Singapura (ANTARA News) - Duta Besar Indonesia untuk Singapura, Wardana, mengatakan tidak mudah bagi Kedutaan Besar Indonesia (KBRI)untuk menelusuri koruptor Indonesia yang melarikan uang negara ke Singapura.
"Kita harus melihat dulu data tentang koruptor yang melarikan diri ke Singapura karena ada pula data yang menunjukkan bahwa banyak di antara mereka yang telah melarikan diri ke negara lain, seperti China dan Filipina," kata Wardana di Singapura, Sabtu.
Banyak pengusaha Indonesia di Singapura dan umumnya mereka profesional, katanya, seraya menambahkan, "jadi kita jangan campuradukkan pengusaha yang profesional dengan mereka yang dikategorikan sebagai koruptor".
Ratusan pengusaha Indonesia yang bekerja di Singapura sangat profesional dan memberikan kontribusi yang besar kepada upaya membangun ekonomi Indonesia, kata Wardana, saat mengunjungi Pameran Selam Asia (Asian Dive Expo, ADEX) yang tengah berlangsung di Singapura.
"Kami belum memiliki catatan yang jelas mengenai koruptor Indonesia yang melarikan diri ke Singapura. Justru Jakarta yang punya catatan itu. Kita di KBRI belum tahu secara jelas karena untuk menelusuri mereka tidak mudah," kata Wardana.
Sementara dari sisi politik hubungan bilateral antara Indonesia dengan Singapura, Wardana mengakui masih ada beberapa hal yang masih ditunda pembahasannya, seperti belum disetujuinya perjanjian tentang kerjasama pertahanan oleh DPR.
"Untuk sementara, kita kesampingkan dulu permasalahan tersebut sambil menunggu kondisinya menjadi kondusif untuk pembahasan dan mencari penyelesaiannya," kata Dubes.
Namun demikian, hubungan Indonesia dengan Singapura secara umum membaik, seperti ditunjukkan oleh meningkatnya jumlah kunjungan para pemimpin ke dua negara serta penandatangan perjanjian kerjasama di berbagai bidang.
"Perjanjian-perjanjian tersebut diharapkan dapat memperkokoh landasan hubungan kedua negara dalam berbagai bidang," kata Wardana. (*)
Copyright © ANTARA 2008