Beijing (ANTARA News) - Sejumlah ahli kesehatan China memperkirakan perokok pasif di negara itu jumlahnya sekitar 540 juta jiwa dari total penduduk 1,3 miliar jiwa."Perokok pasif, terutama sekali yang ada di ruangan umum, telah menjadi sebuah masalah kesehatan serius di China," kata Wakil Sekjen Federasi Lingkungan Seluruh China (ACEF),Li Hengyuan sebuah organisasi nondepartemen, seperti dikutip Xinhua, di Beijing, Jumat.Perokok pasif, artinya secara tidak sengaja mengisap asap dari produk tembakau, yang dapat meningkatkan kejadian penyakit jantung dan pernapasan dan bisa pula menyebabkan kanker paru-paru. "Satu-satunya cara untuk melindungi masyarakat umum sebagai perokok pasif adalah menerapkan larangan merokok di tempat umum dan kerja," kata Li. Pemerintah Ibukota Beijing akan memulai melarang merokok di tempat umum pada tanggal 1 Mei 2008. Pemerintah kota itu telah mengeluarkan sebuah ketentuan yang berisi larangan merokok di sejumlah tempat umum pada 10 April 2008 untuk menggantikan peraturan lama yang diterapkan pada tahun 1995. "Peraturan baru itu adalah yang pertama kali yang melarang diterapkan di kantor," kata seorang pejabat Komisi Kesehatan yang berada di bawah Pemerintah Kota Beijing, Rao Yingsheng.. Larangan merokok juga diberlakukan di rumah sakit, sekolah, restoran, kafe, tempat olah raga, bandar udara, stasiun kereta api, ruang hotel, serta tempat parkir. Li menyarankan bahwa larangan merokok sebaiknya ditulis dalam undang-undang dan pemerintah mendorong lembaga swadaya masyarakat (LSM) untuk mengawasi pelaksanaannya. "Kami akan bekerja, selangkah demi selangkah, untuk mewujudkan larangan merokok di seluruh tempat, termasuk menghapuskan ruangan untuk merokok," katanya. China setidaknya memiliki 350 juta perokok, sebanyak 14,28 persen dari jumlah itu adalah remaja, demikian sebuah laporan yang dikeluarkan Kementrian Kesehatan tahun 2006. Diperkirakan terdapat dua juta penduduk China yang akan meninggal akibat merokok tahun 2020 dan separuhnya dari jumlah itu berusia antara 35 hingga 64 tahun. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008