Jakarta (ANTARA News) - Soliditas Partai Golkar di bawah kepemimpinan Jusuf Kalla saat ini sangat kuat dari tingkat DPP hingga daerah-daerah, kata Ketua DPP Partai Golkar Theo Sambuaga.
"Suara-suara yang meminta Munaslub lebih bersifat mendiskreditkan dan mengecilkan Partai Golkar (PG). Ini kan bagian dari kampanye hitam. Apalagi sekarang sudah masa awal memasuki kampanye sesungguhnya menyambut Pemilu 2009," kata Theo Sambuaga di Jakarta, Minggu.
Hal itu dikemukakan Theo menanggapi wacana menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar terkait sejumlah kekalahan calon yang diusung PG di Pilkada.
"Kekalahan-kekalahan di Pilkada itu sepatutnya dievaluasi lalu kita cari kelemahan-kelamahan kita apa dan kemudian perbaiki. Karenanya, ini tak bisa dijadikan alasan mendasar untuk menggelar Munaslub. Apalagi tak satu pun Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PG mengusulkan Munaslub," katanya.
Menurut Ketua DPP PG Bidang Perhubungan, Telekomunikasi, Informasi dan Komunikasi (Hubtelkominfo) itu, sesungguhnya yang amat berperan dalam Pilkada itu ialah, figur atau sosok calon.
"Jadi ada peran perorangan yang dominan dari si calon. Betul dia dicalonkan oleh partai, tetapi 70 hingga 80 persen ditentukan oleh kemampuan dan daya jual figur bersangkutan di mata publik," katanya.
Karena itu merupakan sesuatu yang tidak masuk akal dan amat keliru, jika karena soal Pilkada terus muncul isu Munaslub tersebut.
"Sekali lagi tolong dicatat bahwa tidak ada satu pun daerah yang meminta itu (Munaslub). Karena bagi daerah (DPD) sendiri, hal itu (Pilkada) merupakan tantangan bersama," ujar Ketua Komisi I DPR RI ini.
Theo Sambuaga kemudian mengungkapkan bahwa kepemimpinan Jusuf Kalla selaku Ketua Umum DPP Partai Golkar sangat solid dan justru berbagai hal yang ditemukan dalam Pilkada semakin mematangkan partai dalam menghadapi tantangan yang lebih keras lagi.
"Dari jajaran Dewan Pimpinan Pusat (DPP) hingga daerah-daerah benar-benar kompak. Malah bolah dikatakan konsolidasi ke daerah langsung dilakukan JK," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008