Jakarta (ANTARA News) - Kalangan politisi dan pengamat terkejut nama mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso unggul dibanding sejumlah tokoh lain dalam survei lembaga penelitian dan pengembangan sebuah koran nasional terkemuka tentang calon presiden mendatang."Padahal Sutiyoso tidak punya partai politik dan belum riil didukung partai politik besar," kata Sekretaris Jenderal DPP PPP Irgan Chairul Mahfiz yang dihubungi di Jakarta, Minggu.Sebuah koran nasional terkemuka pada Sabtu (19/4) memberitakan hasil survei lembaga penelitian dan pengembangan koran itu dari jajak pendapat para ketua dan sekretaris jenderal 20 partai politik tentang calon presiden mendatang. Sebesar 10 persen responden menyebut Sutiyoso layak menjadi Presiden. Sutiyoso mengungguli nama Susilo Bambang Yudhoyono, Megawati, Abdurrahman Wahid, Sri Sultan Hamengkubuwono X, dan Fadel Muhammad. Sementara 30 persen responden tidak menjawab dan 20 persen responden belum menentukan pilihan. Irgan tidak bersedia menyebut apakah dia turut menjadi responden dan memilih Sutiyoso atau tidak. Namun Irgan mengakui sejumlah partai politik cenderung menginginkan calon presiden alternatif untuk Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden pada 2009. "Calon alternatif iya tetapi sebenarnya masih jauh bagi PPP untuk menentukan calon presiden karena selain Pemilu Legislatif belum digelar kami harus menakar kemampuan partai sebelum mementukan calon presiden," katanya. Sementara itu pengamat politik Dr. Sukardi Rinakit menyatakan Sutiyoso merupakan tokoh yang diperhitungkan dalam pemilihan presiden mendatang. Direktur Eksekutif Sugeng Sarjadi Syndicate - sebuah lembaga penelitian independen - itu ada dua faktor kondisi yang memunculkan nama Sutiyoso. "Pertama karena memang lagi krisis tokoh dan yang kedua karena memang sudah ada komunikasi dukungan antara partai politik dengan Sutiyoso," kata Cak Kardi, panggilan akrab Sukardi Rinakit. Namun, katanya, survei tersebut tidak dapat dijadikan ukuran baku karena partai-partai politik tidak akan akan selalu konsisten dengan pilihannya saat ini seiring dengan dinamika yang ada. "Sangat mungkin partai politik akan goyah dan mengarahkan pilihan ke tokoh lain," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008