Direktur Laboratorium Hepatika Bumi Gora Mulyanto yang juga menjadi salah seorang peneliti menunjukkan prototipe alat tes diagnostik cepat (rapid test) RI-GHA COVID-19 yang diproduksi di Laboratorium Hepatika Bumi Gora di Mataram, NTB, Senin (1/6/2020). Alat rapid test RI-GHA (Republik Indonesia-Gadjah Mada, Hepatika Mataram-Airlangga) COVID-19 tersebut merupakan produk dalam negeri yang melibatkan para peneliti dari Universitas Gajah Mada, Universitas Airlangga dan Laboratorium Hepatika Bumi Gora Mataram. Alat tes tersebut saat ini masih dalam tahap uji validasi di Jawa Tengah yang membutuhkan waktu sebulan, sehingga akhir Juni ditargetkan sudah bisa diproduksi secara massal. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/hp.
Direktur Laboratorium Hepatika Bumi Gora Mulyanto yang juga menjadi salah seorang peneliti (kiri) mengawasi pembuatan prototipe alat tes diagnostik cepat (rapid test) RI-GHA COVID-19 di Laboratorium Hepatika Bumi Gora di Mataram, NTB, Senin (1/6/2020). Alat rapid test RI-GHA (Republik Indonesia-Gadjah Mada, Hepatika Mataram-Airlangga) COVID-19 tersebut merupakan produk dalam negeri yang melibatkan para peneliti dari Universitas Gajah Mada, Universitas Airlangga dan Laboratorium Hepatika Bumi Gora Mataram. Alat tes tersebut saat ini masih dalam tahap uji validasi di Jawa Tengah yang membutuhkan waktu sebulan, sehingga akhir Juni ditargetkan sudah bisa diproduksi secara massal. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/hp.
Direktur Laboratorium Hepatika Bumi Gora Mulyanto yang juga menjadi salah seorang peneliti (kiri) mengawasi pembuatan prototipe alat tes diagnostik cepat (rapid test) RI-GHA COVID-19 di Laboratorium Hepatika Bumi Gora di Mataram, NTB, Senin (1/6/2020). Alat rapid test RI-GHA (Republik Indonesia-Gadjah Mada, Hepatika Mataram-Airlangga) COVID-19 tersebut merupakan produk dalam negeri yang melibatkan para peneliti dari Universitas Gajah Mada, Universitas Airlangga dan Laboratorium Hepatika Bumi Gora Mataram. Alat tes tersebut saat ini masih dalam tahap uji validasi di Jawa Tengah yang membutuhkan waktu sebulan, sehingga akhir Juni ditargetkan sudah bisa diproduksi secara massal. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/hp.