Jakarta (ANTARA News) - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Hidayat Nurwahid, bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di Istana Negara, Jakarta, Minggu, pukul 13.00 WIB. Namun, Hidayat mengaku pertemuan itu tidak ada sangkut pautnya dengan masalah politik maupun negara. "Ini kan hari Minggu, saya akan menyampaikan masalah pribadi saya," ujarnya, di sela-sela acara diskusi terbatas Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Jakarta, Minggu. Hidayat mengatakan, ia meminta Presiden untuk menjadi saksi pada pernikahannya dengan Diana Abbas Thalib yang direncanakan berlangsung pada Mei 2008. "Saya memohon beliau untuk menjadi saksi dalam pernikahan saya nanti. Pak Jusuf Kalla pun juga sudah bersedia. Pak Din dan Pak Hasyim (Din Syamsuddin dan Hasyim Muzadi-red), akan memberikan tausyiah dan khutbah pada acara pernikahan nanti," tuturnya. Meski pertemuan dengan Presiden pada Minggu dilakukan di Istana, bukan di kediaman pribadi Presiden di Puri Cikeas, Cibubur, Hidayat membantah bahwa pertemuan itu akan membahas masalah politis. "Pertemuannya di Istana. Mungkin ada pekerjaan yang harus diselesaikan Presiden. Saya berharap tidak dipolitisasi," ujarnya. Hidayat juga membantah bahwa kemungkinan ia di-"lirik" oleh Partai Demokrat sebagai pasangan Susilo Bambang Yudhoyono pada Pemilu 2009. "Kalau melirik kan tidak perlu. Tidak saatnya pelotot-pelototan dan lirik-lirikan," ujarnya. Sebelumnya, nama hidayat sempat muncul untuk disandingkan dengan Jusuf Kalla dari Partai Golkar pada Pemilu 2009. Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Tifatul Sembiring, mengatakan PKS belum mempertimbangkan nama calon presiden maupun wakil presiden untuk Pemilu 2009. Menurut Tifatul, PKS masih menunggu hasil Pemilu Legislatif 2009 dan pencalonan presiden maupun wakil presiden itu akan sepenuhnya ditentukan oleh majelis syuro PKS. (*)
Copyright © ANTARA 2008