Yogyakarta (ANTARA News) - Empat calon direktur eksekutif nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) akan bertarung memperebutkan kursi kepemimpinan tertinggi organisasi lingkungan terbesar di Indonesia itu untuk menggantikan Chalid Muhammad yang sudah berakhir masa kepemimpinannya. Berdasarkan informasi yang dihimpun dalam Pertemuan Nasional Lingkungan Hidup (PNLH) X di Pasar Seni Gabusan Yogyakarta, Senin, keempat kandidat itu ialah Selamet Daroyni yang kini menjabat Direktur Eksekutif Walhi Jakarta, Berry Nahdian Furqon yang kini memimpin Walhi Kalimantan Selatan, Farah Sofa mantan deputi direktur nasional eksekutif Walhi dan Nur Hidayati aktivis Walhi yang kini aktif di organisasi Green Peace Asia Tenggara. Pertemuan Nasional Lingkungan Hidup (PNLH) X yang diselenggarakan di Pasar Seni Gabusan Yogyakarta dari 16-22 April merupakan forum tertinggi Walhi. Selain mengevaluasi perjalanan Walhi tiga tahun sebelumnya, forum ini juga akan merekomendasikan program Walhi ke depan selain memilih pimpinan tertinggi di organisasi ini. Direktur eksekutif nasional yang baru ini akan ditentukan 483 jumlah suara sesuai dengan jumlah lembaga Walhi yang ada di 26 provinsi di Tanah Air. Keempat kandidat telah menyampaikan visi dan misi mereka di depan forum PNLH X, Minggu. Selamet Daroyni mengangkat masalah pembangunan masyarakat sipil yang kuat untuk mengawal pengelolaan lingkungan hidup. Ia mengatakan Walhi harus mengambil posisi sebagai pionir dalam gerakan lingkungan hidup dan motor gerakan sosial, karena itu Walhi harus aktif melakukan gerakan lingkungan hidup guna mempengaruhi hukum dan kebijakan selain memastikan publik menjadi cerdas dan kritis. Berry Nahdian Furqon berjanji akan membawa Walhi kembali ke gerakan akar rumput yang berbasis masyarakat sebagai kekuatan utama Walhi dan memantapkan Walhi sebagai organisasi lingkungan hidup tertua di Indonesia menjadi lokomotif gerakan lingkungan dan mampu mendorong isu lingkungan hidup menjadi agenda utama perubahan sosial. "Ada tiga prasyarat yang harus dipenuhi yaitu kekuatan rakyat, kekuatan organisasi Walhi, dan kekuatan hukum dan kebijakan yang berpihak pada rakyat," tegasnya. Sementara kandidat lainnya, Farah Sofa menyatakan siap bekerja mati-matian bersama Walhi. Lulusan Magister Management Internasional Universitas Indonesia ini berjanji akan mewujudkan Walhi sebagai organisasi publik berbasis akar rumput di Indonesia. Ia juga akan menjadikan Walhi sebagai organisasi yang menjadi kekuatan penyeimbang bagi pemerintah dalam kebijakan pembangunan berbasis lingkungan hidup. Sedangkan kandidat Nur Hidayati yang akrab dipanggil Yaya menegaskan bersama Walhi dirinya siap mewujudkan keadilan lingkungan hidup bagi masyarakat Indonesia. Yaya yang aktif mengampanyekan perubahan iklim menyatakan Walhi harus tetap menjalankan perannya sebagai suara bagi lingkungan hidup. Ia mengatakan tugas ini tidak hanya bagi warga yang menjadi korban dan tereksploitasi tetapi juga disebarkan kepada publik secara luas. Setelah penyampaian visi dan misi, anggota akan menentukan pilihan secara langsung di bilik pencoblosan yang disediakan panitia.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008