El Paso (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Meksiko mengatakan pada Senin (5/8) bahwa ia akan meminta pihak berwenang Amerika Serikat untuk memulangkan jenazah para warga Meksiko, yang menjadi korban penembakan massal di El Paso, Texas, akhir pekan lalu.
Meksiko juga akan menyelidiki penembakan, yang menewaskan 22 orang, itu sebagai aksi terorisme dan meminta AS agar si tersangka penembak diserahkan kepada Meksiko untuk diadili.
Sebanyak delapan warga Meksiko ikut menjadi korban jiwa dalam pembantaian Sabtu itu, yang terjadi di sebuah toko Walmart di El Paso, kota perbatasan di Texas.
Enam warga Meksiko lainnya, yang mengalami luka dalam penembakan, pada Senin masih menjalani perawatan di rumah sakit, kata Menlu Meksiko Marcelo Ebrard kepada para wartawan di kantor Konsulat Meksiko di El Paso.
Baca juga: AS: Korban tewas penembakan El Paso jadi 22
Ebrard mengatakan ia akan bertemu dengan jaksa agung Meksiko pada Selasa untuk menyampaikan hasil penyelidikan AS dan membuka kasus terorisme.
"Kami menganggap tindakan ini sebagai terorisme, yang pada kasus ini dilakukan di wilayah AS, tapi tindakan itu adalah aksi terorisme terhadap warga Meksiko," kata Ebrard di Konsulat Meksiko di El Paso.
"Pengusutan ini akan menjadi kasus penyelidikan pertama bagi kepentingan sejarah Meksiko menyangkut terorisme di wilayah Amerika Serikat," katanya, menambahkan.
Keterlibatan Meksiko dalam proses kriminal terhadap tersangka pelaku penembakan itu, Patrick Crusius, muncul pada saat hubungan antara Meksiko dan AS diwarnai ketegangan tajam terkait masalah imigrasi dan perdagangan.
Sebuah pernyataan sepanjang empat halaman, yang diyakini dibuat oleh si tersangka dan diunggah di sebuah forum daring, 8chan, menyebut serangan El Paso itu sebagai "tindakan terhadap orang-orang Hispanik yang menginvasi Texas."
Baca juga: Trump sebut penembakan massal El Paso: Tindakan pengecutBaca juga: Pelaku penembakan Texas sebut aksinya reaksi terhadap invasi Hispanik
Ebrard juga mengatakan bahwa Meksiko kemungkinan akan membuka kasus soal penjualan dan penyebaran senjata yang digunakan dalam penembakan massal. Kepolisian El Paso mengatakan Crusius membeli senjata secara legal.
Crusius, 21 tahun, telah didakwa oleh pengadilan Negara Bagian Texas dengan pembunuhan yang dikenai ancaman hukuman mati. Ia saat ini ditahan di lembaga pemasyarakatan El Paso County Jail.
Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mengatakan pada Minggu (4/8) bahwa Meksiko akan memastikan agar pihak berwenang diharuskan mempertanggungjawabkan kasus tersebut karena mereka membuka kemungkinan tindakan "pelampauan batas" seperti "penggunaan senjata tanpa pandang bulu."
Sumber: Reuters
Baca juga: Orang Mexico terima peluru yang mengarah ke istrinya di El Paso
Baca juga: Meksiko pertimbangkan perkara penembakan El Paso sebagai terorisme
Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2019