Depok (ANTARA News) - Demi memperoleh pengakuan dari Museum Rekor Indonesia (Muri) sebagai pengayuh sepeda tertua, Banjar Marsodikoro (79), menempuh jarak 3.000 kilometer dari Depok, Jawa Barat, ke Bali dengan bersepeda. Namun pengakuan belum juga diperolehnya, meski warga Jalan Maliki I, RT08/02, Kelurahan Abadi Jaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, itu telah berkirim surat ke kantor Muri. "Saya sudah kirim surat dengan bukti-bukti perjalanan saya ke kantor Muri di Semarang, tapi hingga kini belum mendapat tanggapan. Saya hanya berharap Pemkot Depok mau membantu," kata Banjar, di Depok, Senin. Kakek dari enam cucu ini memulai perjalanannya ke Pulau Bali pada Juli 2007 dengan sepeda yang telah menemaninya sejak 1989. Dalam perjalanan ke Bali ia mengenakan pakaian adat Jawa dan blankon. Dengan modal keberanian, Banjar mengaku membawa perbekalan hanya beberapa potong pakaian untuk ganti, roti kering dan sejumlah uang yang diberikan oleh rekan-rekannya. Perjalanan jauh tersebut ditempuhnya dengan harapan dapat masuk rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (Muri), dengan kategori pesepeda tertua yang menempuh jarak 3.000 km. Laki-laki kelahiran Solo, 3 Mei 1929 ini telah menjadikan sepeda miliknya sebagai alat transportasi untuk pulang pergi Depok-Bandung, keliling Jawa Tengah, dan Depok-Sukabumi. Banjar mengatakan selama dalam perjalanan ia menginap di Polsek dan Polres yang dilaluinya. "Tidur di Polres lebih aman, dan kalau ada rezeki kapolsek atau kapolres bisa membantu memberi uang," katanya. Selama dalam perjalanan Depok-Bali sebanyak 242 polres dan polsek telah dilaluinya. "Ketika beristirahat saya selalu menyempatkan untuk meminta tanda tangan petugas polsek sebagai bukti saya sudah melintas daerah tersebut," ujarnya. (*)
Copyright © ANTARA 2008