Jakarta (ANTARA) - Perusahaan penyedia air bersih PT. PAM JAYA menyatakan pasokan air untuk wilayah Jakarta masih aman meskipun saat ini mengalami musim kemarau panjang.
“Hal ini karena ketinggian air di Jatiluhur sebagai salah satu sumber air baku PAM Jaya yang terbesar sekitar 81 persen masih pada level aman,” kata Manajer Humas PT. PAM Jaya Linda Nurhandayani ketika dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.
Sumber air baku yang lain, yaitu air curah dari Tangerang, juga masih relatif sesuai dengan target yang diharapkan PT. PAM Jaya.
Linda menambahkan PT. PAM Jaya juga memanfaatkan sumber air baku dari sungai-sungai yang ada di Jakarta yaitu Kali Krukut dan Cengkareng Drain.
Walaupun begitu, beberapa wilayah Jakarta saat ini sudah mengalami kekeringan. Linda tidak menampik bahwa Jakarta Utara sudah mulai terdampak, sehingga pasokan air pun tidak lancar. “Jakarta Utara memang cenderung lebih rentan mengalami kekurangan air, hal ini diakibatkan karena wilayah tersebut merupakan daerah terjauh dari jangkauan jaringan pipa PT. PAM Jaya,” ujar dia.
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut bahwa tahun ini wilayah DKI Jakarta akan mengalami kemarau ekstrem. Bulan Agustus sampai September diperkirakan sebagai puncak musim kemarau, dengan kemungkinan lebih kering dari biasanya.
Berdasarkan data monitoring hari tanpa hujan (HTH) BMKG hingga 31 Juli 2019, dua wilayah di Jakarta masuk dalam kategori kekeringan ekstrem dengan HTH lebih dari 60 hari, yaitu Rorotan dan Sunter Rawabadak. Sementara sebagian besar wilayah lainnya tergolong kategori sangat panjang, dengan rentang HTH 30 sampai 60 hari.*
Baca juga: PAM siapkan mobil tangki darurat antisipasi puncak kemarau
Baca juga: Pasokan air Jakarta tetap aman meskipun kemarau
Pewarta: Suwanti
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019