Basra (ANTARA News) - Pertempuran seru meletus di kota Basra, Irak selatan, Sabtu, di mana pasukan pemerintah merebut sebuah permukiman yang dikenal sebagai pangkalan para pejuang yang setia pada milisi anti AS yang dipimpin ulama garis keras Moqtada al Sadr. Suara tembakan senjata berat dan ledakan-ledakan dapat terdengar Sabtu subuh agaknya suara seperti terjadinya pertempuran seru selama berminggu-minggu di kota itu, di mana PM Irak Nuri al Maliki melancarkan operasi penumpasan terhadap para pengikut Sadr akhir bulan lalu. Setelah beberapa jam pertempuran itu terhenti tetapi suara tembakan sporadis masih terdengar. Komandan pasukan Irak di kota itu, Letjen Mohan al Furaiji mengemukakan kepada Reuters pasukannya telah merebut permukiman Hayaniya, yang lama menjadi salah satu pangkalan-pangkalan utama para pejuang Tentara Mahdi pimpinan Sadr. "Pasukan kami telah memasuki permukiman itu, dan sekarang mereka mencapai tengah kota Hayaniya. Sekarang tidak ada konfrontasi, siapapun yang membawa senjata akan ditangkap," katanya. "Kami sedang mengejar para buronan dan menahan mereka. Kami mengharapkan dalam beberapa jam ke depan operasi itu akan membawa hasil penuh." Tidak ada informasi segera diperoleh mengenai korban. Tindakan keras Maliki terhadap Tentara Mahdi di Basra akhir Maret sebelumnya gagal mengusir milisi itu dari jalan-jalan dan mengakibatkan perlawanan di pangkalan-pangkalan para pejuang Sadr di seluruh bagian selatan negara itu dan ibukota Baghdad. Pertempuran seru juga berkobar Jumat petang di Kota Sadr, satu daerah kumuh di Baghdad timur yang merupakan pangkalan utama ulama itu di ibukota Irak tersebut. Perang terhadap milisi Syiah itu adalah ujian terberat sejauh ini bagi pasukan pemerintah Irak , yang terjadi terutama di selatan di mana terdapat sedikit pasukan AS dan tentara Inggris berada pada satu pangkalan di Basra. Para komandan AS mengatakan operasi di Basra Maret itu dilakukan sangat mendadak dan tidak direncanakan dengan baik. Pemerintah memecat 1.300 tentara dan polisi karena menolak bergabung dan berperang. Tetapi dalam beberapa minggu sejak itu , pasukan pemerintah bergerak lebih pelan dan dengan sengaja memasuki daerah-daerah yang dikuasai Al Sadr , menangkap tokoh-tokoh Tentara Mahdi sementara menghindari kontak senjata di jalan. Pada hari Senin mereka meraih kemenangan di Basra, membebaskan seorang wartawan Inggris dalam satu operasi di sebuah rumah di mana ia ditahan oleh para anggota milisi itu. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008