Semarang (ANTARA News) - Ketua DPD Partai Golkar Jawa Tengah yang juga calon Gubernur Jateng 2008, Bambang Sadono, merasa yakin kekalahan calon partai ini dalam Pilgub Jawa Barat dan Sumatera Utara tidak akan terulang di Pilgub Jateng. Ditemui usai bersilaturahmi dengan pengurus Perhimpunan Tempat Ibadah Tri Darma di Kelenteng Tay Kak Sie, Gang Lombok, Semarang, Jumat, ia mengatakan hasil pemilihan di Jabar dan Sumut menunjukkan bahwa rakyat memiliki logika sendiri dalam menentukan kepala daerah. Menurut dia, selama dua tahun mempersiapkan diri maju Plgub, pihaknya berusaha melakukan pendekatan dengan logika yang ada di masyarakat, bukan berdasarkan teori yang selama ini ternyata tidak terbukti di Pilgub Jabar dan Sumut. "Saya memahami (masalah) itu karenanya sering turun ke bawah, mendengar aspirasi rakyat," kata Bambang, yang menggandeng Ketua PWNU Jateng, Muhammad Adnan sebagai cawagub. Ia menjelaskan, sebelumnya muncul teori bahwa pejabat lama (incumbent) memiliki peluang besar dibanding calon lain, namun dalam Pilgub Jabar menunjukkan pejabat lama dikalahkan pendatang baru. Teori lain, katanya menambahkan, hanya kandidat yang memiliki banyak uang yang bisa memenangi Pilgub, namun duet Ahmad Heryawan dan Dede Yusuf yang dana kampanye hanya ratusan juta rupiah, ternyata keluar sebagai pemenang. Teori lain, katanya, kandidat muda juga memiliki peluang besar, namun Pilgub Sumut menunjukkan calon tua juga bisa mengungguli pasangan yang lebih muda. "Teori-teori itu semuanya salah. Kenyataan ini menunjukkan, rakyat memiliki logika sendiri dalam menentukan pilihannya," katanya. Menurut dia, bukan merupakan fenomena aneh dan luar biasa bila partai pemenang pemilu legislatif jagonya kalah dalam pemilihan kepala daerah, sebab kejadian ini juga dialami di berbagai daerah, termasuk di Kabupaten Banyumas. Hasil turun ke bawah menjumpai langsung masyarakat bawah disertai dengan terus menguatkan jaringan yang dilakukan dirinya selama dua tahun ini, menurut dia, memberi makna positif bagi dirinya, seperti terlihat dari hasil survei lembaga independen. Hasil survei itu menunjukkan dirinya bukan saja menangguk popularitas paling tinggi dibanding calon dan tokoh lain, melainkan juga memperoleh dukungan paling tinggi di antara cagub lainnya. Mengutip Ketua Umum Partai Golkar, Muhammad Jusuf Kalla, Bambang mengatakan, kekalahan Partai Golkar dalam Pilgub Jabar dan Sumut harus menjadi bahan evaluasi seluruh kader partai berlambang pohon beringin ini, sebab dua provinsi ini merupakan lumbung suara Golkar. Menurut dia, apa yang dilakukan dalam menghadapi pilgub sudah berada di jalur benar, yakni melakukan pendekatan langsung kepada rakyat, menenmui tokoh, dan memperkuat soliditas partai, serta memperkokoh jaringan. "Saya yakin kader Partai Golkar (Jateng) paling loyal dan itulah yang membuat Golkar solid. Organisasi dihormati orang kalau dia solid," katanya. Karena itu, meskipun pasangan Bambang-Adnan hanya didukung satu partai dengan hanya 17 kursi di DPRD Jateng, Bambang tetap yakin bisa keluar sebagai pemenang. Selain Bambang-Adnan, pasangan lain yang maju adalah Bibit Waluyo-Rustriningsih (PDIP, 31 kursi DPRD Jateng), Agus Soeyitno-Kholiq Arief (PKB, 15 kursi), Muhammad Tamzil-Abdul Rozaq Rais (PPP-PAN, 20 kursi), dan Sukawi Sutarip-Sudharto (Partai Demokrat-PKS, 17 kursi). (*)
Copyright © ANTARA 2008