Hal ini disampaikan oleh pengamat ekonomi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Ari Kuncoro di acara diskusi IndoSterling Forum yang bertajuk 'Mengukur Infrastruktur: Sejauh Mana Pembangunan Infrastruktur Menstimulasi Pembangunan Ekonomi di Daerah' di Jakarta, Selasa.
"Pembangunan infrastruktur telah mendorong peningkatkan kapasitas produksi perekonomian, menghubungkan kutub-kutub pertumbuhan/aglomerasi ekonomi," ujarnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, selama 2018, kemiskinan mencapai titik terendah sejak tahun 1999 yaitu sebesar 9,82 persen dari jumlah penduduk total.
Ari melanjutkan, fakta tersebut tidak lah mengherankan. Pasalnya, Peningkatakan perekonomian begitu terasa di daerah.
"Masyarakat tidak perlu lagi mencari penghidupan di kota besar, namun mereka dapat membangun usaha dengan tetap tinggal di desa," tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kemendesa PDTT Taufik Masjid mengungkapkan, dilaksanakan kebijakan dana desa dari sisi pembangunan infrastruktur, sejak tahun 2015 sampai 2018, penyalurannya tiap tahun meningkat.
"Dana desa telah meningkatkan akses transportasi. Program pembangunan desa juga telah meningkatkan pelaksanaan padat karya tunai desa melalui dana desa, perkembangan jumlah badan usaha milik desa (BUMDesa)," kata dia.
Hingga kini ,kata dia, telah terbangun sepanjang 191.600 km jalan, 1.140 ribu jembatan, dan 5.371 unit dermaga.
"Apa yang telah dicapai dari program Dana Desa adalah telah menunjang aktivitas ekonomi masyarakat serta telah meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa," tutupnya.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2019