Jakarta (ANTARA News) - Kementerian BUMN mencatat, laba bersih 140 BUMN sesuai Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2008 diperkiran mencapai Rp81,2 triliun, naik sekitar 13,42 persen dibandingkan dengan prognosa laba bersih 2007 sebesar Rp71,59 triliun. "Kenaikan laba bersih sejalan dengan keberhasilan menjalankan program perencanaan dan pembinaan, restrukturisasi dan pertumbuhan, serta ekspansi dan penciptaan nilai tambah perusahaan," kata Sekretaris Menneg BUMN M Said Didu, di sela Press Gathering Wartawan BUMN, di Ciater, Jawa Barat, Minggu. Menurut Said Didu, kinerja BUMN dari tahun ke tahun terus menunjukkan perbaikan sehingga bisa dikatakan stigma bahwa BUMN selalu rugi dan tidak memberikan kontribusi signifikan kepada negara mulai hilang. "Asumsi negatif terhadap BUMN memang masih ada, namun stigma tersebut tidak sepenuhnya benar," kata Said. Ia menjelaskan, jika pada tahun 2004 laba bersih baru mencapai Rp42,14 triliun, tahun 2007 (prognosa) mencapai Rp71,59 triliun dan tahun 2008 diproyeksikan Rp81,2 triliun. "Peningkatan kinerja dan kontribusi harus terus ditingkatkan agar peran BUMN dalam upaya pemulihan ekonomi nasional dan peningkatan kesejahteraan makin tinggi," katanya. Said Didu mengakui jumlah BUMN yang rugi masih cukup besar, namun dari tahun ke tahun nilai kerugian terus turun. Tahun 2004 jumlah BUMN yang defisit sebanyak 28 perusahaan dengan total kerugian senilai Rp5,83 triliun. Tahun 2007 sesuai prognosa jumlah BUMN rugi tetap 28 perusahaan namun nilai kerugian Rp2,94 triliun. Sesuai RKAP 2008, jumlah BUMN rugi tinggal 11 perusahaan dengan kerugian mencapai Rp0,23 triliun. PLN merupakan BUMN yang mencatat kerugian terbesar 2007 mencapai Rp1,5 triliun. Perusahaan lainnya yang diperkirakan menderita kerugian tahun 2008 antara lain Merpati Nusantara Airlines, Pelni, PT Kereta Api, Reasuransi Umum Indonesia, Inhutani V. Selanjutnya, Perum Produksi Film Nasional, Industri Sandang, Primissima, Survei Udara Penas, Boma Bisma Indra, dan Kertas Kraft Aceh.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008