Dili (ANTARA News) - Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta, Minggu, mengatakan media salah kutip pernyataannya dan ia tidak bermaksud menyalahkan Indonesia menyusul serangan awal tahun ini yang menyebabkan dirinya dirawat di rumah sakit selama beberapa bulan. Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian itu ditembak di luar rumahnya di Dili, ibukota negara itu, oleh pemberontak yang secara terpisah juga menyerang Perdana Menteri Xanana Gusmao, yang selamat tanpa cedera. Ramos Horta, yang pulang Kamis, setelah dua bulan dirawat di Australia , pekan lalu dikutip media mengatakan unsur-unsur di Australia dan Indonesia terlibat dalam serangan-serangan itu. Pada hari Jumat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan ia terkejut atas berita-berita itu. Tetapi Ramos Horta mengatakan ia tidak bermaksud melibatkan Indonesia atau angkatan bersenjata Indonesia dalam peristiwa itu. "Itu salah tafsir oleh media. Saya selalu mengatakan individu-individu di Indonesia. Individu-individu ini mungkin warga Timor Timur, atau mereka sudah menjadi warga negara Indonesia," kata Ramos Horta, setelah menghadiri kebaktian di sebuah katedral Dili, seperti dilaporkan AFP. Puluhan ribu warga Timor Leste lari ke Nusa Tenggara Timur selama kerusuhan di saat pemungutan suara tahun 1999 bagi kemerdekaan. Banyak dari mereka sejak itu menetap di Indonesia. (*)
Copyright © ANTARA 2008