Melihat suasana Taman Nasional Berbak dan Sembilang di Jambi
Senin, 16 September 2019 07:03 WIB
Pengunjung menaiki perahu untuk menyusuri jalur sungai zona tradisional dalam kawasan Taman Nasional Berbak dan Sembilang (TNBS), Tanjungjabung Timur, Jambi, Minggu (15/9/2019). Selain menjadi kawasan konservasi hutan rawa terluas di Asia Tenggara (142.750 hektare) dan rumah bagi beberapa jenis reptil khas, seperti Buaya Muara (Crocodilus porosus), Senyulong (Tomistoma schegelii), dan Kura-kura Gading (Orlita borneisnsis), TNBS juga dikembangkan menjadi kawasan ekowisata yang dikelola dengan sistem zonasi. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/pras.
Pengunjung berada di rumah pohon yang menjadi salah satu sarana penunjang wisata dalam kawasan Taman Nasional Berbak dan Sembilang (TNBS), Tanjungjabung Timur, Jambi, Minggu (15/9/2019). Selain menjadi kawasan konservasi hutan rawa terluas di Asia Tenggara (142.750 hektare) dan rumah bagi beberapa jenis reptil khas, seperti Buaya Muara (Crocodilus porosus), Senyulong (Tomistoma schegelii), dan Kura-kura Gading (Orlita borneisnsis), TNBS juga dikembangkan menjadi kawasan ekowisata yang dikelola dengan sistem zonasi. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/pras.
Pengunjung mengamati salah satu pohon di jalur penunjang wisata dalam kawasan Taman Nasional Berbak dan Sembilang (TNBS), Tanjungjabung Timur, Jambi, Minggu (15/9/2019). Selain menjadi kawasan konservasi hutan rawa terluas di Asia Tenggara (142.750 hektare) dan rumah bagi beberapa jenis reptil khas, seperti Buaya Muara (Crocodilus porosus), Senyulong (Tomistoma schegelii), dan Kura-kura Gading (Orlita borneisnsis), TNBS juga dikembangkan menjadi kawasan ekowisata yang dikelola dengan sistem zonasi. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/pras.