Gambar virus corona yang diambil dari sampel pasien
Sabtu, 4 April 2020 20:06 WIB
Mikrograf elektron berwarna yang dipindai dari sel apoptosis (merah) yang terinfeksi partikel virus SARS-COV-2 (kuning) yang dikenal sebagai virus corona, diisolasi dari sampel pasien. Gambar ini diambil di NIAID Integrated Research Facility (IRF), di Fort Detrick, Maryland, Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular NIH, AS. ANTARA FOTO/ReutersHandout- NIAID/hp.
Mikrograf elektron berwarna yang dipindai dari sel apoptosis (ungu) yang terinfeksi partikel virus SARS-COV-2 (kuning) yang dikenal sebagai virus corona, diisolasi dari sampel pasien. Gambar ini diambil di NIAID Integrated Research Facility (IRF), di Fort Detrick, Maryland, Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular NIH, AS. ANTARA FOTO/ReutersHandout- NIAID/hp.
Mikrograf elektron berwarna yang dipindai dari sel apoptosis (hijau) yang terinfeksi partikel virus SARS-COV-2 (kuning) yang dikenal sebagai virus corona, diisolasi dari sampel pasien. Gambar ini diambil di NIAID Integrated Research Facility (IRF), di Fort Detrick, Maryland, Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular NIH, AS. ANTARA FOTO/ReutersHandout- NIAID/hp.
Mikrograf elektron berwarna yang dipindai dari sel apoptosis (hijau) yang terinfeksi partikel virus SARS-COV-2 (oranye) yang dikenal sebagai virus corona, diisolasi dari sampel pasien, Gambar ini diambil di NIAID Integrated Research Facility (IRF), di Fort Detrick, Maryland, Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular NIH, AS. ANTARA FOTO/ReutersHandout- NIAID/hp.