Jakarta (ANTARA News) - Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Salahuddin Wahid (Gus Sholah), berharap pemilihan kepala daerah (Pilkada) Jawa Timur pada 23 Juli mendatang bisa berlangsung jujur dan adil sehingga tidak meninggalkan persoalan.
Gus Sholah ketika dihubungi dari Jakarta, Jumat, berharap para kandidat yang tampil juga bersaing secara sehat, tidak melakukan kampanye negatif untuk menjatuhkan pesaing.
"Kita berharap calon-calon tidak saling menyerang, tidak melakukan
black campaign. Berkampanye positif, menyampaikan kelebihan, tidak menyampaikan kekurangan yang lain," katanya.
Ditanya soal polemik kepemimpinan perempuan menyusul majunya Khofifah Indar Parawansa sebagai calon gubernur, Gus Sholah berpendapat hal itu tidak perlu disikapi secara berlebihan.
Apalagi, lanjut adik kandung KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu, undang-undang dan aturan tata negara tidak melarang perempuan untuk menjadi seorang pemimpin. "Kalo saya sendiri tidak ada masalah," katanya.
Menurut dia, polemik kepemimpinan perempuan menjelang Pilkada Jawa Timur bukan murni persoalan agama, namun lebih pada persoalan kepentingan.
Namun demikian, katanya, penolakan sejumlah kiai atas majunya Khofifah adalah fakta politik yang harus dihadapi. Gus Sholah menyarankan mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan itu segera mengunjungi para kiai tersebut untuk menjelaskan permasalahan kepemimpinan perempuan.
Ditanya peluang Khofifah, Gus Sholah mengatakan jika berhasil menjawab keraguan yang ditujukan padanya, Khofifah yang merupakan satu-satunya kader NU yang maju sebagai cagub memiliki peluang besar.
"Karena mayoritas orang Jatim warga NU, maka yang paling bagus gubernurnya berasal dari kalangan NU," katanya.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008