Jakarta (ANTARA News)- Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar bank Jakarta, Selasa sore, menguat lima poin jadi Rp9.185/9.190 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.190/9.195 karena pelaku pasar kembali membeli rupiah. "Namun aksi beli pelaku terhadap rupiah sejak dua pekan lalu relatif kecil, sehingga kenaikan mata uang Indonesia tidak besar," kata Dirut PT Finance Corpindo, Edwin Sinaga, di Jakarta. Ia mengatakan rupiah agak sulit untuk menguat di atas angka 10 poin karena aktivitas pasar agak lesu meski ada laporan bahwa investasi asing di dalam negeri mulai meningkat. Investor asing kembali memasuki pasar domestik karena mereka melihat peluang suku bunga rupiah terhadap dolar AS akan semakin melebar, katanya. Makin melebarnya suku bunga rupiah itu, menurut dia, karena bank sentral AS (The Fed) pada akhir bulan ini akan menurunkan suku bunganya sebesar 50 basis poin menjadi 1,75 persen dari sebelumnya 2,25 persen. Dengan penurunan suku bunga itu diperkirakan rupiah akan mendapat sentimen positif yang berpeluang untuk bisa mendekati angka Rp9.100 per dolar AS, ucapnya. Rupiah, lanjut dia, dalam beberapa pekan lalu sulit mencapai angka Rp9.100 per dolar AS karena lemahnya faktor pendukung pasar. Selain itu, menurut dia, ketatnya kisaran rupiah terhadap dolar AS, karena Bank Indonesia (BI) masih tetap menjaga agar rupiah berada di bawah angka Rp9.200 per dolar AS. Ia mengatakan, rupiah pada hari berikutnya kemungkinan akan kembali menguat karena sejak akhir pekan lalu pasar saham regional cenderung menguat akibat membaiknya pasar Wall Street. Isu positif itu juga didukung oleh melemahnya dolar AS di pasar regional terutama terhadap euro yang mendapat dukungan dari bank sentral Eropa yang tetap mempertahankan suku bunga acuannya, ucapnya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008