Laporan Khusus MRT : Sejarah transportasi publik di Ibu Kota, dari trem hingga transjakarta.
Selasa, 19 Februari 2019 10:06 WIB
Trem
Trem listrik melintas di jalanan Jakarta, 1 Mei 1947. Pada tahun 1869, Trem sudah muncul di Jakarta alias Batavia. Generasi pertama disebut Trem berkuda. Maklum, gerbong-gerbongnya ditarik oleh tiga sampai empat ekor kuda.
Pada 1881, munculah trem generasi kedua, yakni trem uap. Trem ini memang digerakkan oleh uap. Di bagian depannya terdapat bahan bakar batubara. Konon, trem uap ini mulai beroperasi pukul 06.00 pagi dan berakhir pukul 19.00 malam.
Ongkos trem uap ini variatif sesuai klasnya. Untuk klas I, yang biasanya diperuntukkan untuk kaum dan keturunan eropa, ongkosnya 20 sen. Sedangkan klas ke II, yang diperuntukkan bagi keturunan Arab, Tionghoa, dan bangsawan pribumi, ongkosnya 10 sen. Sedangkan klas ke-III diperuntukkan untuk pribumi biasa. Di klas ke III ini, biasanya tak hanya manusia, tetapi juga ada hewan piaraan si penumpang. Maka muncul istilah “Klas Kambing”.
Lalu, pada pada 10 April 1899, muncullah trem generasi ketiga, yakni trem listrik. Namun, kehadiran trem listrik tidak serta merta menghapus keberadaan trem uap. Trem uap baru benar-benar berhenti beroperasi pada tahun 1933. Trem listrik mengoperasikan lima jalur, seperti Menteng – Kramat – Jakarta Kota. Senen – Gunung Sahari. Menteng – Merdeka Timur – Harmoni. Menteng – Tanah Abang – Harmoni. Karena harganya murah, rakyat Jakarta sering berebut naik trem. Tarifnya cuma sepicis alias 10 sen. ANTARA FOTO/IPPHOS/pras.
Becak
Sejumlah pengendara becak akan melaksanakan rapat di daerah Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat, 16 Januari 1955. Tahun 1936, becak mulai beroperasi di Jakarta dan dalam waktu tujuh tahun kemudian jumlah becak sudah mencapai 3.900 unit. Saat DPRD-GR Jakarta pada tahun 1967 mengesahkan perda tentang pola dasar dan rencana induk Jakarta 1965-1985, yang antara lain tidak mengakui becak sebagai kendaraan angkutan umum. Pada tahun 1970, Gubernur DKI Ali Sadikin, mengeluarkan instruksi melarang memproduksi dan memasukkan becak ke Jakarta, termasuk rayonisasi becak. Tahun tersebut jumlah becak diperkirakan 150.000 becak, yang dikemudikan 300.000 orang dalam dua shift. Tahun berikutnya Pemda menetapkan sejumlah jalan protokol dan jalan lintas ekonomi tidak boleh dilewati becak. Tahun 1972, DPRD DKI mengesahkan Perda no. 4/1972, menetapkan becak, sama dengan opelet, bukan jenis kendaraan yang layak untuk Jakarta. Saat itu becak berkurang dari 160.000 menjadi 38.000. Dan pada bulan April 1990, Pemda DKI memutuskan becak harus hilang dari Jakarta melalui Perda No 11/1988. ANTARA FOTO/IPPHOS/pras.
Bus
Pengunjung mengamati bus klasik dan unik yang dipamerkan dalam Indonesia Classic & Unique Bus 2018, di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Kamis (22/3/2018). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/pras.
Delman
Pengemudi delman yang tergabung dalam Persatuan Perjuangan Delman Betawi mengelilingi jalan protokol ibukota dalam aksinya menolak larangan beroperasi di Jakarta, Sabtu (7/11/2009). Awal masa kolonial, delman adalah alat transportasi umum yang digunakan oleh masyarakat Indonesia termasuk di Batavia. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/pras.
KRL Ekonomi
Sejumlah penumpang KRL Ekonomi relasi Bogor-Jakarta duduk di atas gerbong saat melintas di kawasan Pondok Jaya, Depok, Jumat (15/3/2013). ANTARA FOTO/Andika Wahyu/pras.
Bemo
Dua buah bemo melintas di kawasan Grogol, Jakarta, Jumat (7/3/2014). Pemprov DKI Jakarta akan menghapus secara perlahan bemo di DKI dan menawarkan para supir bemo beralih menjadi pengemudi TransJakarta. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/pras.
Angkot dan Metromini
Puluhan angkutan umum (angkot) menunggu penumpang di Terminal Kampung Melayu, Jakarta, Senin (19/1/2015). Metromini pada awalnya dibuat untuk menjadi kendaraan transportasi pesta olahraga Games of the New Emerging Forces (GANEFO) pada tahun 1963. Metromini atau yang dulu dikenal dengan 'bus merah' pertama beroperasi sekitar tahun 1963 saat Gubernur Somarno memimpin Jakarta. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/pras.
Bus Transjakarta
Calon penumpang bus Transjakarta tujuan Ragunan antre di halte Dukuh Atas, Jakarta, Selasa (1/1/2013). Ide pembangunan proyek Bus Rapid Transit di Jakarta muncul sekitar tahun 2001. Kemudian ide ini ditindaklanjuti oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Sutiyoso. Transjakarta memulai operasinya pada 15 Januari 2004, ditandai dengan peresmian Koridor 1 (Blok M-Kota), dengan tujuan memberikan jasa angkutan yang lebih cepat, nyaman, dan terjangkau bagi warga Jakarta. Sejak awal pengoperasian Transjakarta, harga tiket ditetapkan untuk disubsidi oleh pemerintah daerah. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/pras.