Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot antar-bank Jakarta, Senin sore, menguat menjadi Rp9.185/9.190 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.193/9.195 atau naik delapan poin, karena pelaku kembali memburu rupiah. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa para pelaku membeli rupiah menjelang pertemuan bank sentral AS (The Federal Reserve) yang akan membahas penurunan suku bunga acuan The Fed. "Pelaku mengantisipasi sentimen positif pasar itu sebelum The Fed mengumumkan penurunan suku bunganya," ujarnya. Ia mengatakan, kenaikan rupiah belum besar, karena belum diketahui dengan pasti berapa The Fed menurunkan suku bunganya. Namun, isu positif itu memicu rupiah menguat menjauhi angka Rp9.200 per dolar AS, sekalipun ada isu negatif bahwa harga minyak mentah dunia hampir mencapai angka 117 dolar AS per barel, ucapnya. Menurut dia, rupiah selain itu juga mendapat dukungan pasar saham regional yang menguat, akibat membaiknya bursa Wall Street AS. Kenaikan rupiah memang agak tertahan, karena dolar AS di pasar regional membaik terhadap yen, setelah sebuah bank terbesar AS Citigroup menyatakan mengalami kerugian pada kuartal pertama 2008, katanya. Dolar AS terhadap yen menguat menjadi 103,69 dari sebelumnya 103,64 atau naik lima sen. Ia mengatakan, peluang rupiah untuk menguat lagi masih besar, meski pemerintah Indonesia saat ini masih kesulitan untuk mengatasi kenaikan harga minyak mentah dunia dan bahan pangan sehingga membuat defisit anggaran pendapatan belanja negara semakin membengkak. Meski sejumlah investor asing sudah kembali masuk ke pasar domestik, namun pergerakan rupiah terlihat masih sangat berat untuk maju lebih jauh, katanya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008