tercatat ada 690 paket pelatihan yang dilaksanakan di Sumbar tahun ini
Padang (ANTARA) - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) menilai tenaga kerja asal Sumatera Barat memiliki peluang besar untuk bekerja di luar negeri selain di Malaysia karena peluang untuk itu saat ini terbuka lebar.
"Sekarang Korea, Jepang hingga negara Eropa minta. Tenaga kerja asal Sumbar bisa memanfaatkan peluang ini," kata Sekretaris Utama BNP2TKI Tatang Budie Utama Razak di Padang, Selasa.
Ia mengatakan itu usai membuka rapat koordinasi Peningkatan Penempatan Pekerja Migran Indonesia Formal/Profesional ke Luar Negeri, di Padang.
Namun menurutnya untuk bisa bekerja di luar negeri ada sejumlah syarat yang harus bisa dipenuhi oleh calon pekerja seperti kemampuan bahasa dan kesehatan fisik.
Selama ini tenaga kerja asal Sumbar cenderung dikirim ke Malaysia untuk sektor manufaktur. Ke depan cakupannya bisa diperluas ke negara-negara lain seperti Jepang, yang menyediakan peluang kerja di 14 sektor, dengan jumlah pekerja yang dibutuhkan 345 orang.
“Kalau selama ini kita mengirim ke Jepang untuk magang, tahun depan kirim untuk bekerja. Sebab Jepang menyediakan lowongan pekerjaan cukup banyak,” katanya.
Sementara itu Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit mengatakan pemerintah provinsi sedang menyiapkan tenaga kerja yang terampil untuk diterbangkan ke luar negeri.
“Saat ini Jepang, Korea dan Taiwan membutuhkan tenaga kerja yang terampil di bidang teknikal, elektrikal, dan perawat. Kami telah bekerja sama dengan Balai Latihan Kerja (BLK) yang ada di Sumbar. Tercatat ada 690 paket pelatihan yang dilaksanakan di Sumbar tahun ini,” katanya.
Menurut Nasrul, program pemerintah yang menempatkan tenaga kerja ke luar negeri sangat bagus untuk mengurangi penganggur di daerah. Apalagi angka penganggur di Sumbar sebesar 5,29 persen, masih di atas persentase nasional 5,01 persen.
Target di Sumbar, persentase pengangguran bisa ditekan di angka 4 persen.
“Pengangguran di Sumbar itu 5,29 persen atau 141.000 orang. Tahun depan harus turun 1 persen, memang tak mudah. Apalagi pengangguran itu didominasi lulusan pendidikan tinggi,” ucapnya.
Ia juga meminta pemerintah kabupaten/kota untuk serius mengurangi angka pengangguran.
Baca juga: BNP2TKI dorong remitansi nontunai pekerja migran
Baca juga: Informasi program magang ke Korea Selatan dari BNP2TKI, ini penjelasannya
Baca juga: BNP2TKI lepas 148 pekerja ke Korea Selatan
Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019