Danau Toba sejak lama dikenal sebagai salah satu destinasi wisata alam dengan pemandangan yang menakjubkan. Namun tak hanya menawarkan keindahan wisata alam, keanekaragaman budaya dan produk kriya kreatif juga menjadikan Danau Toba menarik untuk dikunjungi.
Menikmati dari dekat keindahan Danau Toba di Kabupaten Dairi
Kabupaten Dairi merupakan salah satu kabupaten di Sumatera Utara dengan ibukotanya Sidikalang dengan luas sekitar 192.780 hektare atau 2,69 persen dari luas provinsi Sumatra Utara. SelengkapnyaCerita wastra ulos dalam Gernas BBI 2021
Siapa sangka jika ternyata setiap wastra atau kain tradisional memiliki cara tersendiri untuk menceritakan tentang sejarahnya? Begitupun tentang ulos, sebagai wastra khas nusantara yang berasal dari daerah di Sumatera Utara. SelengkapnyaDanau Toba, destinasi wisata super prioritas dengan alam menakjubkan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sedang fokus mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif di lima wisata terpadu super prioritas di Indonesia dan sebagian besar masyarakat mungkin sudah mengenal tempat-tempat yang memiliki keindahan alam yang benar-benar menakjubkan. SelengkapnyaMenikmati dari dekat keindahan Danau Toba di Kabupaten Dairi
Oleh JuraidiKabupaten Dairi merupakan salah satu kabupaten di Sumatera Utara dengan ibukotanya Sidikalang dengan luas sekitar 192.780 hektare atau 2,69 persen dari luas provinsi Sumatra Utara.
Kabupaten yang berada di sebelah barat laut Provinsi Sumatera Utara, terdiri dari 15 kecamatan yakni Kecamatan Berampu, Gunung Sitember, Lae Parira, Parbuluan, Pegagan Hilir, Sidikalang, dan Siempat Nempu.
Kemudian Kecamatan Siempat Nempu Hilir, Siempat Nempu Hulu, Silahisabungan, Silima Pungga-Pungga, Sitinjo, Sumbul, Tanah Pinem serta Kecamatan Tigalingga.
Wilayah Kabupaten Dairi berada di dataran tinggi Bukit barisan dengan ketinggian sekitar 700-1.250 meter di atas permukaan laut atau sekitar 200 meter di atas permukaan Danau Toba.
Posisi Kabupaten Dairi berpenduduk sekitar 317.751 jiwa, cukup strategis dengan jarak sekitar 153 km dari Kota Medan dengan waktu tempuh sekitar 3 jam. Dairi juga merupakan salah satu jalur menuju Provinsi Aceh.
Selain kopi yang sudah terkenal sejak dulunya, Kabupaten Dairi juga menghasilkan berbagai komoditas pertanian andalan lainnya seperti bawang, durian, dan jagung.
Saat ini pemerintah telah menetapkan Danau Toba sebagai salah satu destinasi wisata super prioritas di tanah air selain Likupang, Borobudur, Mandalika dan Labuan Bajo. Danau Toba ditunjuk sebagai ikon baru pariwisata Indonesia berbasis keindahan alam.
Danau Toba yang memiliki luas lebih kurang 1.145 kilometer sebenarnya lebih mirip dengan lautan karena termasuk danau teluas di Asia Tenggara dan salah satu danau terdalam di dunia.
Penetapan kawasan Danau Toba sebagai salah satu destinasi pariwisata super prioritas tentunya bukan tanpa pertimbangan yang matang.
Danau Toba dengan keindahan alamnya yang terbentang di 7 kabupaten yakni Simalungun, Toba, Tapanuli Utara, Humbang hasundutan, Dairi, karo, Samosir merupakan potensi besar sebagai destinasi wisata kelas dunia.
Nah khusus untuk Kabupaten Dairi, selama ini belum banyak orang yang mengenal berbagai objek wisata yang dimilikinya, yang keindahan alamnya cukup menantang untuk dinikmati.
Seperti misalnya Tao Silalahi yang merupakan tempat yang sangat asik untuk menikmati keindahan Danau Toba. Di tempat ini wisatawan dapat melakukan berbagai kegiatan, mulai dari berkemah, duduk-duduk santai maupun berenang.
Selain itu, wisatawan juga dapat mengelilingi danau dengan menggunakan perahu yang disediakan oleh pengelola wisata.
Bagi yang gemar fotografi, juga dapat hunting foto di tempat ini, terutama pada saat matahari terbenam atau sunset. Wisatawan akan disuguhi panorama lembayung senja yang begitu mempesona.
Tao Silalahi menjadi salah satu onjek wisata andalam di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, yang diharapkan dapat mendatangkan banyak wisatawan lokal maupun mancanegera karena lokasinya yang cukup memanjakan pengunjung.
Sekretaris Dinas Pariwisata Dairi, Besli Pame, menyebutkan Tao Silalahi memang merupakan salah satu andalan daerah itu untuk mendatangkan banyak wisatawan dari sejumlah objek wisata lainnya yang ada di daerah itu.
Wisata alam
Tao Toba yang berada di Kecamatan Silahisabungan tersebut menawarkan konsep wisata alam. Pengunjung selain dapat menikmati keindahan panorama alam Danau Toba juga dapat menikmati berbagai fasilitas yang disediakan oleh pengelola.
Keberadaan Tao Silalahi memiliki keunikan tersendiri jika dibandingkan dengan daerah objek wisata lainnya di kawasan Danau Toba. Tao Silalahi memiliki pantai terpanjang yang masih natural, hutan dengan kekayaan flora dan fauna serta keunikan keragaman hayati.
Tao Silalahi yang juga bagian dari Kaldera Toba ditetapkan Silahisabungan Goesite sebagai UNESCO Global Geoparks.Hal itu tentunya menjadi kesempatan besar bagi Pemkab Dairi untuk mengembangkan sektor pariwisata di daerah itu.
Dengan semakin berkembangnya pariwisata di daerah ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Apalagi sekarang sudah ada aplikasi Visitdairi yang memudahkan bagi calon pengunjung untuk lebih mengenal berbagai objek pariwisata di Dairi..
Berikutnya yang juga menjadi objek wisata andalan Kabupaten Dairi adalah Taman Wisata Iman Sitinjo yang terletak di Desa Sitinjo, Kecamatan Sitinjo.
Bupati Dairi Dr. Eddy Keleng Ate Berutu di Sidikalang, Rabu, mengatakan, Taman Wisata Iman yang berada di perbukitan Sitinjo tersebut memiliki luas kurang lebih 10 hektare dan sudah menjadi salah satu ikon pariwisata daerah itu.
Taman Wisata Iman atau disingkat TWI yang pembangunannya diprakarsai Bupati Dairi saat itu Dr. Master Parulian Tumanggor adalah sebuah tempat wisata religi yang didalam kawasannya terdapat berbagai rumah ibadah.
Pembangunan Taman Wisata Iman tersebut peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Menteri Agama Said Agil Husin Al Munawwar pada tahun 2005, yang menandai dimulainya pembangunan tempat wisata religi satu-satunya di Sumatera Utara itu.
Di Taman Wisata Iman ini pengunjung dapat berbagai ornamen keagamaan seperti Vihara Saddhavadana dengan patung Buddha Rupang, Patung Abraham, patung Nabi Musa, Gereja Oikumene, Gua Bunda Maria, dan Perahu Nabi Nuh.
Juga ada kisah perjalanan Kehidupan Yesus Kristus yang terdiri dari Kandang Domba di Betlehem, Yesus memberi makan 5000 orang, Yesus berdoa di Taman Getsmani, 14 tahap perjalanan salib (Via Dolorosa), Bukit Golgata dan Kebangkitan Yesus Kuil Hindu serta Lapangan Manasik Haji dan Mesjid.
Yang menariknya lagi dari tempat wisata ini adalah kondisi alamnya yang berbukit – bukit. Untuk menikmati semua keindahan yang ada ditempat ini kita harus menjelajahinya dengan berjalan kaki. Menaiki dan juga menuruni anak tangga yang sudah disedikan.
Dairi terdiri dari banyak suku bangsa dan agama. Keberagaman tersebut sampai saat ini tetap terpelihara dengan baik dan masyarakatnya hidup rukun dan damai.
Sekretaris Dinas Pariwisata Dairi Besli Pame mengatakan Taman Wisata Iman memang menjadi salah satu alternatif bagi pelancong yang berwisata ke Kabupaten Dairi.
Sebelum pandemi melanda Indonesia, jumlah masyarakat yang berkunjung ke Taman Wisata Iman dalam perbulannya bisa mencapai 10 ribu lebih, baik yang datang dengan keluarganya maupun secara rombongan.
Taman Wisata Iman ini sempat ditutup selama pandemi, dan kembali dibuka Desember 2020 namun dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat kepada setiap pengunjung.
Berikutnya yang tidak kalah menariknya untuk dikunjungi oleh wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Dairi adalah Kampung Ulos yang berada di Desa Silalahi, Kecamatan Silahisabungan.
Kampung Ulos ini terdiri dari lima desa yang memiliki 400 pengrajin ulos yang bekerja setiap harinya menenun kain.
Semula masyarakat menenun untuk ulos adat dimana ulos tersebut banyak dipesan oleh masyarakat di kabupaten lain seperti Simalungun, Karo, dan lainnya termasuk ulos Pakpak dan ulos Toba. Namun dari waktu ke waktu belum bisa membawa kesejahteraan yang tinggi bagi para penenun.
Pemkab Dairi berinisiatif melakukan diversifikasi produk, dari yang awalnya para penenun membuat ulos hanya dikonsumsi saat upacara adat, akhirnya mereka juga membuat ulos yang dapat digunakan dalam semua kesempatan.
Langkahnya dengan cara mencari benang-benang yang lebih halus dan lebih stylish agar dapat diproduksi menjadi produk yang lebih fashionable.
Para penenun di Kampung Silahisabungan mewarnai benang menggunakan pewarna alami, yang berasal dari tanaman-tanaman endemik di sana. Cairan hasil perasan tumbuhan direbus, lalu benang dicelup ke dalamnya berulang-ulang hingga merata dan maksimal.
Dairi ingin masuk pasar negara-negara yang sangat peduli kepada pelestarian lingkungan. Namun harus dipastikan bahwa Danau Toba tetap terjaga, habitatnya, mulai dari ketinggian airnya, hingga ragam tanaman. Tanaman sangat penting karena beberapa pengrajin memanfaatkan pewarna alamii dari tanaman di sekitar Danau Toba.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno sendiri telah meresmikan dan berkesempatan mengunjungi Kampung Ulos tersebut dan mendorong para pengrajin ulos terus berinovasi untuk meningkatkan produksi.
Keahlian para penenun di kampung tersebut, kata Sandiaga Uni, merupakan berkah dari Tuhan Yang Maha Esa. Mereka diberkati agar mampu secara mandiri dalam membuka lapangan kerja dan meningkatkan ekonomi masyarakat.
“Saya senang sekali dapat melihat langsung dan ini kebanggaan kita semua, bahwa Tuhan YME telah memberikan berkah kepada masyarakat berupa keahlian untuk membuat ulos. Ini adalah keahlian yang harus kita kemas untuk dapat memberikan kemaslahatan dan kesejahteraan bagi masyarakat,” ujarnya.
Menparekraf Sandiaga Uno mencanangkan program one village one creative product atau satu desa satu produk kreatif untuk menjadikan ulos sebagai produk kreatif yang dapat membuka lapangan kerja. Produk kreatif juga bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan saat berkunjung ke Danau Toba khususnya Kabupaten Dairi.
“Kita harus mencari Inovasi dan kreativitas apa yang dibutuhkan sehingga dapat meningkatkan hasil produksi, paling tidak 50 persen sehingga pendapatan meningkat. Serta mendorong program one village one creative produk,” ujarnya. Danau Toba dengan segala keajaibannya dan keindahannya bisa jadi telah tersohor ke seantro dunia. Namun, saat ini yang harus tetap dipertahankan dan dikembangkan sesuai zaman adalah bagaimana menciptakan wilayah ini menjadi destinasi yang tetap menarik bagi wisatawan tidak hanya lokal tapi juga mancanegara.
Untuk itulah, seluruh kabupaten yang berada di sekitar Danau Toba, tidak terkecuali Kabupaten Dairi harus mampu mengembangkan apa saja yang bisa dan layak untuk dijual mulai keindahan alam, budaya, kuliner, hingga pernak-pernik kerajinan tangan agar tetap layak dikunjungi wisatawan.
Oleh Juraidi
Editor: Royke Sinaga
COPYRIGHT © ANTARA 2021
Cerita wastra ulos dalam Gernas BBI 2021
Oleh Hanni Sofia..kain ulos memiliki makna kekeluargaan yang tidak hanya untuk diri sendiri, tapi juga melindungi orang lain..
Siapa sangka jika ternyata setiap wastra atau kain tradisional memiliki cara tersendiri untuk menceritakan tentang sejarahnya?
Begitupun tentang ulos, sebagai wastra khas nusantara yang berasal dari daerah di Sumatera Utara.
Ulos terpredikasi sebagai salah satu kekayaan terbaik wastra Indonesia dari Sumatera Utara yang secara turun-temurun telah dirawat masyarakat Suku Batak dan suku lain di wilayah tersebut.
Dalam sejarahnya, ulos banyak digunakan sebagai penghangat badan oleh nenek moyang suku Batak yang hidup di kawasan pegunungan.
Bagi sebagian besar masyarakat Batak, panas matahari belumlah cukup untuk menghilangkan hawa dingin di tubuh mereka. Alhasil, ulos menjadi salah satu sumber penghangat bagi suku Batak, selain sinar matahari dan api.
Cerita wastra ulos kini berkembang tak berhenti sampai pada sekadar penghangat badan, sebab kini kain khas tersebut telah meluas sebagai sumber penghidupan dan perekonomian masyarakat setempat.
Dari ulos pulalah, masyarakat berharap perbaikan kesejahteraan hidup yang lebih baik.
Oleh karena itu, melalui Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) 2021, ulos menjadi salah satu kekuatan tersendiri yang dipromosikan sebagai salah satu daya tarik kreatif atau artisanal.
Di sisi lain, ia menjadi salah satu penopang penting produk unggulan yang bisa diandalkan dari Sumatera Utara.
Selain itu, pelestarian kain ulos juga dianggap selaras dengan program pengembangan lima Destinasi Wisata Super Prioritas yang mendukung sektor ekonomi kreatif, terutama pengrajin Ulos.
Pelatihan pengrajin
Ketua Bidang Manajemen Usaha Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Suzana Teten Masduki, pada acara "Ngobrol tentang Kain Ulos" di Galeri Provinsi Sumatera Utara, Gedung Smesco, Jakarta, Sabtu, mengatakan ulos memiliki makna budaya yang besar bagi orang Batak yang telah merawat adat istiadat penggunaan Ulos.
Dan bagi masyarakat Indonesia, ulos adalah hasil karya seni yang perlu didukung pelestariannya.
Menurut Suzana, kain ulos memiliki makna kekeluargaan yang tidak hanya untuk diri sendiri, tapi juga melindungi orang lain terutama orang terdekat.
Makna kekeluargaan kain ulos dapat dijadikan contoh dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat apalagi dalam masa pandemi ini untuk saling jaga kesehatan, jaga jarak, menggunakan masker, dan rajin cuci tangan.
Dekranas secara khusus sudah mendesain program untuk membantu para pelaku UMKM agar mampu bertahan dan beradaptasi di tengah pandemi. Program pertama adalah yang berkenaan dengan pelatihan, yang meliputi pelatihan terkait kewirausahaan, peningkatan peran UMKM dalam pengadaan barang/jasa pemerintah, General Business Plan, Marketplace, produk dan jasa Bank, hingga kisah sukses, dan ekonomi kreatif.
Pelatihan-pelatihan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menyelaraskan dengan strategi penguatan lima Destinasi Wisata Super Prioritas yang digagas pemerintah. Tentunya, dilaksanakan dengan sepenuhnya patuh pada protokol kesehatan.
Kelima Destinasi Wisata Super Prioritas tersebut adalah Danau Toba (Sumatera Utara), Labuan Bajo (NTT), Mandalika (NTB), Likupang (Sulawesi Utara), dan Borobudur (Jawa Tengah).
Pelatihan sudah dilaksanakan di Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Manggarai Barat (Labuan Bajo), dan Kabupaten Minahasa Utara (Likupang).
Program kedua yang telah diselenggarakan Dekranas adalah Cerita Wastra, yaitu lomba foto dan narasi Wastra Indonesia melalui media sosial (Instagram).
Kegiatan ini diikuti lebih dari 1.600 peserta dari seluruh Indonesia, serta memperebutkan total hadiah uang tunai senilai Rp20,5 juta.
Kompetisi Cerita
Demi promosi wastra ulos berlanjat berkelanjutan, Dekranas telah bertekad siap memberikan pelatihan dan vokasi sebagai rangkaian pelatihan kewirausahaan dan manajemen usaha UMKM akan diperkuat.
Kegiatan ini digelar dengan tujuan meningkatnya kualitas SDM UMKM yang akan menopang kawasan Destinasi Wisata Super Prioritas termasuk di kawasan penghasil ulos yakni Danau Toba.
Bentuk kegiatan antara lain meliputi rangkaian pelatihan SDM UMKM penunjang daerah pariwisata untuk mengembangkan kreativitas produk dan tata kelola usaha.
Selain itu, pelaksanaan program Cerita Wastra 2021 akan diperluas dengan kompetisi Cerita Wastra tingkat provinsi (Dekranasda) dan pembuatan film dokumenter pengrajin Wastra khususnya di daerah destinasi super prioritas.
Program ini telah juga sinergikan dengan Dekranasda di 34 provinsi di Indonesia untuk dapat melakukan kompetisi Cerita Wastra pada tingkat provinsi.
Dekranas bekerja sama dengan instansi lainnya antara lain dengan Direktorat Jenderal Kebudayaan (Ditjenbud) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, terutama untuk aspek sejarah dan budaya dari Wastra masing-masing daerah.
Dengan begitu, mereka bukan hanya membantu para pengrajin, melainkan juga melestarikan budaya nusantara.
Sementara situs web sebagai platform agar masyarakat luas dapat mengakses informasi mengenai Wastra Nusantara, juga sedang dalam proses dan akan segera diluncurkan.
Presiden Joko Widodo saat peluncuran Beli Kreatif Danau Toba secara khusus menyebut kain ulos sebagai satau produk yang paling bisa diunggulkan dari Sumut di samping kopi sidikalang yang sudah sangat tersohor.
Menurut Presiden, para pelaku kreatif dan UMKM Danau Toba sudah sangat dikenal misal dengan artisan ulos yang sudah mendunia dan kopi sidikalang yang sangat populer.
Kepala Negara tak berhenti mengagumi kawasan yang cantik itu dengan bentangan danau vulkanik, paduan pariwisata, dan hasil karya ekonomi kreatif yang layak digaungkan ke seluruh penjuru nusantara hingga dunia.
Dan ke depan diharapkan akan mampu membangkikan ekonomi Indonesia lewat Indonesia digital.
Presiden Jokowi pun sangat bangga saat secara resmi meluncurkan kampanye Beli Kreatif Danau Toba. Terlebih karena kampanye ini akan dilengkapi dengan edukasi dan pendampingan bagi para pelaku kreatif dan UMKM untuk bisa benar-benar maju di industri digital, bukan hanya bisa sekadar ‘onboarding’ di marketplace.
Memang sudah waktunya pariwisata Indonesia bangkit dan tumbuh seiring ekonomi kreatif di dalamnya. Sebagaimana Danau Toba dengan kain ulos yang didorong dalam kemasan Gernas BBI 2021, semua berharap ada solusi perbaikan ekonomi dari trauma dan kesulitan akibat pandemi COVID-19.
Oleh Hanni Sofia
Editor: M Razi Rahman
COPYRIGHT © ANTARA 2021
Danau Toba, destinasi wisata super prioritas dengan alam menakjubkan
Oleh Munawar MandailingHal ini tentunya menjadi perhatian bagi pemerintah dan operator untuk mampu meningkatkan kecepatan dari internet di wilayah tersebut
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sedang fokus mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif di lima wisata terpadu super prioritas di Indonesia dan sebagian besar masyarakat mungkin sudah mengenal tempat-tempat yang memiliki keindahan alam yang benar-benar menakjubkan.
Namun ada juga sebahagian warga di Tanah Air ini yang sama sekali masih belum mengetahuinya tempat-tempat yang memiliki nilai budaya dan sejarah yang cukup tinggi.
Lima destinasi wisata super prioritas yang menjadi fokus Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) adalah yakni Danau Toba, Likupang, Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo.
Selain itu, kelima tempat objek wisata tersebut juga dikenal memiliki keunikan tersendiri dan panorama alam yang mampu menarik para turis lokal, turis Asia Tenggara, turis mancanegara, dan turis dari negara-negara di dunia.
Kemenparekraf menunjuk Danau Toba di Provinsi Sumatera Utara sebagai ikon baru pariwisata Indonesia berbasis keindahan alam. Danau Toba sebagai keajaiban di dunia yang benar-benar sangat menakjubkan.
Danau Toba yang memiliki luas lebih kurang 1.145 kilometer persegi, dan kedalaman 450 meter. Danau Toba ini sebenarnya lebih mirip dengan lautan. Danau Toba adalah danau terbesar di Asia Tenggara dan salah satu danau terdalam di dunia.
Di lokasi objek wisata Danau Toba ini, para pengunjung maupun wisatawan dapat menikmati kegiatan berkayak atau naik sampan dengan memilih tiga jenis rute jelajah danau Tongging-Silalahi, Tongging-Samosir, atau Lingkaran Utara.
Kemudian dengan menikmati suasana udara yang dingin dan sejuk di Danau Toba melaksanakan kegiatan glamping (kemah mewah) di The Kaldera Toba Nomadic Escape yang terletak di Sibisa, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir.
Penetapan kawasan Danau Toba sebagai salah satu destinasi pariwisata super prioritas adalah hal yang dinilai wajar mengingat keindahan alam Danau Toba yang terbentang di 7 kabupaten yakni Simalungun, Toba Samosir, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Dairi, Karo, dan Samosir merupakan potensi besar sebagai destinasi wisata kelas dunia.
Bahkan Raja Belanda Willem Alexander dan Ratu Maxima Zorreguieta Cerruti telah berkunjung ke Danau Toba. Kunjungan Raja dan Ratu Belanda ke Danau Toba untuk berwisata menikmati keindahan dan panorama Danau Toba serta melihat kebudayaan masyarakat suku Batak.
Karena itu kawasan objek wisata Danau Toba terus dikembangkan. Pengembangan meliputi pelebaran alur Tano Ponggol dari 25 meter menjadi 80 meter, pembangunan Jembatan Tano Ponggol sepanjang 450 meter yang menghubungkan daratan Sumatera dan Pulau Samosir, dan penataan kawasan tepi danau. Pelebaran alur ini ditujukan untuk membuka akses kapal wisata yang lebih besar agar dapat mengelilingi kawasan Danau Toba.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melakukan pembangunan infrastruktur pada Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba sebagai destinasi wisata unggulan.
Dukungan Kementerian PUPR di antaranya pembangunan jalan lingkar Samosir, Jembatan Tano Ponggol, revitalisasi Danau Toba, instalasi pengolahan air, sanitasi, dan penataan kawasan tepi Danau Toba.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pada 2020 telah mengalokasikan anggaran pembangunan infrastruktur untuk pengembangan KSPN Danau Toba sebesar Rp1,33 triliun.
Alamnya yang menakjubkan juga menyebabkan Danau Toba ditetapkan UNESCO sebagai Toba Caldera
Kepala Bidang Bina Pemasaran pada Dinas Kebudayaan Pariwisata Sumatera Utara Drs Muchlis M.Si mengatakan Danau Toba yang telah ditetapkan pemerintah sebagai kawasan super prioritas pembangunan pariwisata nasional dan juga telah ditetapkan UNESCO sebagai Toba Caldera UNESCO Global Geopark dan tentunya membutuhkan perhatian dari segala aspek dalam penanganannya.
Infrastruktur yang selama ini menjadi masalah menuju dan di dalam kawasan tersebut sudah dibenahi dengan baik oleh pemerintah pusat maupun provinsi, kabupaten dan kota.
Infrastruktur saja tentunya tidak cukup, tapi peningkatan kualitas SDM pariwisata di daerah ini juga harus ditingkatkan.
"Bisa dengan membangun sekolah kejuruan pariwisata di setiap kabupaten sebagai sumber tenaga kerja ke depan maupun melakukan pelatihan dan sertifikasi bagi pelaku dan usaha pariwisata," ujarnya.
Muchlis menyebutkan peran pemerintah, swasta/investor, media, akademisi dan komunitas juga sangat berperan dalam memajukan pariwisata dan mempromosikannya agar tercipta citra/image positif bagi calon wisatawan.
Di era pandemi ini peran teknologi sangat berperan penting, untuk itu dibutuhkan kemampuan internet yang cukup baik dalam mengembangkan dan mempromosikan pariwisata maupun produk UMKM yang merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
"Hal ini tentunya menjadi perhatian bagi pemerintah dan operator untuk mampu meningkatkan kecepatan dari internet di wilayah tersebut," jelasnya.
Namun dibalik itu semua peran serta dan kesadaran masyarakat di wilayah tersebut untuk turut aktif di sektor pariwisata sangatlah penting.
"Masyarakat harus mampu memahami bahwa pariwisata akan meningkatkan penghasilan mereka dan juga harus menjadi tuan rumah yang baik dengan menerapkan Sapta Pesona dalam kehidupannya," katanya.
Sementara itu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan Armin Rahmansyah mengatakan jika Danau Toba sebagai salah satu kawasan wisata super prioritas tentu harus didukung oleh berbagai hal.
Menurut dia, ada dua hal yang perlu diselesaikan lebih awal saat menjadikan Danau Toba sebagai tujuan prioritas yakni pertama soal SDM dan dan kedua infrastruktur.
Kualitas pelayanan merupakan salah satu hal yang patut diperhatikan dari kesiapan SDM. Artinya ketika SDM sudah memiliki kompetensi dan standar maksimal pelayanan kepariwisataan akan mengacu kepada pelayanan prima.
Sambutan masyarakat yang ramah, pelayanan yang baik akan menguatkan citra Danau Toba sebagai salah satu tujuan utama wisatawan. Selain itu yang paling penting diperhatikan adalah kualitas infrastruktur.
"Saya dalam beberapa bulan terakhir sudah berkali-kali lewat dan berkunjung ke Parapat. Tapi kualitas infrastruktur terutama dari Pematang Siantar sampai ke Parapat cukup buruk," ujarnya.
Ia menegaskan menjadikan Danau Toba sebagai kawasan destinasi terpadu super prioritas tentu sangat baik. Tapi harus perhatikan dulu dua variabel pendukung tersebut, katanya.
Oleh Munawar Mandailing
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2021
Berwisata di Danau Toba
Danau Toba memiliki banyak spot wisata yang menarik untuk dikunjungi di tiap kabupaten yang mengelilinginya. Danau terbesar di Indonesia dan kedua di dunia ini juga telah menjadi Geopark Global sejak 2020.
Panjang
100 Km
Lebar
30 Km
Luas
702 Km2
Kedalaman
505 Meter
Ketinggian
904 Mdpl
Berkayak / wisata air
Rute: Tongging-Silalahi, Tongging-Samosir, Lingkaran utara
Air terjun Sipisopiso
Kabupaten Karo
Kawah Putih Dolok Tinggi Raja
Kabupaten Simalungun
Air terjun Situmurun
Kabupaten Toba Samosir
Air terjun Hadabuan Naisogop
Kabupaten Samosir
Wisata religi, situs budaya dan sejarah
Desa Huta Ginjang Kabupaten Tapanuli Utara
Geosite Sipinsur
Kabupaten Humbang Hasundutan
Istana Sisingamangaraja
Desa Simamora
Wisata pantai dan alam pegunungan Tao Silalahi
Kabupaten Dairi
Kawasan ini cantik dengan bentangan danau vulkaniknya. Paduan pariwisata dan hasil ekonomi kreatif yang layak digaungkan ke Nusantara hingga dunia.
Danau Toba sebagai Geopark Global
Diusulkan oleh Indonesia pada 2014. Ditetapkan oleh UNESCO pada 2020.
Sebagai destinasi pariwisata super prioritas tersertifikasi internasional.
Peluang meningkatkan budaya, kesenian, produk lokal, dan penciptaan lapangan kerja.
Mendorong pengembangan perekonomian dan pembangunan berkelanjutan di daerah.
Digitalisasi artisan di tepian Danau Toba
Mantan penasehat senior Pemerintah Kerajaan Inggris Daniel Susskind dalam bukunya berjudul A World Without Work (2020), menyebutkan bahwa mesin dan teknologi akan mengubah masa depan pekerjaan lebih dari yang bisa dibayangkan siapa pun. SelengkapnyaBeli Kreatif Danau Toba dan tradisi nasionalisme ekonomi
Meski tak ada satu pun negara di dunia ini yang ideal dalam menerapkan kebijakan ekonominya, namun Korea Selatan (Korsel) setidaknya bisa menjadi acuan sederhana tentang betapa nasionalisme ekonomi mampu menyejajarkan industri otomotif negeri ginseng dengan raksasa automobile Jepang. SelengkapnyaMenjaga asa bisnis kopi Sumatera tetap harum di tengah pandemi
Kebiasaan minum kopi, bukan hanya untuk mengisi waktu senggang. Tetapi juga bisa menjadi teman dalam bekerja atau perantara komunikasi antar seseorang dengan lainnya. SelengkapnyaMengangkat potensi UMKM Sumatera Utara agar "naik kelas"
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) tidak dapat dipandang sebelah mata, karena sektor ini pulalah yang tak goyah digempur zaman. Di saat Indonesia dilanda krisis ekonomi sebelum reformasi, sektor ini tetap bertahan ditengah ancaman. SelengkapnyaDigitalisasi artisan di tepian Danau Toba
Oleh Hanni SofiaPaduan pariwisata dan hasil ekonomi kreatif yang layak digaungkan ke seluruh nusantara hingga dunia dan diharapkan akan mampu membangkitkan ekonomi Indonesia lewat industri digital
Mantan penasehat senior Pemerintah Kerajaan Inggris Daniel Susskind dalam bukunya berjudul A World Without Work (2020), menyebutkan bahwa mesin dan teknologi akan mengubah masa depan pekerjaan lebih dari yang bisa dibayangkan siapa pun.
Mesin dan komputer akan mengambil alih banyak pekerjaan sehingga profesi-profesi penting akan hilang seiring berjalannya waktu. Ketakutan serupa terjadi puluhan tahun silam ketika revolusi industri di Inggris, ketika mesin-mesin pabrik tekstil menggantikan peran para penenun sehingga terjadi pergolakan sosial besar-besaran.
Namun hal yang terjadi sesungguhnya bukan rumus hitam putih ketika satu hilang kemudian yang lain terbengkalai tetapi sebaliknya. Saat ada satu profesi tergantikan mesin tanpa diduga ada peluang-peluang baru yang justru muncul mengikutinya.
Melalui teknologi misalnya, seorang pekerja yang semula memiliki skill rendah tetapi kemudian belajar keras menggunakan mesin-mesin baru, kenyataannya hasil kerjanya bisa meningkat secara besar-besaran dan pada akhirnya, penghasilannya juga meningkat.
Faktanya memang penemuan teknologi mendatangkan hal baik bagi kehidupan manusia dan bersifat melengkapi. Sama artinya ketika beberapa profesi tergantikan tetapi membuka peluang pekerjaan lain menjadi lebih produktif.
Penemuan teknologi baru umumnya membantu manusia mengerjakan beberapa tugas yang lebih sulit. Misalnya, algoritma yang dapat memproses dokumen hukum, nyatanya belum mampu sepenuhnya menggantikan profesi pengacara.
Sebaliknya, pengacara masih dibutuhkan untuk peran-peran yang melibatkan pekerjaan yang kreatif seperti menulis pledoi, memecahkan masalah, dan bertemu tatap muka dengan klien.
Contoh lain adalah penemuan ATM yang nyatanya justru melengkapi peran para teller bank dan bukan menggantikannya.
Teknologi memang keniscayaan begitu pun dalam konteks mendorong para pelaku UMKM dan artisan-artisan lokal untuk go digital. Upaya ini bukan untuk menggantikan profesi mereka dengan mesin melainkan memperkuat skill mereka dengan kompetensi digital yang lebih mumpuni. Sebuah upaya untuk mendorong kesejahteraan artisan dari sumber digitalisasi.
JP Hub
Presiden Joko Widodo saat meluncurkan Gerakan Bangga Buatan Indonesia Beli Kreatif Danau Toba berusaha memperkenalkan aplikasi Jaringan Pariwisata Hub (JP Hub). Ini merupakan platform daring yang diharapkan mampu menyukseskan dan mempromosikan gerakan Beli Kreatif Danau Toba.Aplikasi ini diharapkan Presiden akan menjadi pintu pengetahuan, pencarian, hingga pemesanan destinasi mulai dari tingkat provinsi hingga desa. Serta dilengkapi dengan atraksi wisata di dalamnya.
Maka sebagaimana rumus bakunya bahwa teknologi akan membuat segalanya makin mudah, Presiden berharap ini akan menjadikan program pengembangan, bisa berjalan seiring antara pariwisata Indonesia tumbuh bersama ekonomi kreatifnya.
Presiden Jokowi seakan ingin membuktikan bahwa digitalisasi mampu benar mendorong laju gerakan Beli Kreatif Danau Toba sebagai upaya untuk mengembangkan potensi ekonomi kreatif di kawasan Danau Toba yang merupakan salah satu dari lima destinasi super prioritas (DSP).
Apalagi ketika gerakan ini merupakan lanjutan dari gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia tahun lalu. Sukses sebelumnya pun dikembangkan tahun ini dengan fokus mengembangkan potensi daerah.
Tercatat pada 2020, gernas BBI berhasil mengajak lebih dari 3,8 juta pelaku kreatif dan UMKM yang onboarding ke platform e-commerce untuk meluaskan potensi pasar hingga nasional bahkan mancanegara.
Jika ditilik dari potensi memang Danau Toba memiliki sumber-sumber ekonomi kreatif yang patut dikembangkan. Ia mencontohkannya dengan kain ulos dan kopi khas Sidikalang yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia.
"Selain itu, kawasan ini juga memiliki pemandangan yang cantik dengan bentangan danau vulkaniknya. Paduan pariwisata dan hasil ekonomi kreatif yang layak digaungkan ke seluruh nusantara hingga dunia dan diharapkan akan mampu membangkitkan ekonomi Indonesia lewat industri digital," ungkap Presiden Joko Widodo.
Maka gerakan ini, lanjut Presiden Joko Widodo, selain mengajak para pelaku ekonomi kreatif untuk berorientasi dengan platform e-commerce, juga akan dilengkapi dengan pendampingan dan edukasi bagi para pelaku ekonomi kreatif untuk bisa mengembangkan dan memajukan usahanya di platform digital.
Upaya ini menjadi cara pemerintah untuk mendorong digitalisasi artisan lokal di sekitar Danau Toba, sebab sudah saatnya mereka sejahtera diantar oleh kemajuan teknologi.
Marketplace
Demi mengoptimalkan teknologi digital untuk menyejahterakan artisan dengan produk unggulan di wilayah Sumatera Utara, baik Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno maupun Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Tanoesoedibjo, sepakat untuk mencari terobosan.Angela, misalnya berpendapat dengan masuknya pelaku ekonomi kreatif ke platform e-commerce maka ini akan menjadi solusi bagi para pelaku ekonomi kreatif yang belum bisa memasarkan produknya secara fisik akibat pandemi COVID-19.
Maka dari itu, gerakan Beli Kreatif Danau Toba diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi para pelaku kreatif untuk memperkenalkan dan memasarkan produknya lewat platform digital.
Terlebih pemasaran produk secara fisik di masa saat ini sangat sulit dilaksanakan. Maka dengan penjualan lewat platform digital ini diharapkan bisa membantu para artisan di masa-masa yang sulit ini.
Melalui program Beli Kreatif Danau Toba para artisan didorong untuk “onboarding” ke platform digital serta berkolaborasi dengan mitra dan memberikan pendampingan-pendampingan.
Dalam praktiknya sejumlah platform berbasis digital pun mulai dikembangkan seperti misalnya, visitdairi.com sebagai pusat layanan promosi wisata Kabupaten Dairi, Sumatera Utara.
Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno mengapresiasi layanan visitdairi.com sebagai upaya meningkatkan perekonomian masyarakat di tengah pandemi.
Platform tersebut diharapkan dapat meningkatkan promosi dan pemasaran pariwisata dan ekonomi kreatif Kabupaten Dairi dan berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat.
Sebagaimana disampaikan Bupati Dairi Eddy Keleng Ate Berutu, munculnya aplikasi tersebut merupakan kolaborasi dari beberapa stakeholder salah satunya bantuan dari perbankan, sehingga bisa menjembatani antara penjual dan pembeli mulai dari pasar-pasar tradisional hingga rumah-rumah ibadah dimana masyarakat yang ingin memberikan sumbangan bisa lebih mudah.
Ia pun berharap dengan diresmikannya visitdairi.com, para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif dapat terus fokus untuk melakukan aktivitas kreasi di bidangnya masing-masing. Tercatat dalam aplikasi ini juga dapat ditawarkan produk-produk dari perajin ekonomi kreatif sebagai salah satu dukungan masyarakat Dairi kepada gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia.
Walaupun aplikasi ini masih dalam platform beta namun tak lama lagi diharapkan akan semakin sempurna. Dan saat ini sudah bisa dilakukan pembelian paket-paket wisata dari platform ini termasuk barang-barang atau kuliner untuk dipesan dan dibayar secara daring.
Maka sebagaimana proyeksi pakar Daniel Susskind, mesin dan otomatisasi ada untuk memudahkan kehidupan manusia dan meningkatkan skala hidup kesejahteraan mereka. Sebagaimana digitalisasi bagi para artisan di sekitar Danau Toba, teknologi untuk menyejahterakan mereka.
Oleh Hanni Sofia
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2021
Beli Kreatif Danau Toba dan tradisi nasionalisme ekonomi
Oleh Hanni SofiaPemerintah bukan sekadar mengajak namun membuktikan untuk mengalihkan seluruh belanja program ke arah produk buatan lokal
Meski tak ada satu pun negara di dunia ini yang ideal dalam menerapkan kebijakan ekonominya, namun Korea Selatan (Korsel) setidaknya bisa menjadi acuan sederhana tentang betapa nasionalisme ekonomi mampu menyejajarkan industri otomotif negeri ginseng dengan raksasa automobile Jepang.
Di Korsel, ada semacam tradisi tak tertulis yang ditanamkan Park Chung-hee sebagai peletak dasar pembangunan ekonomi Korsel sejak dahulu bahwa masyarakat yang membeli mobil impor dianggap tak nasionalis.
Maka tak heran jika survei SK Encar pada 2017 menemukan bahwa hanya sekitar 30 persen pemilik mobil di negara itu yang mempertimbangkan membeli mobil impor untuk pilihan mobil mereka berikutnya.
Faktanya pada 2019, mobil favorit masyarakat Korsel tetaplah mobil merek lokal. Tercatat Hyundai Grandeur menjadi model mobil lokal terlaris dengan volume penjualan sekitar 103 ribu unit, disusul Hyundai Sonata sekitar 100 ribu unit
di Korsel. Hyundai Grandeur meraih penjualan lebih dari 100 ribu unit selama tiga tahun berturut-turut.
Wajar jika kemudian Korsel mampu mematahkan anggapan miring ekonom-ekonom dunia yang sempat meragukan sepak terjangnya untuk menjadi “Jepang berikutnya” di kawasan Asia.
Hal ini membuktikan bahwa kebangkitan maupun pemulihan ekonomi sebenarnya tak pernah bisa lepas dari “polical will society” dimana keterlibatan masyarakat menjadi prasyarat utama.
Dalam konteks perekonomian Indonesia yang sedang dihantam keras dampak pandemi, ide tentang pemulihan ekonomi secara partisipatif menjadi sangat relevan.
Salah satu kampanye yang digembar-gemborkan sejak tahun lalu adalah gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia yang oleh masing-masing instansi pemerintah diturunkan dalam konsep kerja konkret.
Di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) misalnya, Gernas BBI 2021 diturunkan dalam kampanye Beli Kreatif Danau Toba 2021 yang diharapkan mampu mendongkrak perekonomian Sumatera Utara sebagai salah satu dari lima destinasi super prioritas.
Sebuah potensi luar biasa besar dari kawasan Danau Toba untuk diangkat namun diikuti dengan pekerjaan rumah skala besar pula untuk mentradisikan suatu nasionalisme ekonomi.
Bukan saja bagi masyarakat di Sumut namun juga pemerintah dan seluruh bangsa ini.
Komitmen Pemerintah
CEO PT. Zyrexindo Mandiri Buana Timothy Siddik, pernah menyampaikan bahwa sampai saat ini komitmen bahkan dari kalangan pemerintah sendiri untuk menggunakan produk dalam negeri belum terlampau optimal.
Ia mencontohkan banyak instansi yang saat melakukan pengadaan barang dan jasa termasuk peralatan elektronik penunjang seperti laptop masih memilih produk asing.
Hal ini menjadi cermin bahwa gerakan apapun untuk membeli produk lokal itu semestinya bukan semata kampanye melainkan komitmen yang diwujudkan semua pihak.
Pemerintah bukan sekadar mengajak namun membuktikan untuk mengalihkan seluruh belanja program ke arah produk buatan lokal.
Terkait Beli Kreatif Danau Toba, sejatinya tak perlu bicara tentang potensi, sebab jika ingin menerapkan konsep hidup berdikari, masyarakat di sekitar Samosir bahkan seluruh bangsa ini punya segalanya.
Persoalannya terletak pada “polical will state” untuk tidak sekadar membangun dan meningkatkan minat masyarakat agar lebih mencintai, membeli, dan menggunakan produk-produk lokal yang dihasilkan oleh pelaku UMKM atau artisanal. Namun juga berkomitmen menerapkannya dalam kebijakan internal.
Sebagaimana batik yang menasional lewat gerakan, misalnya, kain khas Sumut seperti ulos dari Kampung Dairi yang unik bisa menjadi sasaran selanjutnya untuk dibatik hingga menjadi semacam identitas bangsa ini yang digunakan dalam setiap kesempatan.
Meski begitu langkah pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) layak mendapatkan apresiasi ketika program Beli Kreatif Danau Toba tak berhenti pada sekadar upaya kampanye.
Seperti yang disampaikan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesudibjo bahwa Kemenparekraf/Baparekraf akan melakukan pendampingan bagi artisan untuk "go digital" dan membuat berbagai macam festival untuk memperkenalkan karya-karya Danau Toba dan wilayah di Sumatra Utara lainnya.
“One Village One Product Creative”
Persoalan lain mengemuka ketika persoalan pasar dan komitmen telah berhasil diidentifikasi.
Implementasi di lapangan kemudian tak semudah seperti membalik telapak tangan ketika masalah pasokan di lingkup industri dan usaha lokal tak bisa terjaga baik.
Memang umumnya pelaku UMKM atau artisan masih berjibaku untuk bisa menyelesaikan persoalan kontinyuitas produk.
Setidaknya persoalan itulah yang ditemukenali oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno yang mendapati para pengrajin ulos di Kampung Ulos di Desa Silalahi, Silahisabungan, Dairi, Sumatera Utara, masih terbatas dalam memproduksi ulos padahal permintaan tinggi.
Oleh karena itu, Sandiaga ingin agar mereka menemukan inovasi atau cara terbaik untuk bisa meningkatkan produksi lebih tinggi lagi agar bisa memenuhi permintaan pasar.
Terlebih masyarakat di Kampung Ulos Silahisabungan sejatinya adalah masyarakat yang diberkati dengan keahlian menenun yang diwariskan nenek moyang mereka secara turun-temurun.
Tenun ulos adalah kebanggaan mereka yang mestinya bisa dikemas untuk dapat memberikan kemaslahatan dan kesejahteraan bagi masyarakat Dairi yang unik.
Menparekraf Sandiaga Uno memang tak tinggal diam, sampai ia kemudian mencanangkan program “one village one creative product” atau satu desa satu produk kreatif untuk menjadikan ulos sebagai produk kreatif yang dapat membuka lapangan kerja.
Produk kreatif menurut dia juga bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan saat berkunjung ke Danau Toba khususnya Kabupaten Dairi.
Meski begitu, ia masih harus terus mendorong semua pihak untuk mencari Inovasi dan solusi sehingga persoalan pasokan bisa diatasi dan pengrajin dapat meningkatkan hasil produksi, paling tidak 50 persen sehingga pendapatan mereka meningkat. Dan tak kalah penting mendorong program “one village one creative produk”.
Menurut Bupati Dairi Eddy Keleng Ate Berutu, dalam sejarahnya kampung ulos di Dairi memang penuh keunikan, sebagai daerah yang terdiri dari lima desa yang memiliki 400 pengrajin ulos yang bekerja setiap harinya menenun kain.
Semula masyarakat menenun untuk ulos adat dimana ulos tersebut banyak dipesan oleh masyarakat di kabupaten lain seperti Simalungun, Karo, dan lainnya termasuk ulos Pakpak dan ulos Toba. Namun dari waktu ke waktu belum bisa membawa kesejahteraan yang tinggi bagi para penenun.
Untuk itu pemerintah Kabupaten Dairi mengambil inisiatif melakukan diversifikasi produk, dari yang awalnya para penenun membuat ulos hanya dikonsumsi saat upacara adat, akhirnya mereka juga membuat ulos yang dapat digunakan dalam semua kesempatan.
Langkahnya dengan cara mencari benang-benang yang lebih halus dan lebih “stylish” agar dapat diproduksi menjadi produk yang lebih “fashionable”.
Para penenun di Kampung Silahisabungan mewarnai benang menggunakan pewarna alami, yang berasal dari tanaman-tanaman endemik di sana. Cairan hasil perasan tumbuhan direbus, lalu benang dicelup ke dalamnya berulang-ulang hingga merata dan maksimal.
Maka kehidupan mereka pun tergantung pada keberlanjutan alam sekitar Danau Toba sebagaimana nenek moyang mereka tergantung pada tanaman pewarna alam.
Di luar semua itu, menanamkan nasionalisme ekonomi sepertinya lebih mendesak di tengah pandemi ketika perekonomian bangsa ini harus segera dipulihkan dalam waktu sesegera mungkin. Belanja produk lokal disadari memanglah solusi terbaik.
Oleh Hanni Sofia
Editor: Royke Sinaga
COPYRIGHT © ANTARA 2021
Menjaga asa bisnis kopi Sumatera tetap harum di tengah pandemi
Oleh Muhammad SaidAda kopi ada cerita, lain kopi lain cerita, tak ada kopi tak usah banyak cerita. Ayo ngopi, kita bercerita
Kebiasaan minum kopi, bukan hanya untuk mengisi waktu senggang. Tetapi juga bisa menjadi teman dalam bekerja atau perantara komunikasi antar seseorang dengan lainnya.
Ini yang umum terjadi ketika seseorang menyeruput secangkir kopi baik jenis Arabika, Robusta maupun Liberika terutama di hotel, restoran, kafe, dan bahkan kedai kopi pinggir jalan sekalipun.
Namun setahun terakhir kebiasaan menikmati kopi mulai terusik, karena pemberlakuan protokol kesehatan guna menghindari penyebaran wabah Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Penjualan kopi pun mengalami penurunan.
"Sebelum pandemi, setiap bulan penjualan kopi biasanya mencapai 2 ton. Tetapi, sejak COVID-19 merebak Maret 2020, penjualan turun hampir 80 persen," ujar pedagang ritel biji kopi asal Sumatera, Fachriz Tanjung.
Bahkan, kebijakan pemerintah satu daerah dengan daerah lain atau provinsi berbeda, seperti pembatasan sosial berskala besar, pembatasan jam operasional di malam hari hingga pemberlakuan jam malam, juga sangat mempengaruhi penjualan kopi.
Akibatnya, beberapa usaha kedai kopi, cafe, memilih menutup sementara usaha mereka ketika kebijakan tersebut diberlakukan. Bahkan beberapa antaranya terpaksa tutup dan tidak buka sama sekali.
Penjualan biji kopi di pasar domestik kian tertekan, meski kafe dan kedai kopi sebagian lainnya tetap melayani penikmat kopi dengan sistem "take away" (bawa pulang) di era kebiasaan baru.
"Akhirnya kita sebagai pemasok biji kopi, mengambil skema 'win-win solution'. Jika selama ini jaringan bisnis retail dengan model beli putus, maka sekarang kita kasih waktu jeda pembayaran sesuai waktu yang disepakati," ujar Fachriz.
Langkah memberi jeda pembayaran pembelian kopi itu, sedikit mampu membangkitkan penjualan biji kopi Gayo di Aceh, Karo, Lintong, Mandailing, dan Sipirok di Sumatera Utara, Liberika Meranti di Riau, Kerinci di Jambi, Sumatera Selatan, dan Lampung.
Penjualan biji kopi secara perlahan mulai bangkit. Dari sempat anjlok 20 menjadi 40 persen per bulan di pasar domestik, dan mayoritas pemasaran ke Pulau Jawa dengan biji kopi andalan Arabika Gayo.
"Di samping itu, kita juga terus melakukan inovasi. Seperti awal tahun 2021, kita buka toko kopi. Selain tempat edukasi bagi warga yang hadir langsung, mereka juga bisa memilih kopi dalam bentuk biji sangrai atau bubuk dengan harga terjangkau," tutur Fachriz.
Ekspor turun
Pedagang retail biji kopi di Kota Medan ini juga mengaku, selain tetap memasarkan kopi asal Sumatera di pasar domestik, juga memperluas jaringan dengan ke Negeri Jiran.
Bisnis yang ditekuninya sejak tahu 2011 itu mulai membuahkan hasil dengan pemasaran yang gencar.
Ia bahkan sempat didatangi calon pembeli biji kopi langsung dari Malaysia untuk memastikan ketersediaan bahan baku kopi, lokasi tempat penjemuran, pengiriman sampel hingga pembuatan perjanjian kerja sama atau kesepakatan bisnis.
"Akhir 2019, ada pembeli dari Malaysia sempat datang ke saya untuk meminta menyediakan kopi luwak 600 kilogram per bulan," katanya.
Tapi ketika masuk tahap final, pandemi pecah. Negara di Asia, termasuk Malaysia dan Indonesia menutup semua kegiatan bisnis, yang akhirnya berdampak pada transaksi kopi luwak yang sempat diperjanjikan menjadi batal.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut mengungkapkan, sepanjang Januari hingga November 2020 volume ekspor komoditas kopi dari Sumut turun hingga 12 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Pada Januari-November 2020, total volume ekspor kopi dari Sumut 53.585 ton. Sedangkan di Januari-November 2019 volume ekspor kopi capai 61.176 ton atau terjadi penurunan sebesar 7.591 ton," ujar Kepala BPS Sumut, Syech Suhaimi.
Penurunan lebih dalam ditunjukkan oleh nilai ekspor kopi Sumut yang mengalami kehilangan sebesar 23 persen sepanjang Januari-November 2020 dibandingkan periode tahun sebelumnya.
Nilai devisa ekspor kopi Sumut di Januari-November 2020 tercatat sebesar 259,114 juta dolar AS, sementara pada periode Januari-November 2019 senilai 337.293 juta dolar AS.
"Ada penurunan nilai sebesar 78,179 juta dolar AS hingga November 2020," jelas Syech Suhaimi.
Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Sumut, Saidul Alam, mengatakan, penurunan baik volume maupun nilai ekspor kopi itu merupakan dampak pandemi COVID-19.
Pandemi, terangnya, yang terjadi sejak tahun lalu telah melanda secara global, termasuk negara-negara importir terbesar kopi asal Sumut, seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Republik Rakyat Tiongkok.
Walau ekspor kopi Sumut terbanyak tetap jenis Arabika, di antaranya melalui Pelabuhan Belawan sepanjang 2020 sesuai Surat Keterangan Asal mencapai 49.031 ton senilai 237,054 juta dolar AS.
Ekspor Arabika di 2020 turun dibandingkan 2019 yang mencapai 58.674 ton atau senilai 327,580 juta dolar AS. Jenis Arabika selalu mendominasi ekspor kopi Sumut, sejalan dengan semakin sedikitnya produksi Robusta.
Saidul tidak bisa memprediksi ekspor kopi Sumut di tahun 2021 dengan alasan masih adanya pandemi COVID-19 yang mengganggu dunia perdagangan.
Harapannya volume dan nilai ekspor kopi membaik kembali di 2021, walau sedikit ragu. Karena pandemi COVID-19 masih ada.
Target pemerintah
Sesungguhnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut baru saja menargetkan menjadi produsen terbesar biji kopi di Indonesia, mengingat potensi yang dimiliki daerah tersebut.
"Sumut bercita-cita jadi produsen terbesar ke empat dari seluruh Indonesia. Tahun 2022 diharapkan bisa menjadi ke dua, bahkan menjadi produsen pertama untuk pemasok kopi. Apalagi Sumut punya delapan wilayah penghasil kopi," kata Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah.
Kedelapan wilayah kabupaten/kota di Sumut, yakni Tapanuli Selatan (Tapsel), Mandailingnatal (Madina), Simalungun, Dairi, Karo, Toba Samosir (Tobasa), Tapanuli Utara (Taput), dan Humbanghasundutan (Humbahas).
Berdasarkan data BPS, produksi kopi asal Sumut di 2018 tercatat 72.379 ton terdiri atas Arabika 63.425 ton dan Robusta 8.954 ton.
Luas areal tanaman kopi Arabika71.955 hektare, sedangkan Robusta 19.416 hektare.
Pemerintah berupaya meningkatkan kualitas kopi rakyat dengan melakukan sosialisasi dan memberi bibit unggul kopi ke petani.
Bibit kopi yang diberikan merupakan bibit kopi jenis Arabika yang memiliki nilai jual lebih tinggi dengan hasil produksi berkualitas, sehingga harga jual di pasaran juga bagus.
"Sumut sendiri saat ini produksi kopinya lebih banyak jenis Arabika, setelah secara bertahap petani mengganti dari tanaman Robusta ke Arabika," terang Musa Rajekshah.
Virus corona yang berasal dari Wuhan, Tiongkok di 2019 menyebar dengan cepat ke berbagai negara dan memporak-porandakan perekonomian dunia serta memicu krisis baru.
Pedagang retail kopi diharapkan mengembangkan inovasi yang merupakan salah satu kunci, di tengah tertekan bisnis pengolahan kopi nasional akibat permintaan domestik maupun luar negeri menurun.
Dengan terus berinovasi mengakibatkan kelangsungan bisnis pengolahan kopi, tetap terjaga di tengah ancaman gulung tikar.
Oleh Muhammad Said
Editor: Royke Sinaga
COPYRIGHT © ANTARA 2021
Mengangkat potensi UMKM Sumatera Utara agar "naik kelas"
Oleh JuraidiUsaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) tidak dapat dipandang sebelah mata, karena sektor ini pulalah yang tak goyah digempur zaman. Di saat Indonesia dilanda krisis ekonomi sebelum reformasi, sektor ini tetap bertahan ditengah ancaman.
Tampaknya ancaman krisis ekonomi juga membayangi Indonesia di tengah ancaman pandemi COVID-19.
Tentunya sudah menjadi tugas pemerintah dan semua pemangku kepentingan bagaimana perekonomian tetap bertahan dan kembali bangkit, termasuk juga sektor usaha kecil dalam hal ini tentunya UMKM.
Gerak cepat pemerintah, terutama pemerintah daerah dalam menangani dampak dari pandemi COVID-19 ini harus dilakukan secara terarah dan terencana.
Ulet dan tahan banting tentunya menjadi faktor mendukung maju atau tidaknya UMKM. Pelaku UMKM harus bisa mencari terobosan dalam pemasaran produk-produk yang dihasilkannya.
Salah satunya dengan platform digital dan memperluas jangkauan ke beberapa sektor. Apalagi memang ditengah pandemi ini konsumen juga lebih mengandalkan dunia maya dalam memenuhi kebutuhannya.
Artinya, UMKM harus mengoptimalkan pemasaran secara daring, dengan tetap memperhatikan kualitas produk yang baik serta strategi untuk mempertahankan basis pelanggan.
Seperti hal nya yang dilakukan Pemkab Tapanuli Selatan yang mencoba menggerakkan sektor ekonomi masyarakatnya dengan memanfaatkan dunia maya, diantaranya dengan membuat aplikasi pemasaran online.
Menurut Kepala Dinas Perdagangan Koperasi UKM Tapanuli Selatan, Achmad Radja melalui Sekretaris Novitasari Wahyuni maju atau tidaknya UMKM tentunya harus ada campur tangan pemerintah,misalnya melalui pembinaan yang berkesinambungan.
Membuat aplikasi pemasaran online tentunya menjadi salah satu jawaban dari apa yang diinginkan tersebut. Karena dengan aplikasi online, pemasaran suatu produk dari UMKm akan lebih luas, bukan hanya didaerah namun bisa seluruh Indonesia bahkan dunia.
"Era industri 4.0 (IT) kian tak terbendung. Kita, harus menghadapinya.Aplikasi online itu salah salah satu jawabannya," katanya.
Aplikasi tersebut rencananya akan dibuat bekerjasama dengan Bank Sumut. Aplikasi yang rencananya diberi nama "Poken Tapsel" tersebut sama halnya aplikasi Shopee, Toko Pedia, Buka Lapak dan lainnya yang sudah terkenal.
Melalui aplikasi Poken Tapsel itu nantinya diharapkan dapat mempermudah masyarakat berbelanja kebutuhan apa saja. Baik sandang, pangan, kuliner, hingga sampai sayur mayur. Tinggal cari pesan lewat Android, sudah bisa sampai ke tangga rumah.
Seluruh perangkat dan sistem aplikasi sudah rampung dan akan dilaunching dalam waktu dekat, dan server aplikasi tersebut kerjasama dengan Dinas Kominfo Tapanuli Selatan.
"Seluruh produk UMKM yang ada di Tapanuli Selatan akan kita upayakan terpromosi dalam aplikasi itu. Sehingga, masyarakat yang berada dimana saja pun berada bisa memesan lewat dunia maya," ujarnya.
Apalagi, kata dia, ada sekitar dua ribuan terdaftar di perizinan dari sekitar enam ribuan jumlah kelompok usaha kecil menengah di wilayah Tapanuli Selatan dan semuanya akan dipromosikan lewat aplikasi.
Melalui aplikasi itu nantinya, ia optimistis kedepan secara bertahap akan dapat mendorong peningkatan ekonomi serta produksi unggulan masing-masing masyarakat yang mengedepankan kualitas serta ciri khas.
"Era sudah berubah. Kita dituntut kreatif. Apalagi masa pandemi COVID-19 sebagian orang enggan berbelanja ke pasar untuk menjaga jarak. Namun Aplikasi bisa menjadi solusi. Masyarakat saat ini condong bertransaksi ekonomi lewat dunia maya," katanya.
Pasar Mancanegara
Dorongan untuk terus berkembang dan maju ditengah pandemi juga dilakukan Pemkab Deliserdang. Pelaku UMKM di daerah itu terus didorong untuk terus mengembangkan usahanya, bukan hanya memasarkan pruduknya di dalam negeri namun juga harus bisa menembus pasar internasional.
Seperti yang disampaikan Bupati Deliserdang Ashari Tambunan. Salah satu UMKM yang berhasil go internasional asal daerah itu adalah Muhdi S.Ag yang sudah melakukan ekspor keripik singkong ke Korea Selatan.
"Muhdi S.Ag berhasil menembus pasar Korea Selatan dengan keripik singkongnya. Ini bisa dijadikan contoh dan momentum bahwa produk-produk Kabupaten Deli Serdang bisa masuk pasar mancanegara," katanya.
Keripik singkong milik Muhdi tersebut bukan pertama kali diekspor. Selama ini Muhdi mengekspor keripik singkongnya memakai nama perusahaan milik orang lain.
"Alhamdulillah hari ini Pak Muhdi memakai nama perusahaannya sendiri yaitu PT. Kreasi Lutvi Sejahtera melakukan ekspor ke luar negeri," katanya.
Upaya yang dilakukan Pemkab Deliserdang untuk mendorong UMKM semakin maju juga adalah dengan dibangunnya Pusat Pengembangan Produk Unggulan Daerah (P3UD) Kabupaten Deliserdang yang berlokasi di Tanjung Morawa.
Pemkab Deli Serdang berharap dan bercita-cita, bahwa kawasan itu digunakan untuk pelaku usaha UMKM termasuk Industri Rumah Tangga (IKM) bisa bertemu, bersilahturahmi, bertukar informasi, saling memotivasi.
Melalui Pusat Pengembangan Produk Unggulan Daerah (P3UD) Deliserdang itu juga diharapkan kepada pelaku UMKM diberikan pelatihan oleh unsur-unsur yang berkompeten.
"Seperti dari Bea Cukai, Balai Karantina, sekaligus Perbankan bisa bertemu langsung dan memberi penjelasan tentang perizinan kepada pelaku UMKM di Deliserdang untuk menjadikan meraka lebih giat, mengerti dan maju," katanya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Deliserdang T. M. Zaki Aufa juga menyampaikan Muhdi memang sudah lama merintis memasarkan berbagai produk keripik singkong olahannya bukan hanya dalam daerah namun juga ke luar negeri.
Selama ini, keripik olahan Muhdi tersebut memakai nama perusahaan atau PT orang lain kurang lebih 6 tahun. Dan selama itu juga, kegiatan ekspor keripik olahan Muhdi itu tidak menggunakan nama perusahaan sendiri.
Namun, Tim yang berada dibawah Dinas Perindag Deli Serdang bersama-sama membantu Muhdi dalam hal pembuatan izin perusahaan.
Keripik singkong atas nama perusahaan milik Pak Muhdi diekspork ke Korea Selatan, sedangkan untuk pasar dalam negeri dikirim ke Lampung dan Jakart.
Bagi Muhdi usaha yang dirintisnya bertahun-tahun itu banyak menemui hambatan, namun tetap dijalankannya.
Berkat kesabaran dan ketekunan, lambat laun usahanya semakin maju dan akhirnya bisa menembus pasar luar negeri.
Tentunya, keberhasilan yang sudah dicapainya itu tidak lantas membuat ia merasa jumawa. Ucapan terima kasih tetap ia sampaikan kepada pemkab Deliserdang yang selama ini telah banyak membantunya.
Bahkan pada tahun 2015, Muhdi diundang ke Istana Presiden untuk menerima penghargaan Paramakarya yang diserahkan langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Sertifikat halal
Sertifikat halal pada suatu produk, terutama produk makanan dan minuman tentunya menjadi suatu kewajiban jika ingin suatu produk tersebut laris di masyarakat.
Terkait hal itu, pelaku UMKM Sari Maju (Sarimas) sadar betul akan manfaat serfifikat hala tersebut. Maka ia pun mengurus sertifikat hala tersebut langsung ke MUI Sumut.
Kacang Sarima, produksi UMKM Sari Maju (Sarima) pun akhirnya menjadi pertama produk usaha sejenis yang mendapat sertifikat halal di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.
"Kacang rondam Sarima milik kami sudah mendapat sertifikat halal dari MUI Sumut," kata Pelaku UMKM Sari Maju (Sarima) Roberto Mandalahi.
Usaha yang telah dirintis orang tuanya itu, berawal dari kemasan sederhana, memakai plastik yang biasa untuk gula ukuran setengah kilogram diikat dengan karet, dan dijajakan dari warung tuak ke warung tuak, dari kedai ke kedai.
Namun kini produk kacang garing olahannya sudah dikemas secara apik dengan memakai label usaha.
Kemasannya, dalam waktu dekat, ada logo halal di kemasannya. Ya, usaha ini, pada Desember 2020 menerima sertifikat halal dari MUI Provinsi Sumut.
Cara pemasaran pun meningkat, dari kios ke kios, toko ke toko di tempat-tempat objek wisata sebagai oleh-oleh wisatawan.
Sebagian pembeli, khususnya yang sudah menjadi pelanggan, datang ke tempat usahanya di Jalan Putri Lopian, Kelurahan Pardomuan I, Kecamatan Pangururan.
"Harapan kami, pasar bisa lebih luas, kan bisa dikonsumsi semua orang," kata Roberto sembari mengucapkan terimakasih atas fasilitas dan pembinaan dari Pemkab Samosir.
Dia juga "menggantungkan" harapan pada Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia dan tagar Beli Kreatif Danau Toba dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Pemerintah telah berusaha mengangkat UMKM agar tetap bisa bertahan di tengah pandemi melalui berbagai program.
Mulai dari memberikan kemudahan perizinan, penyaluran Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM) terhadap usaha mikro, sertifikasi halal, hingga ikut memperkenalkan produk melalui aplikasi digital.
Namun yang harus tetap menjadi perhatian para UMKM adalah bagaimana tetap fokus dalam menjalankan usahanya, dan tetap yakin bahwa pemerintah serius untuk mengembangkan UMKM agar bisa "naik kelas", sebagai salah satu penopang pertumbuhan ekonomi nasional.
#GernasBBI
#BeliKreatifDanauToba
Oleh Juraidi
Editor: Royke Sinaga
COPYRIGHT © ANTARA 2021
Mendorong pertumbuhan ekonomi melalui Beli Kreatif Danau Toba
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo secara resmi meluncurkan Kampanye Beli Kreatif Danau Toba yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pada 20 Februari 2021. SelengkapnyaMengejar pembangunan destinasi super prioritas Danau Toba
Sektor pariwisata menjadi salah satu sektor terdepan yang paling terpukul dampak pandemi Covid-19. Tidak ingin terus menyesali keadaan, pemerintah justru melihat pandemi Covid-19 sebagai momentum untuk mempersiapkan sektor tersebut untuk bisa bangkit dengan melakukan sejumlah pembangunan dan perbaikan. Selengkapnya#BeliKreatifDanauToba jurus ala Sun Tzu bangkitkan ekonomi
Panglima Perang Tiongkok Sun Tzu menulis The Art of War lebih dari 2.000 tahun lalu tetapi prinsip dan inspirasi dari pemikirannya yang mendunia terasa masih tetap relevan hingga saat ini. SelengkapnyaPembangunan infrastruktur dukung destinasi Danau Toba menakjubkan
Wisatawan mancanegara atau biasa disebut wisman mengetahui bahwa kawasan Danau Toba Sumatera Utara merupakan objek wisata alam dan memiliki berbagai panorama cukup indah. SelengkapnyaMendorong pertumbuhan ekonomi melalui Beli Kreatif Danau Toba
Oleh Hanni SofiaPresiden Republik Indonesia Joko Widodo secara resmi meluncurkan Kampanye Beli Kreatif Danau Toba yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pada 20 Februari 2021.
Peresmian Kampanye Beli Kreatif dilakukan secara virtual. Sementara peluncurannya dilaksanakan di Debang Resort, Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara yang dihadiri langsung Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.
Kampanye Beli Kreatif Danau Toba ini merupakan program turunan dari Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia atau Gernas BBI yang bertujuan untuk mendorong pelaku kreatif di destinasi super prioritas Danau Toba agar bangkit dari keterpurukan akibat dampak pandemi COVID-19 yang melanda sejak setahun belakangan ini.
Melalui Kampanye Beli Kreatif Danau Toba, para artisan (perajin) mendapatkan pelatihan digital marketing terintegrasi, perluasan pasar ke dalam marketplace unggulan dan jasa transportasi.
Menurut Presiden, kawasan Danau Toba yang merupakan destinasi pariwisata superprioritas, memiliki potensi luar biasa yang layak dikembangkan.
Para pelaku kreatif dan UMKM Danau Toba juga sudah sangat dikenal, seperti artisan Ulos yang sudah mendunia dan kopi sidikalang yang sangat tersohor.
Presiden berharap dengan ikut masuknya pelaku ekonomi kreatif dan UMKM Danau Toba ke platform digital, akan mampu membangkitkan ekonomi Indonesia lewat industri digital.
"Kampanye itu akan dilengkapi dengan edukasi dan pendampingan bagi para pelaku kreatif dan UMKM untuk bisa benar-benar maju di industri digital, bukan hanya sekadar onboarding di marketplace," katanya.
Peluang pasar digital
Terkait pengembangan potensi pariwisata dan UMKM di kawasan Danau Toba, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyampaikan optimismenya akan perekonomian kawasan Danau Toba, pentingnya keterbukaan pikiran untuk bisa memaksimalkan keunggulan yang dimiliki kawasan wisata kesohor ini.
Keterbukaan yang dimaksud adalah mau mengikuti perkembangan zaman ke arah positif, seperti saat ini di mana industri digital tengah berkembang pesat.
Menurutnya, pandemi COVID-19 telah membuka mata semua orang bahwa ada potensi ekonomi yang lebih besar dengan memanfaatkan teknologi terkini.
Perkembangan teknologi digital saat ini juga sangat menjanjikan, termasuk bagi para artisan di kawasan Danau Toba.
"Potensi yang ditawarkan sektor digital kepada para pelaku kreatif sangatlah besar. Lihat saja pengguna internet aktif Indonesia yang terus meningkat mencapai 180 juta, bahkan Indonesia masuk dalam 20 negara dengan jumlah pengguna internet terbesar di dunia," katanya.
Ia mengharapkan gerakan Beli Kreatif Danau Toba ini dapat memberikan pengetahuan bagi para pelaku kreatif dan UMKM untuk memperkenalkan dan memasarkan produknya lewat platform digital.
Kampanye ini juga diharapkan mampu meningkatkan minat masyarakat agar lebih mencintai dan menggunakan produk-produk lokal yang dihasilkan oleh pelaku UMKM kawasan Danau Toba.
"Saya yakin ini akan menjadi sukses. Kalau sukses, ini akan membuka peluang lapangan kerja, menggerakkan ekonomi dan membangkitkan pariwisata dan UMKM," katanya.
visitdairi.com
Dalam praktiknya, sejumlah platform berbasis digital pun mulai dikembangkan seperti misalnya, visitdairi.com yang merupakan pusat layanan promosi wisata Kabupaten Dairi, Sumatera Utara.
Layanan visitdairi.com diresmikan langsung oleh Menparekraf Sandiaga Uno pada 19 Februari 2021. Peresmian dilakukan di Taman Firdarus yang berada di kawasan Taman Wisata Iman (TWI) di Kecamatan Sitinjo, Kabupaten Dairi.
Sandiaga berharap platform tersebut dapat meningkatkan promosi serta pemasaran ekonomi kreatif Kabupaten Dairi dan berdampak para peningkatan perekonomian masyarakat.
"Saya berharap platform ini bisa memberikan pelayanan bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, karena visitdairi.com ini juga sudah terintegrasi dengan website Beli Kreatif Danau Toba dan Indonesia.travel," katanya.
Layanan visitdairi.com ini merupakan kolaborasi dari beberapa stakeholder salah satunya bantuan dari perbankan, sehingga bisa menjembatani antara penjual dan pembeli.
Menurut Bupati Dairi Eddy Keleng Ate Berutu, layanan visitdairi.com ini merupakan salah satu jawaban untuk mengatasi penurunan perekonomian akibat pandemi COVID-19.
"Ini menjawab tantangan dampak daripada pandemi COVID-19, salah satunya mencoba mendigitalkan aktivitas ekonomi yang ada di tengah-tengah masyarakat," katanya.
Pemerintah selama ini telah banyak memberikan dukungan kepada UMKM melalui anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) yang masuk dalam anggaran program pemulihan ekonomi nasional (PEN).
APBN untuk UMKM
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan total anggaran PEN 2021 sebesar Rp688,33 triliun terdapat dukungan UMKM dan biaya korporasi senilai RP187,17 triliun dengan fokus pada beberapa program.
Program tersebut di antaranya subsidi bunga KUR dan non-KUR, penjaminan loss limit UMKM dan korporasi, IJP UMKM dan korporasi, pembebasan rekening minimum dan biaya abonemen listrik, serta pembiayaan PEN lainnya.
Sri Mulyani menyebutkan upaya untuk membangkitkan UMKM juga dapat dilakukan melalui kegiatan ekonomi kreatif yakni memadukannya dengan pengembangan destinasi wisata seperti Danau Toba.
"Berbagai macam anggaran di APBN kita dorong kepada UMKM dan ini adalah salah satu kolaborasi barangkali untuk bisa mendorong tourism di Danau Toba yang merupakan destinasi prioritas," katanya.
Dengan kegiatan Beli Kreatif Danau Toba, tidak hanya mampu menyediakan pasar, namun juga pembelinya sehingga akan memulihkan baik dari sisi produsen yaitu UMKM dan pembelinya yakni masyarakat.
Terkait Kampanye Beli Kreatif Danau Toba agar lebih banyak dikenal luas oleh masyarakat, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) baru-baru ini menggelar pameran Beli Kreatif Danau Toba di Summarecon Mall Serpong, Tanggerang.
Dalam kesempatan itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memberikan apresiasi kepada Kemenparekraf/Baparekraf atas terselenggaranya kegiatan tersebut.
Menurutnya, Beli Kreatif Danau Toba merupakan upaya Kemenparekraf/Baparekraf dalam mempromosikan salah satu dari lima destinasi super prioritas, yaitu Danau Toba, serta mendorong produk-produk kreatif UMKM.
"Ke depan, Beli Kreatif Danau Toba Fair rencananya akan dibuat per kabupaten. Begitupun, destinasi super prioritas lainnya seperti Borobudur, Mandalika, Labuhan Bajo dan Likupang," katanya.
Ia berharap semua kementerian/lembaga dapat bersinergi menjadikan daerah wisata di Danau Toba semakin baik dan berkualitas untuk membuat wisatawan merasa lebih nyaman.
Yang menarik dari Danau Toba adalah tahun lalu kunjungan wisatawan nusantaranya naik sebesar 22 persen. Hal ini bisa jadi karena tingkat penularan COVID-19 yang rendah, serta banyaknya destinasi wisata alam yang cenderung diminati saat pandemi.*
#GernasBBI
#BeliKreatifDanauToba
Oleh Nur Aprilliana Br. Sitorus
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
COPYRIGHT © ANTARA 2021
Mengejar pembangunan destinasi super prioritas Danau Toba
Oleh Irma JunidaSektor pariwisata menjadi salah satu sektor terdepan yang paling terpukul dampak pandemi Covid-19. Tidak ingin terus menyesali keadaan, pemerintah justru melihat pandemi Covid-19 sebagai momentum untuk mempersiapkan sektor tersebut untuk bisa bangkit dengan melakukan sejumlah pembangunan dan perbaikan.
Sebagai salah satu dari destinasi pariwisata super prioritas (DPSP), pengembangan fasilitas penunjang kawasan Danau Toba pun tidak luput untuk terus dikejar.
Pasalnya, dibandingkan dengan destinasi pariwisata super prioritas lainnya, yaitu seperti Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang, Danau Toba masih membutuhkan pembangunan infrastruktur pendukung.
Percepatan pengembangan kawasan Danau Toba juga tidak terlepas dari sosok Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang merupakan putra daerah Toba Samosir.
Luhut terus memantau dan mendukung pengembangan DPSP Danau Toba. Setiap beberapa bulan, Luhut rajin mengunjungi Danau Toba untuk melihat progres pembangunan kawasan danau yang terbentuk akibat letusan super volcano puluhan ribu tahun lalu itu.
Dalam kunjungan terakhirnya, sejumlah proyek pembangunan terus mengalami kemajuan. Mulai dari pembangunan Dermaga Porsea serta Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 3 Balige, yang merupakan sekolah dengan kejuruan pariwisata untuk mendukung dan pengembangan DPSP Danau Toba.
Proyek selanjutnya yakni Dermaga Balige dan Desa Wisata Lintong Ni Huta dan penataan kawasan Pantai Bebas Parapat. Progres yang positif juga terdapat di calon Creative Hub di Dolok Sipiak serta pekerjaan rehabilitasi jalan di Pesanggrahan Soekarno.
Pembangunan di Pelabuhan Ajibata dan Pelabuhan Ambarita juga mengalami kemajuan dan diharapkan bisa mulai beroperasi paling lambat September mendatang.
Sementara itu, proyek di Tano Ponggol akan terus dikebut. Di proyek tersebut nantinya akan dibangun jembatan layang yang akan menyambungkan Pulau Samosir dengan Pulau Sumatera.
Ada pun jalan tol Tebing Tinggi-Serbelawan, Sumatera Utara, yang menghubungkan Kualanamu hingga ke Parapat, salah satu akses menuju Danau Toba, akan dapat memangkas waktu tempuh menjadi satu setengah hingga dua setengah jam.
Rencananya, jalan tol yang akan dibuka pada akhir Desember 2021 itu akan menghubungkan sampai ke Pematang Siantar. Sedangkan rencana pembangunan jalur Parapat dan Sibolga diperkirakan akan rampung pada tahun 2024.
Undang investasi
Pengembangan kawasan Danau Toba menjadi salah satu sektor yang ditawarkan pemerintah kepada para investor potensial.
BKPM mencatat, sejumlah investasi yang bisa digarap para investor antara lain hotel bintang empat dan lima di tepi bukit Danau Toba, glamcamp (kemah mewah), fasilitas MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition), area komersial hingga hiburan dalam dan luar ruang.
Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal BKPM Nurul Ichwan mengatakan pemerintah menawarkan investasi di lahan seluas 386,72 hektare di Danau Toba yang dipegang Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT).
"Lahannya sudah dimiliki BPODT sehingga bisa digunakan untuk kebutuhan investasi Anda. Anda bisa bekerja sama dengan BPODT atau bisa juga membeli atau menyewanya dari BPODT dan Anda bisa menjalankan bisnis sesuai keinginan di Toba," katanya.
Di sisi lain, pendekatan juga dilakukan sendiri oleh Menko Luhut kepada sejumlah negara-negara potensial, termasuk China. Negeri tirai bambu disebutnya pernah berencana untuk berinvestasi di Danau Toba hingga 10 miliar dolar AS.
Dalam satu kesempatan, Luhut mengajak Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi menikmati panorama indah Danau Toba sambil mendaki dan membicarakan kerja sama investasi, termasuk proyek pariwisata.
"Investor China misalnya sudah berinvestasi di beberapa proyek dan masih akan menanamkan modalnya di kawasan Danau Toba," kata Luhut.
Wakil Menteri Kebudayaan dan Pariwisata China Zhang Xu pin sepakat untuk terus melakukan kolaborasi internasional guna penanganan dalam pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19, termasuk mendukung sektor pariwisata.
"Mempromosikan kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan bilateral kedua negara, terutama dalam mendukung pariwisata untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat," kata Zhang Xu.
Restorasi toilet
Untuk mendukung kawasan pariwisata Danau Toba, pemerintah pun akan merombak fasilitas toilet. Sebagai negara dengan potensi pariwisata yang menakjubkan, kebersihan fasilitas toilet umum menjadi satu hal yang mempengaruhi reputasi wisata di Tanah Air.
"WC itu penting, karena di spot turis kalau tidak ada WC, tidak ada air, tidak ada gunanya," kata Luhut.
Oleh karena itu, pemerintah fokus untuk mendorong perbaikan kualitas toilet umum, khususnya di lokasi wisata.
Tidak tanggung-tanggung, pemerintah pun menggandeng Mister Loo, startup asal Swiss yang menawarkan konsep toilet umum inovatif.
Terdapat 25 toilet baru yang dibangun di sejumlah titik di spot wisata Danau Toba. Ke 25 toilet itu dibangun dari dana CSR beberapa perusahaan dan akan dikelola bersama dengan Mister Loo.
Sejalan dengan arahan untuk memperbaiki fasilitas toilet di spot wisata, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno berencana membentuk satuan tugas (satgas) toilet nasional sebagai salah satu bagian untuk meningkatkan daya tarik pariwisata nasional.
"Kita harus perbaiki sistem pengelolaan toilet di daerah wisata untuk menjadikan Indonesia sebagai destinasi utama pariwisata di Asia," kata Sandiaga.
Satgas Toilet Indonesia (STI), salah satu organisasi masyarakat, pun turut mendukung rencana Menparekraf untuk memperbaiki kondisi toilet di daerah kunjungan wisata.
Selain soal kualitas kebersihannya, di banyak daerah wisata, masih banyak toilet yang belum memiliki fasilitas khusus bagi masyarakat disabel yang memakai kursi roda.
"Kami sudah studi ke lapangan dan menemukan ada lima daerah wisata di Indonesia yang bisa menjadi pilot project memasyarakatkan Gerakan Masyarakat Cinta Toilet yang bersih," ujar Ketua STI Anthoney.
Sebagai salah satu dari lima destinasi pariwisata super prioritas, pemerintah terus mengejar pembangunan dan penataan kawasan Danau Toba mulai dari hal kecil seperti pembangunan toilet hingga investasi dari sejumlah negara potensial.
Harapannya hanya satu, mempersiapkan destinasi tersebut agar bisa menyedot banyak kunjungan wisatawan ketika nanti pandemi Covid-19 mulai bisa dijinakkan.
Oleh Ade irma Junida
Editor: Subagyo
COPYRIGHT © ANTARA 2021
#BeliKreatifDanauToba jurus ala Sun Tzu bangkitkan ekonomi
Oleh Hanni SofiaPerputaran ekonomi pun diharapkan akan menggerakkan sektor riil kawasan yang dalam jangka lebih panjang diharapkan membangkitkan perekonomian di Sumatera Utara bahkan Indonesia.
Panglima Perang Tiongkok Sun Tzu menulis The Art of War lebih dari 2.000 tahun lalu tetapi prinsip dan inspirasi dari pemikirannya yang mendunia terasa masih tetap relevan hingga saat ini.
Bahkan saat pandemi, ketika COVID-19 menjadi musuh bersama seluruh umat manusia di dunia, strategi perang ala Sun Tzu jika diterapkan dengan baik, mampu memberikan celah dan peluang untuk bertahan hingga memenangkan perang melawan corona.
Sun Tzu mengajarkan kepada para prajuritnya untuk mengalahkan musuh-musuh dengan kekuatan musuh.
Ia juga mengajarkan pendekatan untuk memenangkan pertempuran dengan mengejutkan musuh dari dua arah, serangan langsung dan tidak langsung, menempatkan musuh pada dua kesulitan sekaligus.
Ini sama artinya ketika Pemerintah menginisiasi strategi-strategi solusi satu jurus untuk banyak tujuan.
Dari sisi kebijakan, Pemerintah telah berupaya untuk menemukan cara-cara terbaik dalam memenangkan pertempuran melawan COVID-19 di Tanah Air.
Gerakan Bangga Buatan Indonesia (BBI) 2021 yang diturunkan dalam program konkret Beli Kreatif Danau Toba misalnya merupakan cara meningkatkan daya beli masyarakat sekaligus promosi wisata destinasi yang sedang menjadi prioritas untuk dipromosikan.
#BeliKreatifDanauToba bisa dikatakan mengadopsi strategi perang ala Sun Tzu karena menggunakan satu jurus untuk banyak tujuan.
#BeliKreatifDanauToba pada tujuan nyatanya ingin mempromosikan destinasi wisata, menggerakkan sektor ekonomi kreatif dan UMKM di sekitarnya, seiring dengan itu mendorong daya beli masyarakat.
Perputaran ekonomi pun diharapkan akan menggerakkan sektor riil kawasan yang dalam jangka lebih panjang diharapkan membangkitkan perekonomian di Sumatera Utara bahkan Indonesia.
Masyarakat diarahkan untuk hanya mengonsumsi produk lokal untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bersamaan dengan itu sekaligus mempromosikan destinasi yang menjadi prioritas untuk dikembangkan di Tanah Air.
Dalam jangka panjang jika hal ini menjadi gerakan nasional yang melibatkan berbagai pihak maka bukan semata UMKM dan ekonomi kreatif yang akan bangkit melainkan juga sektor pariwisata sebagai sektor yang menyerap lebih dari 34 juta lapangan pekerjaan di Indonesia.
Terus Dikampanyekan
Sehebat apapun konsep yang dilahirkan untuk sebuah solusi, namun hanya akan menjadi isapan jempol belaka jika tanpa kampanye dan ajakan kepada seluruh pihak untuk terlibat.Gerakan #BeliKreatifDanauToba harus menjadi bagian dari masyarakat yang dilaksanakan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, beragam kampanye pun terus dilakukan bahkan salah satunya digelar yakni ajang promosi dan kampanye Beli Kreatif Danau Toba Fair dan Pesona Kuliner Danau Toba, di Summarecon Mall Serpong, Tangerang, Banten, dalam rangka menyambut pelaksanaan program #BeliKreatifDanauToba.
Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf/Baparekraf, Nia Niscaya, menjelaskan kegiatan ini dilakukan untuk membangun dan mendorong masyarakat agar lebih mencintai, membeli, dan menggunakan produk-produk lokal yang dihasilkan oleh pelaku UMKM Indonesia atau yang saat ini disebut artisanal.
Memang semua harus menyadari bahwa UMKM nyatanya memiliki peran yang besar dalam menggerakkan perekonomian Indonesia. Secara statistik pelaku UMKM memberikan kontribusi kepada PDB sebesar 60 persen dan menyerap 90 persen tenaga kerja. Oleh karena itu, sangat penting bagi seluruh pihak untuk mencintai produk lokal Indonesia.
Pada kegiatan yang digelar pada 11 – 21 Februari 2021 itu, dihadirkan berbagai produk-produk ekonomi kreatif khas khas Sumatra Utara, dari mulai fesyen, kriya, hingga kuliner. Lalu, ada live music yang diisi oleh musisi asal Sumatera Utara seperti Trio Batak dan musik etnik lainnya.
Kegiatan Beli Kreatif Danau Toba itu merupakan turunan dari program Beli Kreatif Lokal yang diinisiasi oleh Kemenparekraf/Baparekraf dalam mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) yang lahir sesuai arahan Presiden Joko Widodo.
Gernas BBI fokus pada daerah-daerah yang memiliki potensi untuk dikembangkan. Kemenparekraf/Baparekraf dipercaya untuk mengembangkan potensi ekonomi kreatif di Kawasan Danau Toba Sumatera, yang merupakan salah satu destinasi super prioritas Tanah Air.
Program Beli Kreatif Danau Toba ini pun disadari kemudian harus terus digaungkan, tidak hanya di Sumatera Utara, namun juga di daerah-daerah yang terdapat diaspora Bataknya.
Dalam program #BeliKreatifDanauToba, Kemenparekraf melakukan pendampingan bagi pelaku UMKM untuk meningkatkan kompetensi diri hingga memberikan keterampilan dalam memanfaatkan teknologi digital. Sehingga, bisa memperluas pasar nasional, bahkan internasional. Bahkan ke depan pun ditargetkan 20 persen produk lokal ini masuk ke pasar ekspor.
Destinasi Prioritas
Kisah tentang Danau Toba tak berhenti sekadar sebagai sebuah tempat wisata namun sumber kesejahteraan bagi masyarakat.Ia diharapkan mampu menjadi lokomotif bagi kebangkitan sektor pariwisata Indonesia secara umum.
Oleh karena itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno memiliki fokus khusus terhadap pengembangan destinasi di Sumatera Utara tersebut.
Sandiaga Uno bahkan mengaku sudah terpesona dengan Danau Toba dan sudah mengunjunginya hingga empat kali dan ia buktikan sendiri bahwa danau tersebut tak sekadar seperti cerita sejarah namun keindahannya juga sangat mengagumkan.
Lalu, ada pula keadaan ekonomi kreatif yang membuat dirinya tertantang mengenalkan kuliner ombus-ombus dan mi gomak sebagai kuliner khas Danau Toba.
Tak ketinggalan, Menparekraf juga tersadar ada potensi besar lain untuk dikembangkan yakni pariwisata olahraga (sports tourism) di Danau Toba yang kini menjadi salah satu fokus utama dari program Destinasi Super Prioritas.
Kemudian, ia pun bertekad mengembangkan program #BeliKreatifDanauToba merupakan program pendampingan yang dilakukan oleh Direktorat Pemasaran Ekonomi Kreatif, kepada 200 pelaku kreatif subsektor fesyen, kriya dan kuliner di daerah sekitar Danau Toba, Sumatera Utara.
Selanjutnya, Sandiaga Uno mengajak masyarakat untuk beli kreatif lokal sebagai bentuk keberpihakan dalam berbelanja karena dapat membangkitkan ekonomi masyarakat di tengah situasi pandemi.
Semua kemudian menanti sekuat apa program yang menerapkan jurus ala Sun Tzu untuk bisa membangkitkan sektor pariwisata di Indonesia yang terdampak pandemi.
Karena pada dasarnya pariwisata memiliki potensi yang besar untuk menjadi solusi bagi persoalan ekonomi bangsa ini.
Oleh Hanni Sofia
Editor: Royke Sinaga
COPYRIGHT © ANTARA 2021
Pembangunan infrastruktur dukung destinasi Danau Toba menakjubkan
Oleh Munawar MandailingJangan sampai Danau Toba jadi ikon pariwisata, tapi kearifan lokal masyarakat banyak kemudian yang hilang
Wisatawan mancanegara atau biasa disebut wisman mengetahui bahwa kawasan Danau Toba Sumatera Utara merupakan objek wisata alam dan memiliki berbagai panorama cukup indah.
Siapa yang tidak mengenal Danau Toba yang digadang-gadangkan oleh pemerintah, karena keindahan alamnya benar-benar menakjubkan seperti "Negara Monaco" cukup terkenal di dunia.
Kemajuan pembangunan Danau Toba sebagai salah satu Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) yang dikenal di Tanah Air.
Pemerintah terus berupaya melakukan pengembangan kawasan Danau Toba dengan pembangunan infrastruktur seperti pembangunan jalan tol dan berbagai insentif untuk para UKM.
Proyek jalan Tol Tebing Tinggi-Serbelawan yang diharapkan bisa mempercepat jangkauan akses ke DPSP Danau Toba.
Pembangunan tol tersebut diharapkan mampu mempercepat akses ke Danau Toba, demi meningkatkan perekonomian masyarakat. Selain itu jalan tol itu akan menjadikan jarak tempuh dari Parapat hingga Bandara Kualanamu Kabupaten Deli Serdang dalam waktu 1,5 jam hingga 2,5 jam.
Jalan tol yang ditargetkan dapat beroperasi pada akhir Desember 2021, akan menghubungkan sampai ke Pematangsiantar. Sedangkan rencana pembangunan jalur Parapat dan Sibolga diperkirakan akan rampung pada tahun 2024.
Presiden Joko Widodo sedang fokus mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif di lima destinasi super prioritas Indonesia. Lima destinasi wisata super prioritas yang menjadi fokus Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) adalah yakni Danau Toba, Likupang, Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo.
Kemenparekraf menunjuk Danau Toba sebagai ikon baru pariwisata Indonesia berbasis keindahan alam. Sebagai keajaiban dunia yang menakjubkan, danau kawah ini begitu besar dan di tengah danau ini terdapat sebuah pulau yang diberi nama Pulau Samosir.
Danau Toba dengan luas lebih dari 1.145 kilometer persegi, dan kedalaman 450 meter, Danau Toba sebenarnya lebih mirip lautan. Danau Toba adalah danau terbesar di Asia Tenggara dan salah satu danau terdalam di dunia.
Eksotisnya Danau Toba ialah ada di danau vulkanik terbesar di Indonesia, dan juga di Asia Tenggara.Danau Toba yaitu sebuah pulau yang berada di tengah-tengah danau. Toba adalah zona seluas 1.707 km².
Danau Toba ini terwujud oleh letusan gunung berapi raksasa sekitar 70.000 tahun yang lalu, mungkin ialah kaldera kebangkitan terbesar di Bumi.
Danau Toba adalah sebuah danau alami besar di Indonesia yang menghuni kaldera sebuah supervolcano. Danau ini panjangnya sekitar 100 kilometer (62 mil), selebar 30 kilometer (19 mil), dan kedalaman hingga 505 meter (1.657 kaki).
Danau Toba berlokasi di tengah-tengah komponen utara pulau Sumatra, Indonesia. Dengan ketinggian permukaan sekitar 900 meter (2.953 kaki), danau membentang dari 2.88 ° N 98.52 ° E hingga 2.35 ° N 99.1 ° E. Danau Ini merupakan danau terbesar di Indonesia dan juga danau vulkanik terbesar di dunia.
Danau Toba adalah salah satu danau terbesar di Indonesia dan di Asia Tenggara serta menempati peringkat dua danau terluas di dunia setelah Danau Victoria di Afrika. Terletak di Propinsi Sumatera Utara, Danau ini menyimpan berjuta pesona alam yang tak akan habis untuk dijelajahi.
Sejarah mencatat bahwa danau ini terbentuk dari letusan gunung berapi super. Danau ini bak lautan luas jika dilihat di sepanjang pesisirnya. Anda akan dibuat kagum oleh keindahan Danau Toba ini, hamparan bukit barisan yang mengelilinginya dan pulau vulkanik yang berada di tengahnya, yaitu Pulau Samosir.
Presiden Joko Widodo menginginkan agar kawasan Danau Toba bisa menjadi kawasan wisata berkelas. Namun demikian, banyak hal yang masih harus diperbaiki sebelum danau vulkanik terbesar di dunia itu menjadi salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi.
Hal tersebut disampaikan Presiden saat ia beserta Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan sejumlah menteri Kabinet Kerja meninjau Sipinsur Geosite di Kabupaten Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatera Utara, Senin, 29 Juli 2019. Presiden menyebut setidaknya ada 28 destinasi wisata yang bisa dikembangkan, baik yang memiliki sejarah, budaya, hingga pemandangan alam, di kawasan Danau Toba ini.
Danau Toba salah satu kawasan UNESCO Global Geopark telah mendapatkan perhatian dunia. Danau vulkanik terbesar di dunia dan danau terbesar di Indonesia. Panjangnya pantainya sekitar 100 km, lebar 39 km dan kedalaman 505 meter.
Danau Toba dikelilingi oleh tujuh kabupaten, yaitu Simalungun, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Dairi, Karo, Samosir dan Toba.
Danau Toba sekarang sedang berbenah sebagai destinasi wisata super prioritas Indonesia, dan akan dijadikan Bali baru. Infrastruktur diperbaiki dan diperbesar, pelabuhan-pelabuhan kapal penumpang diperluas dan dibersihkan.
Penduduknya juga semakin dibekali kemampuan dan ketrampilan di sektor pariwisata, terutama di sektor ekonomi kreatif.Danau Toba banyak sekali memiliki destinasi wisata.
The Kaldera Toba Nomadic Escape termasuk kawasan yang baru dibenahi. Lokasinya di Sibisa, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba, Sumatera Utara. Konsep nomadic tourism menawarkan keindahan, murah, mudah dan cepat. Ada juga Konsep Glamorous Camping atau Glamping yang dibutuhkan wisatawan yang menginginkan kenyamanan, tetapi tetap merasakan langsung suasana alam.
Sudah Lama Dikenal
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan Dr Muhammad Fitri Rahmadana SE MSi mengatakan Danau Toba sebagai ikon wisata sudah cukup lama dikenal yakni sejak tahun 1980 baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Danau Toba yang juga destinasi dunia dan setiap tahunnya tetap menggelar Pesta Danau Toba, dan tidak seperti Raja Ampat, Pulau Komodo, dan destinasi lainnya yang belum begitu dikenal.
Namun akhirnya Danau Toba tidak begitu populer seperti Raja Ampat dan Pulau Komodo yang saat ini terus banyak didatangi para wisatawan.
Kemudian Danau Toba secara pelan-pelan juga ditinggalkan wisatawan karena akses jalan darat menuju ke daerah itu sangat melelahkan hingga mencapai empat jam lamanya.
Tidak seperti halnya destinasi Borobudur, Bali, dan Labuan Bajo akses jalan darat dapat ditempuh dengan waktu yang tidak terlalu lama oleh wisatawan.
"Semoga dengan dibangunnya jalan tol dari Medan, dan saat ini sudah mencapai Tebing Tinggi, diharapkan kunjungan wisatawan mancanegara dan dunia ke Danau Toba semakin meningkat, dan sekaligus juga dapat membangun perekonomian masyarakat," ujarnya.
Fitri menyebutkan Danau Toba juga perlu promosi yang lebih modern lagi dan tidak hanya di media massa seperti surat kabar, tetapi media daring dan website yang ada di luar negeri.
Selain itu juga memperkenalkan produk kerajinan khas Danau Toba dikelola UMKM yang dilakukan para pengusaha, hotel, dan masyarakat.menumbuhkan budaya lokal, layanan yang baik bagi wisatawan dan kemampuan komunikasi internasional dengan menggunakan Bahasa Inggris.
Pemerintah perlu memberikan penataran Bahasa Inggris bagi pedagang kerajinan, toko penjual souvenir. Kemasan souvenir yang baik sehingga bisa memancing wisatawan untuk membeli produk lokal UMKM tersebut.
"Kita tidak hanya mengandalkan keindahan alam Danau Toba yg terkenal di dunia. Hotel dan penginapan di Danau Toba sudah cukup yang baik, perlu lebih ditingkatkan lagi pelayanan yang ramah dan sehingga wisatawan bisa lebih lama lagi menghabiskan masa liburan di daerah objek wisata tersebut," katanya.
h3>Siapkan Sarana dan PrasaranaDosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan Armin Rahmansyah Nasution SE MSi mengatakan untuk mewujudkan Danau Toba sebagai ikon pariwisata Indonesia harus mempersiapkan segala hal yang berhubungan sarana dan prasarana.
Sebagai ikon pariwisata, pemerintah pusat, pemprov dan pemda harus bersinergi mengakumulasi setiap persoalan yang ada di kemudian, mencarikan solusinya dengan melibatkan masyarakat.
Karena Danau Toba ini banyak kearifan masyarakat lokal yang harus tetap terpelihara, kemudian bisa menjadi pendukung Danau Toba sebagai ikon.
"Jangan sampai Danau Toba jadi ikon pariwisata, tapi kearifan lokal masyarakat banyak kemudian yang hilang. Itu akan membuahkan konflik juga," kata Armin.
Ia menambahkan penataan Danau Toba harus segera dilakukan. lingkungan yang bersih dan Danau Toba yang terjaga menjadi tuntutan utama.
#Gernas BBI
#BeliKreatifDanauToba
Oleh Munawar Mandailing
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2021
Tantangan pengembangan Danau Toba sebagai destinasi wisata bukan pada bagaimana mendatangkan wisatawan dan atraksi menarik, namun bagaimana menyelaraskannya dengan kearifan lokal dan wisata yang berwawasan lingkungan
Credit
PENGARAH
Akhmad Munir, Saptono, Teguh Priyanto
PRODUSER EKSEKUTIF
Sapto HP
PRODUSER
Panca Hari P, Heppi Ratnasari, Monalisa Jingga, Prasetyo Utomo, Hani Sofia, Riza Mulyadi
PENULIS
Juraidi, Hani Sofia, Munawar Mandailing, Muhammad Said, Nur Aprilliana Br. Sitorus, Ade Irma Junida
REDAKTUR
Royke Sinaga, M Razi Rahman, Risbiani Fardaniah, Faisal Yunianto, Erafzone Saptiyulda AS, Subagyo
FOTOGRAFER
Nova Wahyudi, Irsan Mulyadi, Septianda Perdana, Lucky R, Anis Efizudin
EDITOR FOTO
Prasetyo Utomo
VIDEOGRAFER
Ahmad Faishal Adnan, Syahrudin, Donny Aditra
EDITOR VIDEO
Rayyan, Gatot Arioso, Dudy Yanuwardhana, Satrio Giri Marwanto
PRODUSER VIDEO
Sizuka, Saras Krisvianti, Rinto A Navis, Farah Khadija
INFOGRAFIS
Ilham, Noropujadi, Perdinan
EDITOR INFOGRAFIS
Bayu Prasetyo
PODCASTER
Afut Syafril, Drucella
DATA
Pusat Data dan Layanan Informas ANTARA
WEB DEVELOPER
Y. Rinaldi