Tunis (ANTARA News) - Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang sedang berkunjung ke Tunisia, Ahad, berjanji akan melaksanakan referendum sebelum kesepakatan perdamaian dicapai dengan Israel. Abbas menyampaikan janji tersebut dalam taklimat selama kunjungannya ke Tunisia dari tempat ia melakukan perjalanan ke Washington, Selasa. Setiap kesepakatan perdamaian yang dicapai antara tim perunding Palestina dan Israel akan diserahkan kepada rakyat dalam suatu referendum, kata Abbas kepada wartawan. Abbas juga menyambut baik upaya saat ini yang dilakukan oleh mantan presiden AS Jimmy Carter dan pihak lain, seperti Yaman, guna mengakhiri perbedaan pendapat antar-faksi Palestina. Presiden Palestina itu menyatakan bahwa ia akan menyelenggarakan pembicaraan dengan Presiden AS George W. Bush dan Menteri Luar Negeri AS Condoleezza Rice mengenai perkembangan dalam perundingan perdamaian antara Palestina dan Israel, dengan harapan kesepakatan dengan Israel dapat dicapai paling lambat akhir tahun ini. "Saya akan memusatkan perhatian pada pembicaraan saya dengan Bush dan para pejabat Amerika mengenai perundingan dan mengenai diakhirinya pembicaraan dengan kesepakatan tahun ini," kata Abbas. Namun ia menegaskan bahwa ia tak ingin hasil pembicaraan Palestina-Israel akan berkahir dengan deklarasi semu mengenai prinsip-prinsip. Abbas tiba di Tunis, Ahad pagi, untuk lawatan dua-hari atas undangan Presiden Tunisia Zine al-Abidine Ben Ali Kedua pemimpin itu dijadwalkan mengadakan pembicaraan mengenai masalah bilateral dan membahas perkembangan paling akhir mengenai situasi di Timur Tengah, demikian laporan kantor berita resmi Tunisia, TAP, Sabtu. Abbas mengatakan ia mengingini kesepakatan kerangka kerja yang akan menjabarkan cara masalah status akhir yang sensitif dapat diselesaikan guna mendirikan negara Palestina. Beberapa pejabat Palestina telah mengatakan pembicaraan perdamaian mengenai berbagai masalah termasuk nasib Jerusalem, permukiman Yahudi, pengungsi Palestina dan perbatasan, tak memperlihatkan tanda kemajuan nyata sejak pembicaraan itu diluncurkan pada penghujung tahun lalu. Bush, yang dijadwalkan mengunjungi Israel pada Mei guna memperingati hari jadi ke-60 negara Yahudi, mengatakan pada pertemuan tingkat tinggi di Annapolis, Maryland, November lalu bahwa ia ingin kedua pihak mencapai kesepakatan sebelum ia melepaskan jabatan awal 2009. Abbas mengatakan ia akan bertemu Bush, Kamis, dan juga akan mengadakan dua pertemuan dengan Rice guna mengkaji kemajuan dalam pembicaraan tersebut. "Saya tak mengatakan saya akan mengakhiri dengan kesepakatan, tapi kami akan berusaha mencapai tanggal sasaran untuk mencapai kesepakatan paling lambat akhir tahun ini," katanya. Abbas memperingatkan agar mereka tak kehilangan "jendela kesempatan baik" untuk mewujudkan perdamaian tahun ini dan mengatakan bahwa "jika tahun ini berakhir tanpa kesepakatan, kami akan menghadapi masa yang sangat sulit". Beberapa pembantu senior yang menyertai Abbas mengatakan ia berharap akan mendengar saran dari Bush mengenai berbagai cara menyelamatkan proses perdamaian karena mereka prihatin bahwa sasaran akhir-tahun ini akan lolos. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008