Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Fraksi Partai Golongan Karya (Golkar) di MPR RI yang juga anggota Komisi I DPR RI, Hajriyanto Y. Thohari, menyatakan bahwa tuduhan Presiden Timor Leste, Jose Ramos Horta, mengenai adanya elemen-elemen Indonesia yang terlibat dalam gerakan pemberontakan pimpinan Alfredo Reinado (almarhum) merupakan pernyataan berbisa.
"Meski Ramos Horta sendiri menyatakan bahwa apa yang disebut dengan 'elemen-elemen' tersebut adalah elemen-elemen di luar Pemerintahan dan Tentara Nasional Indonesia (TNI), tetap saja itu merupakan pernyataan beracun," ujarnya kepada ANTARA News, di Jakarta.
Bagi kalangan di Komisi I DPR RI, kalimat bersayap yang bersisi tuduhan seperti itu adalah merupakan eufemisme alias penghalusan kata-kata belaka.
"Pasalnya, sangat tidak masuk akal ada kekuatan elemen-elemen non-Pemerintah dan non-TNI mau capek-capek melakukan intervensi ke negara lain," ujar tokoh muda yang oleh Kaukus Parlemen Muda (KKP) didaulat sebagai "Menteri Luar Negeri Kabinet Bayangan".
Kalimat bersayap itu, menurut dia, ibarat pisau bermata dua. "Pertama, di satu pihak tidak menunjuk ke Pemerintah Republik Indonesia dan TNI karena memang tidak ada bukti. Tetapi, di pihak lain sejatinya mengandung upaya jahat untuk menyeret-nyeret nama Indonesia dalam konflik internal Timor Leste," ujarnya.
Selain itu, menurut dia, dengan tuduhan bersayap tersebut, maka Ramos Horta seakan-akan mengatakan bahwa Pemerintahan RI sekarang tidak bisa mengontrol elemen-elemen di Indonesia di luar Pemerintah dan TNI.
"Sehingga, elemen-elemen tersebut bisa bergerak secara liar tanpa kendali pemerintah. Ini jelas merupakan tuduhan yang serius dan penuh racun," katanya.
Politisi muda itu pun mengingatkan, Horta harus tahu bahwa Indonesia merupakan negara demokrasi terbesar ketiga di dunia.
"Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) - Jusuf Kalla (JK) adalah dipilih secara demokratis. Dan, pemerintahan ini didukung oleh rakyat Indonesia seluruhnya, baik yang memilihnya maupun yang tidak. Selain itu, dalam berhubungan dengan negara lain, semua elemen bangsa ini berada di belakang Pemerintah," ujarnya.
Oleh karena itu, ia menegaskan, tuduhan ada elemen-elemen di luar kontrol Pemerintah RI merupakan hal yang harus diwaspadai.
"Semua orang juga sudah tahu bahwa Indonesia sedang menghadapi permasalahan yang jauh lebih penting dan jauh lebih berharga daripada mengurusi Timor Leste. Indonesia, baik Pemerintah, TNI, maupun rakyat Indonesia seluruhnya, tidak punya urusan dengan Timor Leste sejak jajak pendapat 1999 itu," katanya.
Ia menilai, Pemerintah Timor Leste tidak usah merasa dirinya penting dan berharga bagi Indonesia. "Lalu terus menerus mencurigai Indonesia punya
interest tertentu terhadap negerinya itu," ujarnya.
Presiden Horta sangatlah naif dan kekanak-kenakan karena selama ini selalu saja menuduh Indonesia berada di balik setiap kerusuhan yang terjadi di Timor Leste demikian Hajriyanto Thohari. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008