Jakarta (ANTARA News) - Indonesia akan menarik pinjaman program dari Bank Dunia pada 2008 sebesar 1,2 miliar dolar AS untuk menutup defisit APBNP 2008 yang mencapai 2,1 persen dari PDB atau Rp94,5 triliun. Dirjen Pengelolaan Utang Depkeu, Rahmat Waluyanto, di Jakarta, Jumat, mengatakan pemerintah akan menarik pinjaman program pada 2008 sebesar 2,9 miliar dolar AS, dimana pinjaman program lainnya akan berasal dari Bank Pembangunan Asia (ADB) sebesar 1,1 miliar dolar AS, dan Japan Bank for International Cooperation (JBIC) sebesar 500-600 juta dolar AS. "Kapasitas masing-masing (institusi internasional-red) untuk memberikan pinjaman itu kan beda-beda" katanya, saat ditanya tentang alasan komposisi pinjaman program tersebut. Dia juga mengatakan, sebagian dari pinjaman program dari JBIC akan dikaitkan dengan isu perubahan iklim. "Kita sudah punya komitmen pinjaman program yang terkait dengan `climate change` dari JBIC yang mencapai sekitar 300 juta dolar AS. Itu bagian dari 2,9 miliar dolar AS (pinjaman program tahun ini-red)," katanya. Sementara itu, Direktur Evaluasi, Akuntansi, dan Setelmen Ditjen Pengelolaan Utang Depkeu, Wijanarko, mengatakan salah satu pinjaman program Bank Dunia, yakni "Infrastructure Development Policy Loan" sebesar 200 juta dolar AS akan ditandatangani pada Mei 2008 ini. Menurutnya, pinjaman itu merupakan pinjaman yang seharusnya ditarik pada tahun lalu, namun gagal karena pemerintah belum memenuhi "policy matrix" yang dipersyaratkan. "Pemerintah belum melaksanakan `refund` atas `miss-procurement` proyek Bank Dunia. Statusnya dialihkan ke APBN 2008," katanya. Sedangkan untuk mengganti pinjaman program yang gagal ditarik tersebut, katanya, pemerintah terpaksa menarik pinjaman cadangan (stand by loan) dari Bank Pembangunan Islam (IDB) pada tahun lalu sejumlah 200 juta dolar AS. (*)
Copyright © ANTARA 2008