Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot antar-bank Jakarta pada sesi Jumat sore naik enam poin menjadi Rp9.185/9.195 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya. Direktur retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, mengatakan bahwa kenaikan rupiah terhadap dolar AS relatif kecil, karena aktivitas pasar menjelang akhir pekan ini agak lesu. Para pelaku pasar cenderung membeli rupiah ketimbang dolar AS, setelah muncul laporan bahwa pemodal Indonesia salah satu yang aktif menginvestasikan dananya di pasar Asia, setelah Cina dan India, katanya. Menurut dia, membaiknya pasar saham regional juga memberikan pengaruh positif terhadap pergerakan pasar uang di Indonesia. Selain itu bank sentral AS (The Fed) berencana kembali menurunkan suku bunga Fedfun pada pertemuan akhir bulan ini yang akan memicu rupiah terus menguat, katanya. Apabila The Fed, lanjut dia jadi menurunkan suku bunganya paling sedikit 25 basis poin maka rupiah diperkirakan akan dapat mendekati angka Rp9.100 per dolar AS. Kalau kenaikan itu di atas 25 basis poin, maka rupiah akan makin menguat, ujarnya. "Kami optimis The Fed akan segera menurunkan suku bunganya, setelah sektor perumahan AS Maret lalu mengalami penurunan sebesar 11,9 persen, katanya. Rupiah, menurut dia, bisa saja menguat lebih jauh, namun kenaikan rupiah itu juga harus melihat kepentingan orang lain seperti eksportir maupun importir. Oleh karena, menurut dia, keduanya sangat berkaitan erat dengan naik turunnya rupiah dalam melakukan bisnis. Ia mengatakan, posisi rupiah yang mulai membaik dan terus menjauhi angka Rp9.200 per dolar AS karena dolar AS di pasar regional melemah. Pelaku pasar asing cenderung melepas dolar AS membeli mata uang lain seperti euro maupun yen, meski kenaikan yen itu juga kurang disenangi investor Jepang, ucapnya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008