Jakarta (ANTARA) - Aktor muda Endy Arfian mengaku “speechless” atau tak mampu berkata-kata karena terpukau dengan film horor “Scary Stories to Tell in the Dark”.
“Wah kacau sih, film ini berhasil bikin gue berasa masuk ke dunia lain, speechless banget,” kata pemain Pengabdi Setan itu kepada Antara, Selasa (6/8/2019)
Endy yang juga berdarah separuh Jerman itu mengatakan film “Scary Stories to Tell in the Dark” telah memenuhi segala aspek, salah satunya jalan cerita.
“Dari segi cerita juga bagus banget, ‘story telling-nya’ kuat, jadi kita enggak sekedar nonton untuk hiburan, tapi kita juga dibuat mikir habis ini bakal gimana, bakal seperti apa,” ujar remaja 18 tahun itu.
Dari enam monster yang ditampilkan pada film, Endy mengatakan The Big Toe Corpse dan The Pale Lady adalah yang paling mengerikan dan berhasil membuatnya merinding.
“Dua monster itu yang paling benar-benar serem banget kayaknya gue masih kebayang-bayang sampai sekarang,” tambah dia.
Selain itu, Endy mengatakan sangat menyukai film itu karena tidak terlalu banyak teknik “jump scare”, yaitu pergantian atau pemunculan gambar dengan suara kencang secara tiba-tiba.
“Rasa takutnya tuh dibangun secara pelan-pelan, justru itu yang buat kita ketakutan, luar biasa banget,” kata Endy.
Tak tanggung-tanggung, saat ditanya dari angka satu hingga sembilan, Endy memberi “Scary Stories to Tell in the Dark” nilai sembilan, dimana pada perfilman nilai tujuh pun sudah termasuk lumayan bagus.
“Scary Stories to Tell in the Dark” sudah dapat disaksikan di layar lebar Indonesia mulai hari ini (7/8).
Saat ini, Endy mengatakan sedang sibuk melakukan syuting film terbarunya yang direncanakan tayang tahun depan. Namun, ia masih belum mau memberi tahu judul film tersebut.
“Ada deh masih rahasia, nanti ditunggu aja ya, bocoranya ada sedikit sensasi horornya,” ucap Endy.
Baca juga: "Pengabdi Setan" raih penghargaan Film Horor Terbaik di Toronto
Baca juga: "Pengabdi Setan" berjaya di POPCON Award 2018
Baca juga: "Pengabdi Setan" asli versi restorasi tayang lagi di bioskop
Pewarta: Pamela Sakina
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2019