Surabaya (ANTARA News) - Sebanyak 32 dari 42 Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) se-Jawa Timur (Jatim) yang menghadiri pertemuan PCNU dan Pengurus Wilayah NU (PWNU) Jatim di Surabaya, Sabtu, menerima pergantian Ketua PWNU Jatim dari DR KH Ali Maschan Moesa MSi kepada KH Mutawakkil Alallah pada 12 April 2008.
Dalam pertemuan yang juga dihadiri sejumlah pengurus NU Jatim pendukung Ali Maschan itu, PCNU se-Jatim yang hadir dapat menerima pergantian Ali Maschan yang dilakukan PWNU Jatim akibat pencalonan Ali Maschan dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim pada 23 Juli 2008.
"Dalam pertemuan itu, kami menjelaskan kronologis pergantian Ali Maschan Moesa. Alhamdulillah, seluruh cabang sudah sepakat. Mereka menjunjung tinggi keputusan institusi di atas Pilgub Jatim," kata Rois Syuriah PWNU Jatim, KH Miftachul Akhyar.
Usai memimpin rapat PCNU-PWNU itu, pengasuh Pesantren Miftachussunnah, Kedungtarukan, Surabaya, itu mengemukakan bahwa persetujuan PCNU se-Jatim itu akan dilampirkan dalam surat permohonan PAW (Pergantian Antar Waktu) ke PBNU.
"Kami tinggal menunggu ketetapan resmi dari PB NU, bahkan 25 PCNU juga mengaku telah mengirimkan surat resmi yang berisi dukungan atas penetapan KH Mutawakkil Alallah sebagai Ketua PWNU Jatim menggantikan Ali Maschan Moesa," katanya.
Oleh karena itu, ia meminta semua pihak untuk menyikapi masalah pergantian itu secara arif dan menghentikan polemik, karena semuanya sudah dilakukan melalui proses musyawarah yang konstitusional, sehingga wacana Konferensi Wilayah (Konferwil) Istimewa pun tinggal wacana.
"Kami yakin PBNU pun akan mendukung, karena sebelum ada polemik antara jajaran Syuriah PWNU Jatim dengan sebagian oknum PWNU Jatim itu, kami sudah menawarkan kepada PBNU agar membekukan kepengurusan PW NU Jatim untuk sementara, karena cara itulah yang sesuai dengan aturan," katanya.
Namun, PBNU ternyata menyerahkan sepenuhnya pada PWNU Jatim sebagai masalah internal yang tak perlu ada intervensi dari PBNU.
"PWNU sebenarnya masih membutuhkan figur seperti Ali Maschan, karena itu kami beri kesempatan kepada beliau untuk tetap jalan dalam pilgub, kemudian jika memungkinkan akan kami buka pintu buat beliau. Kami tetap sebagai saudara, namun kami tetap harus menegakkan aturan," katanya.
Sementara itu, Wakil Katib Syuriah PWNU Jatim, KH Abdurrahman Navis Lc MHi, menilai bahwa keputusan syuriah PWNU Jatim yang diperkuat dengan keputusan rapat pleno syuriah-tanfidziyah PWNU Jatim memang berseberangan dengan sikap Ali Maschan Moesa yang menganggap dirinya hanya perlu non-aktif.
"Seluruh jajaran pengurus PWNU Jatim menganggap sikap Ali Maschan itu sebagai sikap pribadi yang merujuk pada AD/ART NU. Kalau menurut AD/ART, Pak Ali memang benar bila non-aktif, tapi masalahnya tidak berhenti di situ, karena di Jatim ada kontrak jam`iyah," katanya menegaskan.
Menurut sebuah sumber, pertemuan itu sempat memunculkan rencana perlunya NU Jatim melakukan "roadshow" kepada semua calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) untuk menunjukkan netralitas NU dalam Pilgub Jatim.
Namun, rencana itu ditolak, karena "roadshow" yang perlu dilakukan NU Jatim itu bukan keliling ke cagub-cawagub, tapi mengumpulkan para calon untuk diberi bekal kebijakan, agar diperjuangkan bagi kepentingan masyarakat Jatim.
"Saya pasrah, kalau cabang-cabang mengizinkan saya maju, maka hal itu sudah selesai. Buat saya, jabatan sebagai Ketua PWNU atau wakil gubenur itu hanya masalah duniawi. Saya tidak mau mengejar jabatan, tapi semuanya sudah digariskan `Yang Di Atas`," kata Ali Maschan ketika dikonfirmasi ANTARA tentang kontroversi atas posisi dirinya. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008