Soekarno lahir pada 6 Juni 1901 di Surabaya. Dalam buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat karya Cindy Adams, salah satu proklamator kemerdekaan republik Indonesia ini menceritakan bagaimana ia kemudian mendapat sebutan putra sang fajar. Sebutan itu diberikan oleh ibunya, Ida Ayu Nyoman Rai.
Pada suatu waktu, saat pagi hari dan matahari baru saja keluar dari peraduannya, Ida Ayu mendekap Soekarno kecil dan mengatakan "anakku engkau sedang memandangi matahari terbit. Ibu melahirkanmu di saat fajar menyingsing. Kita orang Jawa memiliki suatu kepercayaan bahwa seseorang yang dilahirkan di saat matahari terbit, nasibnya telah digariskan sebelumnya. Jangan sekali-kali kau lupakan nak bahwa engkau ini putra sang fajar".
"Tetenger" atau pertanda dari ibunda Soekarno ini kelak dikemudian hari terbukti benar bahwa anak yang semula bernama Koesno dan kemudian karena kerap sakit-sakitan dan kemudian diganti namanya jadi Soekarno itu menjadi salah satu bapak bangsa bersama Muhammad Hatta dan tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan lainnya.
Soekarno mulai belajar berpolitik saat masuk sekolah HBS di Surabaya selepas berumur 15 tahun. Di Surabaya ia tinggal di rumah HOS Tjokoroaminoto, tokoh pergerakan nasional yang juga aktif di organisasi Sarekat Islam. Selama kurun waktu 1918 hingga kemudian 1930an ia aktif dalam berbagai organisasi dengan aktivitas politik untuk mencapai Indonesia merdeka.
Berulangkali ditangkap oleh Belanda sepanjang tahun itu hingga kemudian masuk masa penjajahan Jepang. Perjuangan mencapai Indonesia merdeka tak selesai saat penjajahan Jepang, pola perjuangan lainnya ditempuh Soekarno di masa itu hingga akhirnya Jepang kalah dalam perang dunia II dan bersama Muhammad Hatta memproklamasikan kemerdekan RI.
Era 1945 hingga 1965 merupakan era kepemimpinan Soekarno dengan berbagai peristiwa politik yang mematangkan perjalanan republik yang masih berusia muda ini. Peristiwa penculikan dan terbunuhnya 6 perwira tinggi dan 1 perwira pertama TNI Angkatan Darat pada 1965 mengakibatkan tsunami politik yang berujung pada pemberhentian Soekarno sebagai Presiden dalam sidang MPRS tahun 1967.
Soekarno wafat pada 21 Juni 1970. Presiden Soeharto kemudian atas nama pemerintah memutuskan pemakaman Putra sang Fajar itu di Blitar. Makan Soekarno berada di kompleks yang sama dengan makam ibunya. Kharisma dari Soekarno tak lekang oleh waktu dan tak dibatasi oleh kehadiran fisiknya. Rakyat Indonesia hingga hari ini masih mengenang sosok Presiden pertama RI ini sebagai tokoh yang memberikan andil kelahiran Indonesia dan bagaimana bangsa yang terdiri dari puluhan suku dan ratusan bahasa daerah ini bersatu di bawah naungan bendera merah putih.
Biodata Soekarno :
Lahir di Surabaya pada 6 Juni 1901
Menjadi Presiden RI pertama dan menjabat hingga 1967
Nama orang tua Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ibu Ida Ayu Nyoman Rai
Pendidikan terakhir, insinyur jurusan teknik sipil dari Technische Hoge School, kini Institut Teknologi Bandung
Meninggal 21 Juni 1970 di Jakarta dan dimakamkan di Blitar
Soeharto, Presiden Republik Indonesia kedua, lahir pada 8 Juni 1921 di desa Kemusuk, Yogyakarta. Dikenal dengan sebutan Smiling General yang dinukil dari buku yang berjudul sama karangan OG Roeder. Selama perang mempertahankan kemerdekaan dari 1945 hingga 1950an, Soeharto dikenal dalam perannya saat perebutan kota Yogyakarta 1 Maret 1949 yang dikenal dengan Serangan Umum 1 Maret hingga pada masa pemerintahannya dibangun monumen Yogya Kembali.
Lahir dari keluarga yang sederhana, ayah Soeharto, Kertosudiro selain petani juga menjadi pembantu lurah dalam mengelola irigasi desa. Sedangkan ibunya bernama Sukirah. Dikutip dari laman perpustakaan nasional, ia menikah dengan Siti Hartinah pada 26 Desember 1947 di Solo dalam usia yang sangat muda masing-masing 26 tahun dan 24 tahun. Soeharto dan Tien, demkian Siti Hartinah akrab dipanggil, dikaruniau enam orang anak.
Soeharto diangkat menjadi penjabat Presiden RI pada 1967 menggantikan Soekarno, setelah MPRS menolak pidato pertanggungjawaban Presiden pertema RI setelah peristiwa Gerakan 30 September PKI pada 1965. Soeharto kemudian menjadi Presiden hingga tahun 1998 dan seperti terulangnya sejarah, ia mengundurkan diri sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, menyusul krisis ekonomi tahun 1997 yang dilanjutkan dengan tsunami politik pada 1998 yang dikenal dengan reformasi.
Dalam buku biografinya, Soeharto, Ucapan dan Pikiran Saya, ada sebuah falsafah yang sangat dipegang selama hidupnya, dipelajari saat masa kecilnya hingga remaja.
"Pada masa itu saya ditempa mengenai dan menyerap budi pekerti dan filsafat hidup yang berlaku di lingkungan saya. Mengenal agama dan tata cara hidup Jawa. Pada masa ituah saya mengenal ajaran tiga "aja" (jangan-red), aja kagetan, aja gumunan, aja dumeh," kata Soeharto dalam bukunya.
Ia menjelaskan aja kagetan artinya jangan mudah kaget, aja gumunan artinya jangan mudah heran dan yang terakhir adalah aja dumeh yang artinya jangan mentang-mentang.
"Kelak jadi pegangan hidup saya, yang jadi penegak diri saya dalam menghadapi soal-soal yang bisa mengguncangkan diri saya," tuturnya.
Pada masa pemerintahannya, Indonesia masuk ke era pembangunan dan swasembada pangan di dekade 1980an dan 1990an. Pada 1997 krisis ekonomi menerpa Indonesia dan Asia Tenggara dan kemudian merembet ke perubahan politik yang berakhir dengan pengunduran Soeharto sebagai Presiden pada Mei 1998.
Sejak menyatakan berhenti sebagai Presiden, beberapa kali Soeharto dirawat di rumah sakit, pada 27 Januari 2006 setelah dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Presiden Republik Indonesia kedua ini, meninggal dalam usia 87 tahun. Ia dimakamkan di Astana Giribangun Karang Anyar, Jawa Tengah, berdampingan dengan makam Tien Soeharto yang wafat pada 1996.
Biodata Soeharto
Lahir di Desa Kemusuk, Yogyakarta 8 Juni 1921
Ayah bernama Kertosudiro, petani yang juga menjadi pengatur pengairan sawah di desanya dan ibu bernama Sukirah
Wafat 27 Januari 2006
Memiliki enam orang anak yaitu Siti Hardiyanti Hastuti, Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Herijadi, Hutomo Mandala Putra dan Siti Hutami Endang Adiningsih.
Bacharuddin Jusuf Habibie lahir di Pare-Pare 25 Juni 1936. Rudy, demikian ia sering dipanggil merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA. Tuti Marini Puspowardojo.
Dalam sebuah kesempatan di peluncuran buku biografi Rudy, Kisah Masa Muda Sang Visioner pada 12 Oktober 2015, ia mengungkap asal muasal nama Habibie yang disematkan pada namanya.
"Saat usia tiga tahun saya sudah pandai baca Quran karena sejak kecil sudah dibacakan ayat-ayat Quran oleh ayah saya. Melihat saya mulai bisa baca Quran, orang tua saya memanggilkan guru mengaji untuk mengajari saya, kakak dan adik saya, kami memanggilnya Kapten Arab," paparnya saat itu. Guru mengajinya itulah yang kemudian memanggilnya dengan sebutan Habibie.
Pada 1950, setelah ayahnya meninggal, Habibie kemudian pindah ke Bandung untuk bersekolah tingkat SMA. Baru setelah itu ia melanjutkan sekolah ke ITB, dan berangkat ke Jerman pada 1960 hingga 1966 untuk mengambil gelar master dan doktor.
Mr Crak menjadi sebutan bagi Habibie setelah menemukan sebuah teori dimana bisa mendeteksi dini keretekan pada konstruksi pesawat.Teori Crack Propagation, merupakan teori untuk mendeteksi rambatan kerusakan konstruksi pada badan pesawat. Keahliannya menghitung crack propagation on random sampai ke atom-atom pesawat terbang memunculkan julukan Mr. Crack.
Saat Presiden Soeharto memanggilnya pulang ke Indonesia setelah lama belajar dan bekerja di Jerman, Habibie kemudian diberikan tanggung jawab untuk mengembangkan industri strategis di Indonesia. Sempat dikenal sebagai negara yang mampu membangun pesawat terbang dengan CN 235 dan pengembangan N250, krisis ekonomi 1997 kemudian membuat sejumlah inovasi itu terhenti. Habibie kemudian menggantikan Soeharto pada 1998 sebagai Presiden RI ke-3.
Wafatnya Hasri Ainun Habibie pada 22 Mei 2010 memberikan kesedihan yang mendalam bagi Rudy, namun ia tetap melanjutkan berbagai aktivitasnya bahkan kisah kasih Habibie-Ainun menjadi buku dan film yang digandrungi. Rudy oleh banyak kalangan dianggap sebagai pria yang tak hanya cerdas namun juga romantis.
Habibie wafat pada 11 September 2019 setelah dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) sejak 1 September 2019. Kenangan terhadap sumbangsihnya bagi demokrasi dan kebebasan pers di Indonesia serta perkembangan teknologi di tanah air tak akan pernah dilupakan.
Biodata Habibie
Lahir di Pare-Pare 25 Juni 1936
Orang tua, ayah Alwi Abdul Jalil Habibie dan ibu RA. Tuti Marini Puspowardojo.
Menempuh pendidikan SMA di Bandung pada 1950 dan melanjutkan kuliah di Institut Teknologi Bandung
Pada 1960-1966 menempuh pendidikan master dan doktor di Jerman.
Dipanggil pulang ke tanah air oleh Presiden Soeharto pada Januari 1974
Menikah dengan Ainun pada 12 Mei 1962 memiliki dua anak Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie
Wafat pada 11 September 2019 dimakamkan di sebelah pusara Hasri Ainun Habibie di Taman Makam Pahlawan Kalibata
Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia ke-7 lahir di Kota Solo pada 21 Juni 1961. Lahir di rumah sakit Brayat Minulyo, ayah Joko Widodo, Noto Mihardjo berjualan produk kayu atau, ibunya bernama Sudjiatmi. Jokowi yang lahir dengan empat bersaudara terbiasa hidup sederhana.
Meski sederhana, tak membuat kedua orang tuanya abai terhadap pendidikan anaknya. Joko Widodo menempuh jenjang pendidikan hingga sarjana dari Universitas Gadjah Mada jurusan teknologi hasil hutan pada Fakultas Kehutanan tahun 1980-1985. Sempat menjadi pegawai PT Kertas Kraft Aceh, Jokowi kemudian keluar dan mendirikan usaha meubeul sendiri.
Dengan latar belakang itu, Jokowi bisa merasakan perlunya pelayanan aparat yang cepat, efesien dan bersih dari korupsi. Tak heran ketika memegang tampuk pemerintahan sejak Oktober 2014 dan dilanjutkan pada Oktober 2019 untuk masa jabatan yang kedua, ia mendorong kinerja aparat pemerintah menuju kerja yang efesien, efektif dan bebas korupsi.
Sejak menjadi Walikota Solo periode 2005 hingga 2012, prinsip kerja efektif diterapkan. Memimpin dengan memberikan contoh juga tetap ia lakukan meski telah menjadi presiden sejak 2014. Sederhana dan tetap rendah hati menjadi cirinya selama menjadi Presiden sejak periode pertama hingga memasuki periode kedua.
Saat pidato pelantikannya, Joko Widodo menegaskan kerja keras dan kerja bersama merupakan kunci pencapaian keberhasilan bangsa.
"Sebagai nahkoda yang dipercaya oleh rakyat, saya mengajak semua warga bangsa untuk naik ke atas kapal Republik Indonesia dan berlayar bersama menuju Indonesia Raya. Kita akan kembangkan layar yang kuat. Kita akan hadapi semua badai dan gelombang samudera dengan kekuatan kita sendiri. Saya akan berdiri di bawah kehendak rakyat dan Konstitusi," tegasnya di Gedung MPR/DPR/DPD RI, 20 Oktober 2014.
Biodata
Lahir di Solo, 21 Juni 1961
Orang tua, ayah Noto Mihardjo dan ibu Sudjiatmi
Menikah dengan Iriana pada 1986 dikaruniai tiga orang yakni Gibran Rakabuming Raka, Kaesang Pangarep dan Kahiyang Ayu.
Wali kota Solo 2005 hingga 2012
Gubernur DKI Jakarta 2012-2014
Presiden RI sejak 2014 dan dilanjutkan pada periode kedua 2019.
Jenderal (Anumerta) Ahmad Yani lahir di Purworedjo pada 19 Juni 1922. Memiliki karir militer yang cemerlang, bahkan konon digadang-gadang salah satu calon pengganti Presiden Soekarno, Yani terbunuh dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965 yang kemudian mengubah arah politik Indonesia, termasuk kepemimpinan nasional.
Memulai karir militer pada di masa penjajahan Belanda dan memperoleh pendidikan militer di Bogor, pada saat penjajahan Jepang tahun 1942 ia masuk menjadi Heiho dan kemudian bergabung dengan Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor.
Karir Yani mulai menanjak saat dekade 1950an ditugaskan memadamkan pemberontakan DI/TII. Setelah di sekolahkan ke Amerika Serikat dan Inggris, tugas berikutnya adalah menjadi komandan operasi penumpasan pemberontakan PRRI di Sumatera pada 1958.
Puncak karirnya ada saat tahun 1962 diangkat menjadi Panglima Angkatan Darat dengan posisi setara menteri sehingga jabatannya adalah Menteri/Panglima Angkatan Darat menggantikan Abdul Haris Nasution. Situasi politik saat itu memanas ketika Yani menolak rencana Partai Komunis Indonesia untuk mempersenjatai buruh dan tani serta menjadikannya angkatan kelima.
Eskalasi politik terus memuncak hingga kemudian terjadi peristiwa Gerakan 30 September 1965 dengan penculikan dan pembunuhan 7 orang perwira TNI Angkatan Darat dan kemudian jenazahnya ditemukan di kawasan Lubang Buaya. Peristiwa ini kemudian berkembang menjadi krisis politik yang berujung kepada pergantian kepemimpinan nasional. Pemerintahan orde lama di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno kemudian berganti menjadi pemerintahan orde baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto.
Patriotisme Ahmad Yani terus dikenang hingga saat ini. Rumah tinggalnya di Jalan Lembang Jakarta kemudian menjadi museum untuk mengenang bagaimana kehidupan Jenderal Ahmad Yani hingga kemudian menjadi korban dalam peristiwa tersebut. Dikutip dari media, beberapa bulan sebelum wafat, Yani sempat menulis dalam buku hariannya...
"Kenapa saya menjadi prajurit, karena saya patriot , kenapa saya patriot, karena saya cinta tanah air saya".
Biodata Ahmad Yani
lahir di Purworedjo pada 19 Juni 1922
Ayah, Sarjo bin Suharyo dan ibu, Murtini
Memiliki delapan orang anak dari pernikahan dengan Yayu Rulia Sutowiryo
Pengalaman memimpin operasi militer antara lain penumpasan DI/TII di Jawa Tengah dan penumpasan PRRI di Sumatera
Wafat pada 1 Oktober 1965 dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata
Tan Malaka lahir di Nagari Pandam Gadang, Suliki, Sumatera Barat pada 2 Juni 1897. Dia besar di keluarga yang cukup terpandang di desanya. Ayahnya, HM Rasad, bekerja sebagai pegawai pemerintah di bidang pertanian. Ibunya, Rangkayo Sina, juga berasal dari keluarga terpandang. Tan Malaka adalah gelar pada awalnya. Nama resminya Ibrahim.
Kesempatan untuk menempuh pendidikan bagi pribumi saat itu dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Tan Malaka. Tak hanya menempuh pendidikan di tanah kelahirannya, Tan Malaka juga menempuh pendidikan ke Rijks Kwekschool di Belanda. Saat berada di Belanda inilah ia berkenalan dengan begitu banyak konsep pemikiran termasuk komunisme dan sosialisme yang dibacanya dari buku Karl Marx, Frederich Engels hingga konsep yang dicetuskan oleh Lenin.
Karena aktivitasnya, Tan banyak dicari oleh polisi, bukan hanya polisi Hindia Belanda namun juga polisi beberapa negara yang pernah disinggahinya.
Dalam pelariannya itu Tan Malaka aktif menulis buku yang mengangkat tentang pemikirannya. Salah satu pemikiran yang jauh mendahului zamannya adalah "Menuju Republik Indonesia" atau dalam bahasa Belanda "Naar de 'Republiek Indonesia'". Tulisan itu dibuat pada 1925 atau 20 tahun sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia. Dalam buku itu, ia telah menuangkan pemikirannya tentang bentuk negara republik.
Konsep merdeka 100 persen dicetuskannya untuk menanggapi bagaimana sikap para politisi seharusnya setelah proklamasi kemerdekaan. Ia menilai bangsa Indonesia harus bisa menentukan sendiri keinginannya, jalan hidupnya, dan bagaimana menjalani hidupnya dan tak berunding dengan siapa pun sebelum kemerdekaan penuh 100 persen.
Selain buku "Menuju Republik Indonesia", Tan Malaka juga banyak menulis buku lainnya. Yang terkenal adalah "Madilog". Tan Malaka kemudian terlibat dalam sejumlah pendirian partai politik di Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan dan akhirnya terbunuh dalam sebuah peristiwa di Kediri pada 1949.
Namun pemikiran dan pandangan Tan Malaka terus hidup melalui buku-bukunya hingga saat ini. Ia dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Soekarno pada 1963.
Sempat terlupakan selama bertahun-tahun, peran dan perjuangan Tan Malaka diingat kembali ketika seorang peneliti sejarah asal Belanda Harry Poeze mulai melakukan penelitian terkait perjalanan Tan Malaka sejak awal pergerakan hingga terbunuhnya tokoh itu pada 1949.
Harry yang melakukan penelitian terhadap Tan Malaka selama 30 tahun mendorong ditemukannnya makam Tan Malaka. Buku penelitiannya kemudian menjadi salah satu rujukan literasi tentang tokoh tersebut, pemikiran Tan Malaka saat ini dapat diketahui dan ditelaah melalui literasi yang ada.
"Kelahiran suatu pikiran sering menyamai kelahiran seorang anak. Ia didahului dengan penderitaan-penderitaan pembawaan kelahirannya," tulis Tan Malaka dalam "Menuju Republik Indonesia".
Biodata Tan Malaka lahir di Nagari Pandam Gadang, Suliki, Sumatera Barat pada 2 Juni 1897 Ayahnya, HM Rasad dan ibunya Rangkayo Sina Mendirikan sejumlah partai yaitu Partai Republik Indonesia (PARI) pada 1927 dan MURBA (Musyawarah Rakyat Banyak) pada 1948 Buku : "Menuju Republik Indonesia", "Madilog", "Gerpolek", "Aksi Massa", "Dari Penjara ke Penjara". Meninggal pada Februari 1949
Kapitan Pattimura merupakan sosok yang menjadi ikon perjuangan rakyat Maluku dalam perang melawan Belanda pada tahun 1817. Pattimura lahir pada 8 Juni 1783 di Saparua, Maluku. Dalam buku "Sedjaraj Perdjuangan Pattimura : Pahlawan Indonesia" karya M Sapija terbitan 1960 Pattimura memiliki ayah Antoni Matulessy dan Ibu Kasimilali Pattimura Matulessy.
Versi yang lain dari buku "Api Sejarah Volume I" yang ditulis Ahmad Mansur Suryanegara pada 2009 disebutkan bahwa Pattimura merupakan bangsawan dari Kerajaan Sahulau di bawah pemerintahan Sultan Kasimilillah.
Meski ada dua pendapat berbeda mengenai asal-usul Pattimura, namun secara dan rakyat mencatata bahwa ia adalah pahlawan Maluku yang berperang melawan Belanda karena adanya ketidakadilan dan juga adanya kebijakan Belanda yang membuat masyarakat Maluku sulit untuk menjalani kehidupan.
Dari buku "Wajah dan Sejarah Perjuangan Pahlawan Nasional", diketahui Pattimura masuk dinas militer (Korps Ambon) bentukan Britania Raya dengan pangkat sersan.
Dikutip dari berbagai sumber, kondisi masyarakat yang memprihatinkan sudah berlangsung sejak Maluku mengalami peralihan dari Inggris ke Belanda akibat sebagai sebuah konsekuensi dari perjanjian antara kedua belah pihak, yang tertuang dalam Traktat London pada Agustus 1814.
Ketika Maluku kembali dikuasai oleh Belanda maka sejumlah kebijakan seperti monopoli perdagangan rempah-rempah, memberlakukan kerja paksa dan menetapkan pajak tanah yang sangat tinggi. Kondisi dimana kehidupan masyarakat susah inilah yang menjadi pendorong Pattimura untuk melawan.
Pada Mei 1817 , Pattimura yang mendapat dukungan dari raja-raja dan tokoh adat kemudian melancarkan serangan terhadap Belanda. Penyerangan terhadap pos-pos keamanan Belanda mulai dilakukan hingga puncaknya pada 16 Mei 1817, Pattimura berhasil merebut Benteng Duurstede.
Pattimura dan pasukannya menuai kemenangan di Hitu, Waisisil, Seram Selatan dan beberapa lokasi lainnya. Belanda yang merasa terdesak kemudian menggunakan politik adu domba untuk menghentikan perlawanan Pattimura.
Belanda berhasil menangkap Pattimura pada 11 November 1817 bersama rekannya Anthone Rhebok, Philip Latumahina dan Said Parintah. Karena menolak bekerja sama dengan Belanda, Pattimura dan rekan seperjuangannya dihukum mati di tiang gantungan.
Atas jasa Pattimura saat melawan Belanda dan menggelorakan semangat perjuangan merebut kemerdekaan, makan pada 1973 pemerintah Indonesia menetapkan Pattimura sebagai pahlawan nasional.
Biodata Pattimura
Lahir pada 8 Juni 1783 di Saparua, Maluku dengan nama Thomas Matulessy (M.Sapija, 1960)
Memimpin perang melawan Belanda pada 1817 hampir setahun hingga pada 16 Desember 1817 dihukum mati
Perlawanan kepada Belanda dilakukan bersama Anthone Rhebok, Said Parintah dan Philip Latumahina
Raisa Andriana, salah satu penyanyi yang menjadi "kesayangan Indonesia", tak hanya dari lagi yang menjadi karyanya namun juga penggemar yang berasal dari berbagai kalangan di seluruh Indonesia. Ketika Raisa menikah dengan Hamish Daud pada 2017, sontak lini masa media sosial di Indonesia diramaikan dengan "hari patah hati nasional", untuk menunjukkan bagaimana Raisa seakan dimiliki oleh seluruh Indonesia.
Raisa lahir di Jakarta pada 6 Juni 1990 dari pasangan Allan N Rachman dan Ria Marianty. Masuk ke dalam dunia tarik suara sejak usia 3 tahun, ia telah menunjukkan bakatnya dengan mampu menyanyikan sejumlah lagu dengan baik.
Debut nasional Raisa di blantika musik Indonesia di mulai pada 2011. Namun sebelumnya ia pernah menjadi vokalis pada group band bentukan putra Addie MS, Kevin Aprillio, namun kolaborasi itu tak berlanjut.
Karir musiknya menanjak saat Raisa mengeluarkan album perdana pada 2011 setelah sebelumnya mengunggah single "Serba Salah" di Youtube. Dari situ kemudian single-single milik Raisa menjadi akrab di telinga publik dan berbagai kalangan mulai mengaguminya.
Pada 2012 Raisa bahkan menerima penghargaan sebagai penyanyi pendatang baru terbaik dalam acara Anugerah Musik Indonesia.
Selama masa pandemi COVID-19 ini, Raisa tak tinggal diam. Ia juga berkontribusi untuk mendorong masyarakat patuh terhadap protokol tetap di rumah. Penyanyi Raisa Andriana mengungkapkan beberapa kegiatannya selama berdiam diri di rumah selama pandemi COVID-19.
Ketika berbincang dengan Ardhito Pramono dalam konser online #dirumahaja, beberapa waktu lalu Raisa bertanya pada rekannya apa saja yang ia lakukan selama berada di rumah.
"Ojek makanan, bikin konten lucu…" ujar Ardhito.
"Sama! Aku bikin konten tapi enggak lucu," timpal Raisa.
Dalam konser yang diikuti banyak musisi dari kediaman masing-masing, Raisa mengajak penonton untuk berdiam diri di rumah selama kondisi memungkinkan. Ia berusaha untuk menekan risiko penularan virus corona dengan berada di rumah selama krisis ini berlangsung.
"Itu alasan utamaku stay at home, memutuskan rantai (penularan) dengan cara stay at home," ujar istri Hamish Daud ini.
Ia mengimbau orang-orang untuk tidak keluar rumah bila tidak diperlukan demi keselamatan mereka yang tak punya keleluasaan untuk bekerja dari rumah.
Biodata Raisa
lahir di Jakarta pada 6 Juni 1990
Nama ayah Allan N Rachman dan Ibu Ria Marianty
Suami, Hamish Daud menikah pada 3 September 2017 dikaruniai satu anak, Zalina Raine Wyllie
Discography : Raisa 2011, Heart to Heart 2013 dan Handmade 2016
Film yang pernah dibintangi : Mantan Terindah 2014 dan Terjebak Nostalgia 2016
Nama Sandiaga Salahudin Uno sudah dikenal sejak lama sebagai pengusaha muda. Namun sejak menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta pada 2017 dan kemudian maju sebagai calon wakil presiden dalam pemilihan presiden 2019, sosoknya semakin dikenal oleh berbagai kalangan baik tua dan muda.
Lahir di Pekanbaru pada 28 Juni 1969, Sandi lahir dari keluarga pengusaha yaitu Razif Halik Uno dan Rachmini Rachman atau yang dikenal oleh publik Mien Uno. Ditempa dalam kehidupan keluarga yang memiliki pandangan pendidikan merupakan salah satu kunci kehidupan yang penting, ia menempuh pendidikan di Jakarta sejak sekolah dasar hingga sekolah menengah atas.
Ia mengambil gelar sarjana setelah menempuh pendidikan di Wichita State University, Kansas pada 1990 mendalami mengenai bisnis. Kemudian dia melanjutkan untuk mengambil gelas master di George Washington University untuk kajian yang sama tentang bisnis.
Ia mengembangkan bisnis dengan mendirikan PT Recapital Advisor bersama Rosan P Roslani, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penasehat keuangan. Pada 1998, ia mengembangkan bisnisnya dengan mendirikan perusahaan investasi PT Saratoga Investama Sedaya.
Pernah menjadi ketua umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) 2005-2008, perhatian Sandi lebih pada pengembangan usaha kecil dan menengah di Indonesia. Tak heran ketika menapaki panggung politik dengan menjadi Wagub DKI pada 2017, ia meluncurkan program OK OC untuk pengembangan UMKM.
Pandangannya untuk pengembangan ekonomi kecil dan menengah juga kerap disampaikannya saat berkampanye untuk pertarungan piplres 2019 berpasangan dengan capres Prabowo Subianto.Meski belum berhasil memenangi pilpres 2019 namun Sandi tetap menjalin komunikasi dengan masyarakat dan aktif dalam pengembangan UMKM.
Belakangan saat terjadi pandemi COVID-19, Ia juga aktif dalam gerakan relawan untuk membantu masyarakat mencegah penyebaran penularan virus tersebut.
Media komunikasi dengan masyarakat yang ia gunakan adalah instagram yang secara rutin mengangkat tentang kegiatan dan pemikirannya terhadap sejumlah isu nasional. Tak heran kemudian ia disapa dengan sebutan "papa online" yang menunjukkan kedekatannya dengan masyarakat dari berbagai kalangan.
Biodata Sandiaga Uno
Lahir di Pekanbaru pada 28 Juni 1969
Ayah Razif Halik Uno dan Ibu Rachmini Rachman
Menikah dengan Nur Asiah pada 1996 memiliki tiga orang anak Anneesha Atheera Uno, Amyra Atheefa Uno dan Sulaiman Saladdin Uno.
Nama Basuki Tjahaja Purnama atau yang kerap disapa Ahok mulai dikenal banyak kalangan ketika berpasangan dengan Joko Widodo maju dalam pemilihan kepala daerah DKI Jakarta pada 2012. Publik menilai pasangan cagub dan cawagub DKI Jakarta ini cocok untuk membenahi Jakarta dan menyelesaikan persoalan-persoalan pelik yang dihadapi oleh Ibukota.
Pada akhirnya, Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama terpilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk periode 2012-2017. Saat Jokowi, demikian Joko Widodo akrab dipanggil maju untuk pemilihan presiden pada pilpres 2014 berpasangan dengan Jusuf Kalla dan memenangi kontestasi tersebut, Basuki kemudian dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta hingga akhir periode 2017.
Ahok lahir pada 29 Juni 1966 di Manggar, Kabupaten Belitung Timur, Bangka Belitung. Lahir dari pasangan Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing, ia memiliki empat orang adik. Menghabiskan masa kecilnya di Desa gantung, Kabupaten Belitung Timur ia bersekolah hingga Sekolah Lanjutan Atas di daerah itu.
Setelah itu ia kemudian tinggal di Jakarta. Ahok melanjutkan pendidikan di Universitas Trisakti mengambil jurusan Teknik Geologi tahun 1989. Sempat membuka usaha di tanah kelahirannya, pada 1992 ia mengambil gelar master di bidang manejemen di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya Jakarta.
Memulai karir politiknya pada 2003 melalui Pertai Perhimpunan Indonesia Baru (PPIB), Ahok kemudian terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Bangka Belitung 2004-2009. Pada 2005 ia maju dalam pilkada Kabupaten Belitung Timur dan memenangi kursi bupati, berpasangan dengan Khairul Effendi. Sempat menjadi anggota DPR RI pada 2009-2012.
Karir politiknya terus berlanjut hingga dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta pada November 2014 menggantikan Joko Widodo yang terpilih menjadi Presiden dalam pilpres di tahun yang sama. Sempat menjalani proses hukum, Basuki Tjahaja Purnama pada 2020 kemudian dipercaya sebagai Komisaris Pertamina.
Meski sejumlah kebijakan dan langkahnya saat memimpin DKI Jakarta menimbulkan pro dan kontra, namun banyak kalangan yang menilai Basuki memiliki beberapa capaian saat memimpin Jakarta.
Biodata Basuki Tjahaja Purnama
Lahir pada 29 Juni 1966 di Manggar, Kabupaten Belitung Timur, Bangka Belitung
Nama ayah Indra Tjahaja Purnama dan Ibu Buniarti Ningsing
Memiliki empat saudara, Basuri Tjahaja Purnama, Fifi Lety Indra, Harry Basuki dan Basu Panca Fransetio.
Menikah dengan Veronica dikaruniai tiga orang anak Nathania Purnama, Nicholas Purnama dan Daud Albeenner Purnama. Bercerai pada 2018.
Menikah dengan Putri Nastiti pada 2019 dan dikaruniai satu anak pada 2020 , Yosafat Abimanyu Purnama