Sujono Djono merupakan pengarang sekaligus pelaku dalam buku berjudul "Rp50 Keliling Dunia".

Temanggung (ANTARA) - Semangat dan keikhlasan perjuangan Sujono Djono semasa hidupnya untuk Indonesia patut menjadi teladan bagi generasi muda, kata Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono KS.

"Perjuangan tanpa pamrih dan cita-cita luhur salah satu putra terbaik bangsa yang berasal dari Jawa Tengah tersebut, harus kita lanjutkan dan wujudkan," katanya usai menghadiri pemakaman abu jenazah veteran Sujono Djono di Temanggung, Rabu (7/8).

Sujono Djono merupakan pengarang sekaligus pelaku dalam buku berjudul "Rp50 Keliling Dunia".

Selain Sekda Jateng, hadir dalam upacara pemakaman secara militer itu, antara lain Bupati Temanggung M. Al Khadiq, Dandim 0706 Temanggung Letkol Inf AY David Alam, dan Forkopimda setempat.

"Beliau seorang veteran, berjuang secara fisik demi kemerdekaan Indonesia. Ini menjadi contoh bagi kita, bahwa beliau berjuang tanpa pamrih. Pak Sujono diberi tunjangan, fasilitas bahkan penghargaan veteran tidak diambil, semua semata-mata berjuang untuk Tanah Air," kata Sri Puryono.

Ia menjelaskan pada 8 Januari 1955, ada tiga pemuda Indonesia bernama Sujono Djono, Abdullah Balbed dan Rudolf Lawalata menghadap Presiden Soekarno. Mereka akan berkeliling dunia dengan berjalan kaki.

Soekarno kemudian memberi uang saku Rp50 dan secara langsung menitipkan nama Indonesia kepada tiga pemuda tersebut. Perjalanan atau travelling ketiga pemuda tersebut bukan untuk kesenangan pribadi saja. Tapi ada misi mulia di dalamnya, yakni memperkenalkan Indonesia dengan berbagai warnanya ke dunia.

Berbekal uang Rp50, tiga pemuda Indonesia melakukan perjalanan keliling dunia sampai lebih enam tahun. Berbagai negara di benua Asia, Eropa, hingga Amerika mereka jelajahi dengan berbagai moda transportasi umum.

Sujono Djono (91) merupakan warga asli Temanggung, meninggal karena sakit pada tanggal 30 Januari 2019 di Amerika Serikat. Jenazah yang telah berbentuk abu tersebut dimakamkan di pemakaman umum Dusun Karanganyar, Desa Mojotengah, Kecamatan Kedu, Temanggung.

Peraih Bintang Kartika Eka Paksi Nararya tersebut dikenal sebagai veteran sejati, meninggalkan satu orang istri dan seorang anak.

Sekda menyebutkan Sujono Djono merupakan seorang anggota veteran Pejuang Kemerdekaan RI (PKRI) yang turut mengangkat senjata, mempertaruhkan nyawa demi terwujudnya kemerdekaan Republik Indonesia. Berkat jasa para pejuang termasuk Sujono Djono, rakyat Indonesia kini berkesempatan menghirup segarnya udara dan indahnya kemerdekaan.

"Maka tugas kita melanjutkan perjuangan beliau, yaitu mengisi kemerdekaan dengan pembangunan di berbagai bidang demi kemajuan dan kejayaan NKRI," katanya.

Almarhum yang memiliki nama populer Kantong Sujono Djono juga dikenal sebagai perintis Angkatan Laut Indonesia. Pria lahir pada 7 Juli 1927 itu merupakan alumnus Pelayaran Tinggi Semarang (massa Pendidikan Jepang), Akademi Pelayaran Jakarta dan Akademi Pelayaran Angkatan Laut Jepang.

Selain berjalan kaki keliling dunia dengan dua rekannya, sederet pengalaman dan perjuangan untuk NKRI telah dilakoninya, antara lain Pejuang 45 sebagai anggota ALR, Marinir pangkalan IV Tegal, Danki Marinir pada masa gerilya di daerah Gunung Slamet melawan Belanda serta pelaut Jakarta Lioyd, Free lanch, reporter KBRI Wonsinton DC.

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019