Jakarta (ANTARA) - Aplikasi pemantau polusi udara, AirVisual mencatat indeks kualitas udara di Rawamangun, Jakarta Timur pada Selasa malam mencapai 157 atau masih tergolong tidak sehat dengan konsentrasi partikulat (PM 2,5) sebesar 66,3 ug per meter kubik.
Berdasarkan data AirVisual pukul 23.00 WIB, indeks kualitas udara pada malam hari seluruh Jakarta justru belum membaik dengan angka 109 atau masih berada pada kategori yang tidak sehat khususnya bagi kelompok sensitif.
AirVisual mencatat konsentrasi partikulat (PM 2,5) di Jakarta sebesar 38,9 ug per meter kubik.
Selain Rawamangun, AirVisual merinci wilayah di Jakarta yang mencatatkan indeks kualitas udara yang belum membaik yakni Pejaten Barat mencapai 145 dengan konsentrasi partikulat (PM 2,5) sebesar 53,3 ug per meter kubik.
Kemudian disusul Mangga Dua Selatan dengan indeks mencapai 126 dan konsentrasi partikulat (PM 2,5) sebesar 45,7 ug per meter kubik.
Selain itu, wilayah Kedutaan Besar AS di Jakarta Selatan yang indeks kualitas udaranya mencapai 119 dengan konsentrasi partikulat (PM 2,5) mencapai 43 ug per meter kubik.
Pejaten Barat, Mangga Dua Selatan dan Kedubes AS Jakarta Selatan, kualitas udaranya termasuk tidak sehat untuk kelompok sensitif.
Untuk sementara ini, posisi Jakarta berada pada peringkat ke-7 kota dengan polusi udara kurang baik di dunia.
Sebelumnya pada Selasa siang, Jakarta berada pada peringkat ke-26 dengan indeks yang lebih tinggi yakni 165 dan konsentrasi partikulat 82,8 ug per meter kubik.
Peringkat pertama hingga pukul 23.00 WIB dipegang oleh Teheran, Iran dengan indeks kualitas udara mencapai 165.
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019