Jakarta (ANTARA News) - Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengadakan latihan gabungan dengan sandi "Yudha Siaga" untuk memelihara dan meningkatkan profesionalisme prajurit dalam mempertahankan kedaulatan negara. Pembukaan latihan gabungan ditandai dengan dentuman meriam oleh Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso di Pangkalan Udara Halim Perdanakususma, Jakarta, Senin. Hadir dalam pembukaan latihan itu antara lain Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Sumardjono dan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Subandrio. Latihan gabungan "Yudha Siaga" berlangsung dua tahap, yakni tahap pertama berupa Geladi Posko I pada 21-28 April di Markas Divisi Infanteri 1/Kostrad Cilodong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Tahap II berupa Geladi Lapang yang berlangsung 1-20 Juni 2008 melibatkan seluruh personel dan alat utama sistem senjata (alutsista) dari tiga matra TNI di empat lokasi, yakni Natuna dan Batam (Kepri), Singkawang (Kalbar), dan Sangatta (Kaltim). Latihan itu bertema "Komando Tugas Gabungan Melaksanakan Kampanye Militer Di Daerah Perbatasan Darat, Laut dan Udara Nasional Dalam Rangka Menegakkan Negara Kesatuan Republika Indonesia (NKRI)". Kegiatan yang dilaksanakan menandai seabad Kebangkitan Nasional dan satu dasawarsa reformasi internal TNI itu melibatkan prajurit di lingkungan Mabes TNI 2.418 orang, TNI Angkatan Darat 10.388 orang, TNI Angkatan Laut 13.150 orang, dan TNI Angkatan Udara 4.615 orang. Alutsista yang dikerahkan meliputi 38 tank, 19 panser, sembilan helikopter dan satu pesawat Cassa 212 dari TNI Angkatan Darat. TNI Angkatan Laut mengerahkan 61 KRI, 30 tank amfibi PT-76, 55 panser amfibi/RRF, 12 unit Kapa K-61, tiga unit Tatra, empat peluncur roket M-70, enam Howitzer, dua Hovercraft, satu combat boat, tiga Serider, 78 perahu karet, tiga helikopter NBO-105, dan dua helikopter Bell 412. TNI Angkatan Udara mengerahkan 24 pesawat tempur, 31 pesawat angkut, dan 13 helikopter dari berbagai jenis. Djoko Santoso mengatakan skenario yang digunakan dalam latihan gabungan itu adalah merebut dan menguasai kembali beberapa bagian wilayah kedaulatan RI yang diasumsikan telah diduduki musuh. Latihan itu, katanya, bertujuan melatih kemampuan unsur pimpinan dan pembantu pimpinan dalam proses pengambilan keputusan, melatih kesiapsiagaan seluruh unsur TNI dalam melaksanakan kampanye militer menghadapi segala kemungkinan (contingency) terjadi di wilayah RI. "Dengan begitu TNI selalu siap untuk mengahadapi berbagai ancaman baik potensial maupun faktual," kata Djoko. Selain itu, latihan merupakan bentuk akuntabilitas publik sekaligus pertanggungjawaban TNI kepada bangsa dan negara atas hasil-hasil program pembangunan dan pengembangan postur TNI, katanya. Dalam pembukaan itu ditampilkan beberapa alutsista, seperti jet tempur F-5 Tiger, helikopter Super Puma, pesawat angkut berat C-130 Hercules. (*)
Copyright © ANTARA 2008