Jakarta (ANTARA News) - Defisit anggaran pada 2009 kemungkinan akan dijaga pada ambang 1,7-1,9 persen sehingga kenaikan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2009 diperkirakan lebih rendah dari RKP sebelumnya, demikian dikutip dari pagu indikatif RKP 2009. "Di tahun terakhir, pemerintah sepertinya berupaya menciptakan kondisi yang sangat hati-hati serta tidak menambah utang dalam jumlah besar karena defisit kan dibiayai dengan pinjaman," kata Sekretaris Meneg PPN/Kepala Bappenas Syahrial Loetan di Jakarta, Senin. Dia menyatakan, penurunan defisit anggaran itu diharapkan akan memaksa kementerian lembaga (KL) untuk memperbaiki perencanaan sehingga penyerapan dapat semakin maksimal. "Selama ini penyerapan tidak maksimal, di bawah 90 persen. Itu artinya kurang bagus perencanaannya," katanya Dokumen pemerintah itu juga menyebutkan pagu pinjaman dan hibah luar negeri (PHLN) akan dibuat lebih realistis sesuai dengan kemampuan penyerapan karena selama ini disinyalir PHLN hanya terealisasi 60-70 persen dari pagu PHLN yang mencapai sekitar 2,5 miliar dolar AS. ` Jika penyerapan ternyata lebih baik dari perkiraan, dimungkinkan percepatan penarikan pinjaman," ujarnya. Dalam dokumen tersebut disebutkan bahwa Pemerintah memutuskan hanya menambah anggaran infrastruktur sebesar 1,08 persen pada 2009 dari Rp61,92 triliun menjadi Rp62,58 triliun. Kenaikan anggaran infrastruktur tersebut jauh lebih rendah dari kenaikan tahun sebelumnya 10,2 persen dari Rp56,2 triliun pada 2007. "Jangan dibayangkan itu sebagai penurunan yang mengkhawatirkan sebab harus juga diingat, tingkat penyerapan mereka juga tidak lebih dari 80 persen," kata Syahrial. Menurut dokumen itu, Dep PU hanya kebagian Rp35,66 triliun (turun 1,23 persen dibanding anggaran tahun lalu), Dep. Perhubungan (-3,70 persen), Dep. ESDM (naik 20,62 persen), Dep.Kominfo (+10,11 persen), dan Kementerian Perumahan Rakyat (+33,92 persen). (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008