun panen, hasilnya mencapai 80 ribu ton. Kalau diestimasikan harga satu kilo bandeng Rp10 ribu, maka perputaran uangnya sangat besar. Rp1 triliun," kata Yani.
Ia mengatakan, selain di sisi komoditas ikan, pasar bandeng mendorong kegiatan padat karyanya. Sebab, terdapat ibu-ibu di kampung-kampung Gresik yang melakukan kegiatan ekonomi untuk mendukung tradisi tersebut.
Oleh karena itu, pria akrab disapa Gus Yani itu mengakui, sejak awal tetap berkeingian menggelar tradisi pasar dan lelang bandeng, sebab sebelumnya sempat menghilang tahun lalu akibat pandemi.