New York (ANTARA News) - Harga minyak melesat ke rekor tertinggi baru, Senin, di tengah laporan sabotase pipa saluran minyak di Nigeria dan karena masih melemahnya dolar AS, demikian laporan AFP. Para pelaku pasar mengatakan sikap OPEC yang tidak menaikkan produksi minyaknya juga mendorong kenaikan harga minyak. Kontrak berjangka minyak utama New York, minyak mentah jenis "light sweet" untuk pengiriman Mei, melesat ke rekor puncak dalam perdagangan harian mencapai 117,76 dolar AS sebelum ditutup pada 117,48 dolar AS per barel, yang merupakan rekor penutupan tertinggi. Kontrak telah meningkat 79 sen dibandingkan dengan level penutupan Jumat. Di London, minyak mentah "Brent North Sea" untuk pengiriman Juni naik 51 sen pada posisi tertinggi selama ini 114,43 dolar AS setelah mecapai posisi rekor tertinggi perdagangan harian pada 114,86 dolar AS. Analis Sucden, Nimit Khamar mengatakan pasar didorong oleh kekhawatiran geopolitik di Nigeria dan komentar dari OPEC yang taka akan menaikkan produksi minyak mentahnya. Rekor tertinggi sebelumnya terjadi Jumat menyusul berita serangan terhadap pipa minyak di Nigeria, produsen minyak terbesar Afrika. Kelompok militan di kawasan penghasil minyak selatan Nigeria telah mensabotase dua saluran pipa minyak yang kemungkinan milik perusahaan raksasa minyak Shell dan Chevron. Dalam beberapa bulan terakhir harga minyak juga telah didorong oleh melemahnya dolar AS. Penurunan nilai mata uang AS membuat barang-barang yang dihargakan dalam dolar AS menjadi lebih murah untuk para pembeli asing dan mendorong permintaan minyak naik,kata para pedagang. (*)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008