Surabaya (ANTARA News) - Ahli Peneliti Utama LIPI Prof (Ris) Hermawan Sulistyo MA PhD APU (Kikiek Haryodo) menyebut mantan Menteri Penerangan (Menpen) H Harmoko mengalami "celebritistness syndrom" dengan mendeklarasikan Partai Kerakyatan Nasional (PKN) di Jakarta, Sabtu (19/4)."Itu celebritistness syndrom, tapi bukan hanya dia, sebab banyak yang seperti dia, misalnya sebut saja Wiranto, Sutiyoso, beberapa mantan Pangdam/Kasdam, dan sejumlah artis yang lama tenggelam," katanya kepada ANTARA di Surabaya, Minggu.Profesor Riset di bidang Perkembangan Politik LIPI itu mengemukakan hal itu menanggapi tampilnya Harmoko sebagai ketua parampara/penasehat Partai Kerakyatan Nasional (PKN) dalam deklarasi PKN di Gedung Juang, Jakarta (19/4). PKN sendiri telah lulus dalam verifikasi DepkumHAM RI. Menurut Kikiek yang kelahiran Ngawi, Jatim pada 4 Juli 1957 itu, selebritisness syndrom melanda beberapa orang yang lama berkuasa, sehingga mereka merasakan enaknya menjadi sorotan publik dalam waktu cukup lama. "Kalau akhirnya mereka pensiun, maka mereka mengalami `sakaw` (kecanduan), apalagi bila melihat waktu yang memungkinkan untuk muncul lagi. Pak Harmoko telah merasakan cukup lama menjadi sorotan media cetak, televisi, dan radio," katanya. Oleh karena itu, katanya, mantan pemimpin seperti Harmoko akhirnya ingin "ngetop" lagi. "Dia nggak merasa bahwa tindakannya itu seharusnya dilakukan pada 20-25 tahun lalu, bukan justru sekarang," katanya. Namun, kata alumnus UI, STF Driyarkara, dan State University of New York (SUNY), Buffalo, AS itu, orang yang mengalami "selebritisness syndrom" memang akan sulit membandingkan dirinya dengan realitas yang sebenarnya berlangsung. "Misalnya, saya masih suka celana jeans, tapi ketika saya bercermin, maka saya baru menyadari bila usia sudah kepala lima dan mau punya cucu. Masalahnya, orang yang mengalami `selebritisness syndrom` itu sulit bercermin," katanya. Dosen pada beberapa universitas di dalam negeri dan dosen tamu pada beberapa universitas di luar negeri itu menyatakan orang yang mengalami selebritisness syndrom itu akan menyadari bila realitas memberinya pelajaran. "Saya yakin, kalau PKN akan menjadi partai yang sangat gurem, sehingga pak Harmoko akan menyadari bahwa dirinya sudah tua. Dia akan menyadari kepemimpinan itu sudah waktunya diserahkan kepada mereka yang masih berusia 30-40 tahun," katanya. Penulis, penyunting, dan penerjemah puluhan buku itu menambahkan selebritianess syndrom juga dialami kalangan intelektual dan artis yang pernah menjadi bahan pembicaraan tapi akhirnya tak dikenal akibat munculnya intelektual atau artis muda. "Buktinya ya Dede Yusuf yang sekarang unggul dalam Pilgub Jabar itu. Dia mengalami selebritisness syndrom, karena dia sudah lama ditenggelamkan artis-artis muda, sehingga dia ingin tampil lagi, agar dirinya tetap dikenal. Dia ingin menunjukkan bahwa artis yang terkenal itu bukan hanya Dewi Persik atau para Idol itu," katanya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008