Jakarta (ANTARA News) - Keyakinan sementara kalangan bahwa Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dapat memenangi Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2009 hanya berdasarkan kemenangan dalam pemilihan kepala daerah di Jabar dan Sumut dinilai seorang pengamat terlalu dini. "Terlalu dini dan kurang tawadu (rendah hati) kalau PKS yakin menang dalam Pilpres, hanya karena memenangi Pilkada Jabar dan Sumut," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari, saat dihubungi di Jakarta, Minggu. Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar 2008-2013 Ahmad Heryawan dan Dede Yusuf dan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut 2008-2013 Syamsul Arifin dan Gatot Pujonugroho yang didukung PKS, sejauh ini unggul dalam perolehan suara. PKS yakin kedua pasangan itu bakal memimpin Jabar dan Sumut. Atas kemenangan tersebut, PKS merasa percaya diri untuk memenangi Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2009. Terdengar kabar bahwa PKS akan mencalonkan kader terbaik dari partai itu, seperti Ketua MPR Hidayat Nurwahid dan Presiden PKS Tifatul Sembiring, untuk menjadi calon presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2009 mendatang. Qodari mengatakan keyakinan seperti itu mesti menunggu kinerja PKS di berbagai pemilihan kepala daerah lain yang akan digelar pada 2008 ini, seperti di Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, Bali, NTT, dan Maluku. Qodari menilai kemenangan pasangan calon yang didukung PKS pada pemilihan kepala daerah di Jabar dan Sumut merupakan kebetulan atau "trend" (kecenderungan) pemilih di dua provinsi itu yang menginginkan alternatif calon lain. Untuk memenangi Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, menurut Qodari, selain mesin partai sebagai faktor penting dalam mengupayakan perolehan suara pemilih sebanyak-banyaknya, variabel utama pemenangan dalam pemilihan itu adalah figur. Ia mengatakan figur Hidayat Nurwahid dan Tifatul Sembiring masih terbatas. "Kalau mau harus bergandengan dengan tokoh yang sudah sangat populer," katanya. Muhammad Qodari dikenal sebagai pengamat politik yang kerap meneliti dan menganalisis dinamika partai-partai politik, terutama partai politik Islam. Ia pernah menulis artikel berjudul "Mencari Wajah Baru PKS" yang dipublikasikan sebuah koran nasional terkemuka saat PKS menggelar musyawarah kerja nasional di Bali 1-3 Februari 2008. Indo Barometer merupakan lembaga survei independen di bidang kajian politik Tanah Air. (*)

Copyright © ANTARA 2008