Bandung,(ANTARA News) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Anak Krakatau di perairan Lampung Selatan menjadi siaga (level III). Sebelumnya, Anak Krakatau berada dalam keadaan waspada (level II), namun terjadi peningkatan letusan dan aktivitas vulkanik yang membuat PVMBG pada Senin pukul 16.00 WIB menaikkan status gunung api itu. "Terjadi peningkatan gempa vulkanik yang signifikan di kedua gunung api itu," kata Kepala Bidang Pengamatan Gunung Api PVMBG, Hendrasto di Bandung, Senin. Ia menyebutkan, Gunung Anak Krakatau sempat diturunkan statusnya beberapa bulan lalu dari siaga ke waspada, namun sejak 14 April 2008 lalu tingkat letusan dan gempa vulkaniknya meningkat. Sampai dengan Senin pukul 12.00 WIB, terekam 63 gempa vulkanik dalam, 48 gempa vulkanik dangkal, 94 kali gempa letusan dan 124 kali gempa hembusan. Berdasarkan pemantauan dari kamera pengintai (CCTV) di Pulau Sertung, terdapat letusan abu disertai lontaran batu vulkanik pijar setiap 5-15 menit dengan rata-rata ketinggian 100-500 meter. "Lubang kawah baru diameternya semakin lebar, hampir menjebol dinding kawah lama. Dentuman letusannya terdengar hingga Pos PGA Anak Krakatau di Desa Pasauran Banten yang berjarak 42 kilometer dari gunung api itu," kata Hendrasto. Zona lontaran batu pijar dan material longsoran lepas umumnya berada di sekitar puncak dan lereng timur, selatan, serta barat daya Anak Krakatau. "Letusan abu dan batuan vulkanik pijar meningkat drastis sejak 15 April lalu dan terus berlangsung hingga saat ini," katanya. PVMBG merekomendasikan masyarakat dan wisatawan maupun nelayan tidak mendekati gunung api itu dalam radius dua kilometer dari kawah. Status Gunung Ibu di Halmahera Barat juga ditingkatkan dari waspada menjadi siaga pada Senin pukul 16.00 WIB. "PVMBG mengirimkan satu tenaga ahli untuk membantu pengamatan Gunung Ibu," kata Hendrasto. Peningkatan itu dipicu akibat semakin meningkatnya gempa letusan, gempa hembusan dan gempa tremor vulkanik. Aktivitas letusan dari Gunung Ibu diamati dengan intensif secara visual sejak 4 April 2006, dan sejak tiga hari lalu letusannya berwarna kelabu serta terus meninggi hingga 800 meter di atas puncak kawah.Dalam kondisi waspada, ketinggian asapnya kurang dari 400 meter. Ia menyebutkan, letusan Gunung Ibu lebih banyak berupa semburan abu.PVMBG merekomendasikan masyarakat menggunakan masker penutup hidung dan mulut bila terjadi hujan abu yang cukup deras. "Pemda setempat kami harapkan menyediakan masker bagi masyarakat di kawasan gunung api itu, karena abu vulkanik yang terhirup akan mengganggu saluran pernapasan," kata Hendrasto. Peningkatan status waspada menjadi siaga juga diberikan untuk Gunung Egondi NTB mulai 15 April 2008. Sebelas gunung api lain dalam status waspada adalah Gunung Papandayan, Lokon, Talang, Kelud, Soputan, Karangetang, Kerinci, Gamkonora, Semeru, Dukono dan Gunung Bromo.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008