Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mengungkapkan pada pekan ini akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Malaysia dan Singapura sehingga meminta pihak pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) untuk segera menyelesaikan masalah "ekspor" kabut asap ke kedua negara tersebut.
"Minggu ini saya mau ke Malaysia dan Singapura. Tapi, saya tahu minggu kemarin sudah jadi headline, jadi HL, cirebu masuk lagi ke negara tetangga kita. Saya cek cirebu ini apa, ternyata asap. Malu kita kalau nggak bisa menyelesaikan ini," kata Jokowi saat memberikan pengarahan dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) 2019 di Istana Negara Jakarta, Selasa.
Kepala Negara mengakui bahwa tahun ini kembali muncul asap lagi ke negara tetangga, meskipun tidak dalam skala yang seperti 2015 karena sejak 2016-2018 sudah tidak ada asap yang dikeluhkan dari Malaysia dan Singapura.
Baca juga: Satgas terbangkan empat helikopter atasi kebakaran hutan
"Sehingga bapak ibu dan saudara saudari semuanya saya kumpulkan untuk mengingatkan lagi pentingnya mengatasi kebakaran hutan dan kebakaran lahan," kata Jokowi.
Untuk itu, Jokowi meminta Pemda, Gubernur, Bupati, Walikota, dan dibantu jajaran TNI-Polri untuk segera menyelesaikan masalah karhutla yang kembali muncul ini dan menangani api sekecil apapun sebelum membesar.
"Kita ini kan punya infrastruktur organisasi sampai ke bawah. Di desa ada Babinsa semuanya ada. Mestinya itu, begitu muncul kecil sudah ketahuan dulu," jelasnya.
Baca juga: Karhutla muncul di pinggiran Kota Pekanbaru mengganggu pandangan
Presiden meminta semua pihak tidak meremehkan adanya "hotspot" (titik api) dan jika api muncul langsung padamkan jangan tunggu sampai membesar.
"Saya gak perlu bicara banyak-banyak, karena semua sudah tahu cara menangani seperti apa, cara pencegahan seperti apa. Nggak perlu kita ulang-ulang. Jadi, sekali lagi, pertama prioritaskan pencegahan melalui patroli terpadu deteksi dini, sehingga kondisi harian di lapangan selalu terpantau," tegasnya.
Jika api sudah membesar, Jokowi meminta dilakukan langkah-langkah "water bombing" untuk melakukan pemadaman. "Kalau sudah terlanjur gede, itu juga tidak mudah. Tapi memang harus dilakukan kalau api sudah besar.," jelasnya.
Baca juga: Atasi Karhutla, Jokowi: jangan biarkan api membesar baru kita bergerak
Jokowi juga meminta Badan Restorasi Gambut (BRG) untuk melakukan penataan ekosistem gambut dalam kawasan hidrologi gambut agar betul-betul diperhatikan.
"Kalau musimnya panas gini cek bener. Dan harus lakukan secara konsisten. Tinggi permukaan air, tanah, agar gambut tetap basah, dijaga terus, terutama di musim kering," katanya.
Baca juga: Lima daerah di Riau diselimuti asap karhutla
Selain itu, Jokowi juga minta langkah penegakan hukum bagi pelaku yang dengan sengaja melakukan pembakaran hutan dan lahan.
"Saya lihat sudah berjalan cukup baik. Saya pantau, saya monitor di lapangan, dilakukan tanpa kompromi," katanya.
Pewarta: Joko Susilo
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019