Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia akan meminta klarifikasi Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta yang menyatakan pimpinan oposisi Alfredo Renaido (pelaku pembunuhan terhadap dirinya), banyak menjalin komunikasi dengan elemen di Indonesia."Kita tunggu Departemen Luar Negeri (Deplu) untuk mengklarifikasi hal itu," kata Wapres Jusuf Kalla usai salat Jumat di Jakarta.Ia mengaku belum mengetahui pernyataan yang disampaikan Horta sepulang dari Australia untuk menjalani perawatan pascapenembakan atas dirinya oleh kelompok Alfredo. Hal senada dilontarkan, Menteri Pertahanan (Menhan) Juwono Sudarsono bahwa hingga kini pemerintah tengah menunggu penjelasan dan klarifikasi atas pernyataan Presiden Horta. "Untuk itu, kami juga belum bisa menganalisa pesan atau maksud di balik pernyataan Horta tersebut," katanya. Dari New York dilaporkan, Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda mengatakan akan meminta Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta memberikan bahan bukti yang dapat menguatkan dugaan yang dilontarkan Horta bahwa pemimpin pemberontak Timtim Alfredo Reinado mendapat dukungan dari "elemen" di Indonesia. Jika Timor Leste dapat memberikan bahan-bahan yang dimaksud, maka Indonesia siap untuk menindaklanjuti dugaan tersebut, katanya. "Kita ingin dugaan itu juga didukung dengan substansi," kata Hassan ketika menjawab ANTARA-New York. Sebenarnya bagi Indonesia tidak sulit untuk mencoba menyelidiki kebenaran dugaan tersebut asalkan pihak Timor Leste dapat memberikan dukungan bahan, demikian Menlu. "Kita "sih" terbuka saja. Kalau ada informasi, misalnya pembicaraan telepon, hubungan (aliran, red) keuangan, berikan kepada kita. Gampang kok melacaknya," katanya. Jika informasi dapat diberikan, tambah Menlu, tidak hanya Deplu melainkan berbagai institusi lainnya termasuk pihak Imigrasi yang akan melakukan pelacakan. Menlu mengisyaratkan keinginan Jakarta bahwa Timor Leste tetap menjalankan komunikasi yang baik dengan Indonesia.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008