Kabul (ANTARA News) - Putera pemimpin militer baru Belanda termasuk di antara dua tentara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Belanda yang tewas pada Jumat akibat sebuah bom di tepi jalan di Afghanistan selatan, satu hari setelah ledakan bunuh diri menewaskan 25 warga Afghanistan. Dua tentara yang lain luka-luka dalam insiden yang menewaskan Dennis van Uhm, putera Jenderal Peter van Uhm, yang ditunjuk sebagai komandan tertinggi pasukan bersenjata Belanda, Kamis. Gerakan garis keras Taliban telah mengancam untuk meningkatkan serangan terhadap pasukan Belanda di Afghanistan jika seorang anggota parlemen Belanda yang beraliran kanan-jauh menyiarkan film anti-Islamnya, yang telah disiarkan bulan lalu. "Kami tetap memutuskan untuk melakukan apa yang diharapkan pada kami -- persatuan," kata Menteri Pertahanan Belanda, Eimert van Middelkoop, dalam konferensi pers di Den Haag. Keempat tentara itu sedang kembali dari misi mata-mata ketika ledakan bom menghantam kendaraan mereka di provinsi Uruzgan di Afghanistan selatan, kata jurubicara kementerian pertahanan Belanda Jenderal Freek Meulman. Kedua orang yang tewas itu 23 dan 22 tahun usianya, kata Meulman. Di antara kedua orang yang terluka, berusia 20 dan 25 tahun, satu di ataranya dalam keadaan kritis sementara yang lainnya stabil. Kepala polisi Uruzgan Juma Gul Hemat mengatakan insiden itu terjadi dekat Tirin Kot, ibukota provinsi tersebut. "Itu adalah ledakan bom di tepi jalan yang menghantam tentara Belanda. Dua tentara tewas," katanya. Lebih dari 1.600 tentara Belanda sekarang ini dikerahkan di Afghanistan sebagai bagian dari Pasukan Bantuan Keamanan Intenasional (ISAF) pimpinan-NATO yang memerangi pemberontakan yang meningkat oleh Taliban. Pemerintah Belanda pada November lalu memutuskan untuk memperpanjang misinya hingga akhir 2010. Sebanyak 16 tentara Belanda telah tewas di negara itu, dalam kecelakaan atau pertempuran. Korban terakhir itu menjadikan 44 jumlah tentara asing yang tewas di Afghanistan tahun ini. Kekerasan telah menewaskan hampir 220 tentara asing tahun lalu. Tiga warga sipil Afghaistan tewas dalam ledakan bom di tepi jalan lainnya dekat ibukota Kabul Jumat, kata polisi. Ketiga pria itu tewas dan satu lainnya luka-luka ketika kendaraan mereka membentur sebuah bom di sebuah jalan yang sering digunakan oleh pasukan Afghanistan dan internasional di provinsi Logar, kata kepala polisi provinsi Ghulam Mustafa. Ia menyalahkan serangan itu gerilyawan yang punya hubungan dengan Taliban. Serangan itu menyusul ledakan bom bunuh diri di provisi Nimroz di Afghanistan baratdaya Kamsi malam yang menewaskan 25 orang termasuk dua pejabat senior polisi. Seorang jurubicara Taliban mengatakan kelompok itu tidak dapat menyatakan bertanggungjawab dengan segera atas serangan di Nimroz. "Kami masih belum dapat mengakui serangan bunuh diri itu. Mujahidin kami di tempat itu belum melapor telah melakukan serangan Kamis," kata jurubicara gerilyawan Yousuf Ahmadi melalui telpon. Serangan Kamis di ibukota provisi Zaranj terjadi di sebuah tempat pasar yang penuh sesak dekat masjid di kota itu. Puluhan jemaah telah meninggakan masjid setelah shalat Isya. Presiden Hamid Karzai mengecam dengan keras serangan ledakan bunuh diri itu. "Orang yang melakukan serangan di tempat pasar sementara sejumah besar orang bekerja untuk hidup mereka adalah musuh agama dan negara," katanya seperti dikutip dari satu pernyataan dari kantor Karzai. "Orang yang melakukan atau memerintahkan serangan pasti akan dihukum oleh Tuhan pada hari kiamat." Lebih dari 8.000 orang, sebagian besar pemberontak tapi juga termasuk sekitar 1.500 warga sipil, telah tewas dalam perlawanan pimpinan-Taliban pada 2007. Taliban dijatuhkan dari kekuasaan pada 2001 dalam serangan pimpinan-AS menyusul serangan 11/9 di AS setelah menolak menyerahkan pemimpin al Qaida Osama bin Laden. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008