Jakarta (ANTARA News) - Pawai obor Olimpiade 2008 Beijing yang berlangsung di Gelora Bung Karno Senayan Jakarta, Selasa, dan yang seharusnya bisa dinikmati masyarakat, berlangsung hambar. Pelaksanaan pawai obor itu dianggap tidak berlangsung sesuai dengan tema kirab obor "Journey of Harmony" karena masyarakat luas sama sekali tidak mendapat akses untuk menyaksikan peristiwa langka itu. Sejak Selasa pagi, pasukan keamanan sudah mensterilkan kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno dan hanya mereka yang memiliki tanda pengenal khusus yang bisa masuk. Akibatnya, pawai obor yang hanya mengitari Stadion Utama Gelora Bung Karno itu dan untuk pertama kali menyinggahi Indonesia sepanjang sejarah Olimpiade itu, hanya bisa dinikmati segelintir pihak, yaitu para sponsor, wartawan yang mempunyai tanda pengenal, pejabat dan pembawa obor itu sendiri. Warga biasa yang ingin menyaksikan peristiwa langka itu terlihat hanya bisa menyaksikan dari jauh atau dari gedung yang lebih tinggi. Karena singkatnya jarak pawai, masing-masing pelari yang terdiri atas 80 orang itu, rata-rata hanya berlari sejauh 70 meter dan kemudian masuk bus besar ber-AC yang membuntuti dari belakang. Hambar dan kurang gregetnya pawai obor Olimpiade tersebut disayangkan oleh banyak pihak, termasuk Menegpora Adhyaksa Dault yang menjadi pelari pembawa obor terakhir. "Memang disayangkan juga karena masyarakat luas tidak bisa merasakan langsung peristiwa bersejarah ini. Tapi harus bagaimana lagi karena begini permintaan Panitia Olimpiade 2008 Beijing," kata Adhyaksa yang ditemui sebelum mendapat kesempatan membawa obor. Menurut Adhyaksa, melihat kejadian di berbagai negara ketika pawai obor disambut demonstrasi anti-Cina, panitia kemudian memutuskan untuk hanya menggelar pawai mengitari Stadion Utama Gelora Bung Karno. "Memang ada rasa kecewa karena masyarakat Jakarta tidak bisa ikut merasakan pawai obor, tapi kita juga tetap bangga karena mendapat kesempatan yang sangat bersejarah ini," katanya. Suprapti, warga Ciputat yang ditemui di balik pagar besi di Plaza Barat mengatakan bahwa ia datang dengan cucunya dengan harapan bisa menyaksikan dari dekat pawai yang juga diikuti beberapa artis itu. "Meski hanya bisa melihat dari jauh, saya senang bisa melihat acara ini," kata Suprapti. Komentar senada disampaikan oleh La Paene Masara, mantan petinju yang merupakan salah satu mantan atlet yang mendapat kehormatan membawa obor. "Coba kalau rutenya seperti semula dari Balai Kota ke Senayan, pasti lebih meriah dan masyarakat bisa menikmati. Kami pun sebagai mantan atlet akan merasakan kembali bagaimana sambutan masyarakat ketika masih menjadi atlet," kata La Paene. Kekacauan juga sempat terjadi karena tidak ada koordinasi antara panitia ketika atlet bulutangkis Chandra Wijaya diarahkan untuk menyerahkan obor ke Adhyaksa sebagai pembawa obor terakhir, padahal masih ada lima pelari lagi yang belum mendapat kesempatan. Karena kurangnya koordinasi dan kacau balaunya pengamanan, Menteri Budaya dan Pariwisata Jero Wacik terlihat terdesak dan terdorong-dorong oleh kerumuman fotografer saat akan menerima obor. Prosesi pawai obor tersebut dimulai pukul 14.15 WIB, lebih awal dari jadwal pukul 15.00 WIB yang ditandai dengan penyerahan obor oleh Jiang Xiaoyu, wakil dari Panitia Olimpiade Beijing, kepada Ketua Umum Komite Olimpiade Nasional (KON) Rita Subowo. Rita kemudian menyerahkan obor tersebut kepada Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo yang menjadi pelari pembawa obor tersebut. Setelah mengitari Stadion Utama Gelora Bung Karno selama lebih satu jam, Adhyaksa yang didampingi Rita Subowo, Jero Wacik dan pebulutangkis Taufik Hidayat menyalakan api skualdron di Plaza Barat. Beberapa jam menjelang pawai obor dimulai, puluhan orang sempat melakukan pawai protes anti-Cina di sekitar Jalan Sudirman. Tapi mereka segera dihadang oleh aparat kepolisian yang sebelumnya telah siaga di lokasi untuk menjaga keamanan dan ketertiban selama obor olimpiade berada di Jakarta. Polisi membubarkan aksi massa setelah beberapa orang dari peserta unjuk rasa mencoba memasang poster di sekitar lokasi sehingga polisi berupaya menghalanginya Namun aksi tersebut hanya berlangsung sesaat karena saat dimulai upacara, lokasi di sekitar Plaza Timur kembali tertib dan bersih dari pendemo.(*)
Pewarta:
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008